20. Seblak

20 4 0
                                    

Vin temenin gue sekarang
Di Seblak kang aman

Setelah mengirimkan pesan kepada Davin, Nur memesan ojek online dan menuju seblak kang aman.

Setelah sampai dia langsung memesan dua mangkok seblak. Satu dengan toping ceker level 3 dan satunya lagi toping sosis level 2. Dan dua jus mangga.

Terlihat dari tempat duduknya, Davin berjalan menghampirinya. Davin datang dengan wajah khawatirnya. Sebab iya telah paham, jika Nur memintanya seperti itu pasti sahabatnya itu tengah ada masalah.

Setelah duduk di hadapan Nur. Davin langsung mengeluarkan pertanyaannya. Dia tak tahan berlama-lama hanya menatap wajah sedih cewek didepannya itu.

"Kenapa?" Tanya Davin membuat Nur mengalihkan pandangnya. Dari kotak tisu ke muka Davin.

"Gak apa apa."

Davin sudah sangat paham dengan arti kata gak apa-apa yang keluar dari mulut cewek. Gak apa-apa yang berarti ada apa-apa. Davin hanya menghela nafas malas. Dasar cewek, langsung cerita aja susah amat. Pikirnya cewek itu sangat bertele-tele. Apa harus dipaksa bertanya dulu baru mau bercerita.

Tak selang lama pesanan mereka datang. Dengan Nur seblak topimg cekernya dan Davin toping sosis.

Davin hanya menunggu. Biasanya Nur akan bercerita disela makannya. Davin menyeruput jus mangga miliknya. Sambil sesekali memperhatikan Cewek didepannya.

Nur mengaduk sambil mendinginkan seblaknya. Sambil menunggu dingin seblaknya, Nur meminum jus mangganya. Dia masih enggan bicara. Mungkin untuk masalah satu ini akan dia pendam sendiri.

"Gimana nonton futsalnya seru?" Tanya Davin memecah kesunyian. Davin tahu sebab Nandi mengajak Nur ketika mereka makan bersama di kantin tadi.

"Biasa aja. Oh iya, lu dari rumah langsung kesini?"

Davin menyadari jika Nur mencoba mengalihkan pembicaraan. Mungkin terjadi masalah saat di futsal tadi, pikirnya.

"Iya gue dari rumah langsung kesini, takut lu ancurin warung kang aman."

"Garing lu ahh. Abis ini ke mall yuk."

"Mau ngapain?"

"Lihat kali aja ada film bagus."

Setelah obrolan singkat antar keduanya, mereka melanjutkan acara makan mereka.

Terlihat wajah keduanya bersimbah keringat akibat serangan pedas dari seblak mereka. Seblak kang aman adalah seblak favorit mereka berdua. Mereka juga sudah bersahabat dengan kang aman. Tapi mentang-mentang sahabat gak sampe ngutang juga kali.

"Kok ini pedes banget sih Nur. Biasanya gak pedes banget kek gini?"

"Cabenya lagi bagus kali. Masih seger, ngangkut dipinggir jalan. Atau mungkin temen cabe yang tadi ada di tempat futsal."

"Ohh jadi ada cabe di futsal tadi. Cabenya cabe apa, cabe rawit yang bikin pedes di mulut atau cabe lentik yang bikin pedes mata sampe ke hati?"

"Cabe norak yang sok cantik senyum mulu pamerin behel murah yang palingan cuma 200 rebuan."

"Lu pasang behel juga dong yang lebih mahal abis itu pamerin balik ke dia, sambil bilang harga behel lu lebih mahal dari dia, harga behel lu 250 rebu."

"Ogah norak banget anjir. Gigi gue udah cantik. Gue gak sanggup bikin lu tambah gak berkedip natap gue."

"Lu perhatian banget sih sama gue. Sama mata gue aja perhatian apalagi sama kesehatan hati gue."

AmigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang