34 - Full time.

60 2 0
                                    

Saat Ricko masuk kedalam rumahnya, Syilla langsung menghampur ke pelukannya. Syilla menepuk-nepuk pipi Ricko, lalu memutar badannya.

"You oke?" Tanya Syilla.

Ricko memicingkan satu alisnya. "Yes i'm oke."

Syilla bernafas lega, itu artinya hanya sekedar mimpi.

"Kenapa sih?" Tanya Ricko.

"Nggak, nggakpapa, " jawab Syilla.

Nicko berjalan santai dengan hoodie-nya. Sangat tampan dan cool. Malas di rumah akhirnya dia ikut sang kakak ke rumah SYILLA yang notablenya adalah seorang kekasih dari KAKAK-nya.

"Mama sama papa lo kemana?" Tanya Ricko.

"Bandung, reuni SMA," jawab Syilla.

Nicko menatap Syilla. Gadis itu bertambah cantik saja setiap harinya. Apa-apaan pikirnya itu? Tapi tidak salahkan memuji apa yang dia lihat? Mengeluarkan apa yang dia pikirkan? Sudahlah lupakan saja.

"Kalian berdua mau minum apa?" Tanya Syilla.

"Nggak usah repot-repot Syil, kalo bisa es teh manis," jawab Ricko.

"Ck, itu namanya nggak usah repot-repot ya?"

Ricko terkekeh, mengacak rambut Syilla. "Gitu juga boleh."

"Mm... Nick?" Jika tidak begitu Nicko tidak akan menjawabnya.

"Lo."

Mata Syilla membulatkan matanya lebar mendengarnya. "Ha? Maksudnya?"

"Es teh kayak kak Ricko yang buat lo, gitu maksudnya!" Jawab Nicko muka datarnya. Syilla pikir apa.

Syilla mengangguk. Lalu membuatkan minum untuk mereka berdua. Setelah itu Syilla membawa nampan berisi PESANAN mereka berdua.

"Dua puluh ribu!" Ucapnya.

"Bayar nih ceritanya?" Tanya Ricko mengeluarkan dompet andalannya.

"Kalo bisa sih lebihin! Tuh yang merah tuh!" Syilla mengintip dompet Ricko yang tebal itu.

"Ijo tuh mata!" Cerus Ricko.

Daripada menjadi nyamuk yang tidak dianggap. Nicko menyibukkan dirinya dengan cara memainkan ponselnya. Game. Apapun gamenya yang penting bisa membuat Nicko tidak dianggurin.

"Gue cabut!" Ucap Nicko.

"Kemana?" Tanya Ricko.

"Amel sakit!" jawab Nicko.

Ricko mengangguk sedangkan Syilla menautkan kedua alisnya. Mereka berdua jadian?

"Amel sama Nicko...."

"Duduk sini, emang nggak capek dari tadi berdiri terus?" Tanya Ricko.

Syilla tahu Ricko mengalihkan pembicaraan.

"Lumayan."

Ricko merangkul pundak Syilla dan tangan satunya meraih remote TV.

"Habis ini jalan mau?" Tanya Ricko.

"Nggak, capek. Naik motor atau kalau enggak mobil," jawab Syilla.

"Untung pacar loh Syil, kalau bukan udah gue tendang sampai tanah Papua."

"Aceh aja deh." Tawar Syilla.

"Bentar bentar gue ubah dulu rutenya."

"Jangan lama-lama, kecuali kamu gapapa aku kenapa-napa."

Ricko mendengus kesal, mulai nih jadi Starla yang sudah menghilang beberapa bulan lalu.

"Hema udah nggak ada!"

I Promise [Always] Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang