14. Pulang

24 5 2
                                    

Dua hari berlalu dengan cepat. Setelah menghabiskan waktu liburan bersama keempat dara itu kini tengah berada di Bandara menunggu jadwal penerbangan mereka. Yuli menatap satu persati sahabatnya. Yuli masih ingin bersama mereka, tiga hari terasa sangat singkat jika dihabiskan bersama orang yang disayang, begitulah yang Yuli rasakan saat ini. Yuli telah meminta ketiga sahabatnya untuk menetap lebih lama lagi bersamanya, namun tak ada yang mengabulkan keinginan Yuli. Ketiga sahabatnya memiliki kesibukan masing-masing, Kima yang tengah menyiapkan ujian nasionalnya, Yani dan Nur yang sibuk belajae menghadapi Ujian tengah semester.

Pemberitahuan telah terdengar menginformasikan penerbangan mereka akan berangkat sebentar lagi. Mereka berpelukan, suasana haru kembali terjadi. Deraian air mata kembali menghiasi perpisahan mereka. Mereka benci saat seperti ini, andai mereka terlahir didaerah yang sama, mungkin air mata tak akan sesering ini menghiasi persahabatan mereka.

"Nak, yok ntar ditinggal pesawat." Ucap Mama Yuli yang membuat mereka melepaskan pelukan.

"Tante, kak Gilang, Yani pamit ya, salam buat Om sama Eki ya. Ntar Ajak Om main ke Tuban ya Tan." Ucap Yani sambil menahan ingusnya yang hampir keluar.

"Nih untung kakak bawa tisu." Gilang memberikan tisu yang sudah dia siapkan untuk moment ini.

"Tante cantik, makasih ya udah baik sama kita, udah ngasih liburan gratis, makan, ongkos, banyak dah. Makasih buat semuanya. Tante juga main ke Palembang ntar Kima kasih pempek banyak. Kak Gilang makasih sering beliin kita es krim. Salam juga untuk Om sama Eki." Lanjut Kima sambil mengambil tisu di tangan Yani.

"Tante gaullllll." Nur menangis sejadi-jadinya memeluk erat Mama Yuli."Tante makasih ya, udah jadi Mama Nur selama 3 Hari. Tante baik banget, Nur pasti bakal rindu banget sama tante. Tante juga kalo ke Jakarta mampir ke Tangerang ya tan." Nur melepaskan pelukannya beralih ke Gilang, dia tak malu memeluk Gilang. Disini dia menganggap Gilang sebagai kakaknya."Kak Gilang, makasih ya buat semuanya. Kakak baik banget sama Nur, sering fotoin, sering ngasih es krim, sering ngajak makan bakso, nanti kakak harus ke Tangerang pokoknya." Gilang hanya tersenyum menatap wajah polos Nur sambil mengusap puncak kepala Nur. Gilang memang terbilang lebih dekat dengan Nur daripada yang lainnya.

"Anak-anak tante yang cantik, tante juga makasih kalian udah mau main kerumah Yuli. Tante gak bisa ngasih lebih cuma bisa itu doang. Jadi maafin tante ya kalo selama dirumah tante ada salah. Dan iya ntar yah tante bakal ke Tuban, Palembang sama Tangerang juga. Salamin juga buat keluarga disana. Kalian hati-hati kalo udah nyampe kabarin kita ya. Sini peluk berempat." Setelah cukup lama berpelukan mereka melepaskan pelukan dan bersiap-siap meninggalkan Bandara.

Kima, Yani dan Nur berjalan bersamaan sambil melambaikan tangan kearah Yuli. Disana Mamanya merangkul Yuli yang kembali menangis.

Gilang menatap ketiga sahabatnya itu. Dia tersenyum dan berteriak."Adek-adek abang tungguin abang dateng ya, abang sayang kalian." Sambil melambaikan tangan.

Kini Yuli semakin menangis setelah ketiga sahabatnya tak terlihat lagi. Gilang ikut memberikan rangkulan ke adiknya itu.

"Yul, ntar november kita ke Tangerang." Ucap Gilang yang membuat mata Yuli berbinar dan menghentikan tangisnya.

"Serius kak. Kakak mah banyak bohongnya."

"Janji." Gilang memberikan jari kelingkingnya yang disambut jari keingking Yuli diiringi senyuman dari ketiga orang disana.

"McD dulu yok." Tawar sang Mama ke kedua anaknya.

"Yokkk." Sahut bahagia Yuli dan Gilang bersamaan.

**
Jam 8 malam pesawat yang ditumpangi Nur kini telah mendarat dengan selamat di Bandara Soeta. Nur memeriksa iphonenya, tak ada satupun notif dari Nandi. Bahkan chat terakhir yang dikirim Nur jam 9 pagi tadi sampai malam ini belum menampilkan centang birunya.

AmigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang