Chapter~6

9.1K 333 8
                                    

(Mulai dari part ini saya mengubah karakter arga sekaligus mengubah alur cerita dan saya memperbaiki bahasa menjadi lebih baik)

Icha pov

Setelah insiden kemarin saat arga memaksa ku jadi miliknya dan sekarang aku resmi menjadi pacar arga ananta pradipta sepanjang menuju koridor banyak yg metapku dengan tatapan tak suka dan ada juga yg membicarakan ku dari belakang

"Itu cewe ny arga kan?

"Iya, pasti arga di pelet tuh sama dia

"Sok cantik bgt

"Dasar anak baru centil

Kira kira seperti itulah bisikan yg tak mengenakan dari para penggemar arga, icha hanya bisa menutup mata dan telinganya seolah tak terjadi apa apa

Aku memasuki ruang kelas dengan wajah kusut, kejadian di koridor tadi sukses membuat mood ku hancur

"Cha lo gk papa? Aku berjalan menuju mejaku dan meletakan kepalaku di atas meja tak berniat membalas pertanyaan rhea

"Ciye yg udah pacaran sama arga.." aku mendongak menatap katerine dengan tatapan jengah

"Cha lo gk papakan? Gk sakit atau gimana gitu? Aku hanya menggeleng sebagai jawaban lalu berbalik mengambil headset dari tas ransel, musik adalah cara terbaik saat sedang bad mood
Aku memutar lagu imagination dengan volume tinggi sambil sesekali bernyanyi mengikuti alunan lagu

Brak...

Aku terlonjak saat meja ku tiba tiba di gebrak oleh seseorang mungkin bukan hanya aku tapi juga seisi kelas kaget di buatnya

"Ikut gue" arga menarik pergelangan tangan ku,"sakit" itu yg aku rasakan mau tak mau aku harus mengikuti kemana arga membawaku, dan disini lah aku di kantin sekolah aku menyernyit mengapa arga membawaku ke sini?
Kami berdua menuju meja dimana teman teman arga berkumpul, siapa lagi kalau bukan raka,rizky dan juga rido

Arga menatap tajam kearah trio R itu dan seolah mengerti dengan tatapan arga mereka segera meninggalkan kantin dan menuju kelas

"Duduk" titah arga dan aku hanya menurutinya

"Bi bakso 1 sama es jeruk ya" teriak arga pada bi kantin, aku hanya diam seperti orang bodo yang siap untuk di perintah kapan saja

Setelah hidangan tersedia di atas meja, arga terus menatapku dan itu membuatku risik

"Tunggu apa lagi cepetan Makan"

Aku hanya menggeleng sebagai jawaban, aku heran mengapa sikapnya berubah menjadi dingin seperti ini? Yaa walaupun sejak dulu sikapnya memang dingin tapi kali ini dia sulit untuk di ajak berkomunikasi

"Arga, gue gak laper"

"Gk usah bohong, gue tau lo gk sarapan tadi"

"Lu kok.." aku seketika terdiam melihat kilatan amarah yg terpancar di mata arga

Mau tak mau aku harus memakan nya dengan cepat karna sebentar lagi bel masuk, tak terasa makanannya sudah tak tersisa lagi

"Ga makanan nya udah abis, gue balik ke kelas dulu ya, byee"

"Tunggu" aku sontak berhenti dan berbalik menatap arga, dan cowo itu dia mendekati ku

"Belajar yang rajin" arga mengacak ngacak rambut ku dan itu sukses membuat darah ku berdesir, kemana arga yg dingin tadi dan kemama kilatan amarah yg di pancarkannya tadi? yang kukihat hanya senyum manis dan tatapan lembut, aku membalas senyumannya dan segera berlari menuju kelas berharap semoga dia tak menyadari pipiku kini tengah memanas karna perlakuan kecilnya itu

Aku melirik jam tangan ku menunjukan pukul 7. 20 itu artinya aku terlambat di pelajaran sejarah selama 20 menit, takut itulah yg aku rasakan pasalnya aku belum pernah terlambat atau pun bolos di semua mata pelajaran terlebih lagi guru sejarah atau bu rahmi termasuk guru killer

Aku memberanikan diri untuk masuk ke kelas
"Permisi, maaf bu saya telat" ucapku takut takut, kulihat semua teman teman dan bu rahmi menatap ke arah ku

"Dari mana saja kamu? Bu rahmi berjalan ke arah ku dengan memegang buku yg di taruh di belakangnya

"Emm itu bu.." ucapan ku terpotong oleh seseorang

"Marissa tadi saya ajak ke kantin bu soalnya dia punya oenyakit magh dan belum sempat sarapan" ucap seseorang yg tiba tiba berdiri di belakangku, siapa lagi kalau bukan arga.

setelah mengucapkan itu bu rahmi langsung menyuruhkan ke tempat duduk dan melanjutkan pelajaran. Aku tersenyum sekilas kepada arga tanda terima kasih lalu pria itu segera pergi, arga adalah pria yg sulit di tebak kadang dia bersikap manis, kadang bersikap kasar yg membuatku menitihkan air mata, sebenarnya apa yg diinginkan takdir dariku bertemu dengan arga adalah musinah sekakigus anugra di saat yg bersamaan. Apakah aku sudah jatuh cinta padanya? Pertanyaan itu terus muncul di benak ku, aku mulai menyadari bahwa aku benar benar jatuh cinta padanya, kalian pasti menggapku bodoh karna telah jatuh cinta pada iblis seperti arga, tapi apa boleh buat? Perlakuan kecilnya membuatku luluh dalam sekejap

Huft...aku menghela napas panjang saat pikiran ku kembali mengingat kejadian kemarin, aku tidak percaya dengan ucaoan arga yg mengtakan bahwa gadis yg ditelpon itu sepupunya, lagi pula jika benar itu sepupunya apakah pantas kalau sepupu menggunakan panggilan mesra dan nada yg lembut khas orang pacaran? Hmmm menanyakan kepada arga pun percuma.

Autor pov

bel istirahat kini berbunyi seperti biasa arga dkk nongkrong di kantin sambil melihat siswi siswi centil yg berpakaian ketat tak terkecuali arga yg sudah menggaet kakak kelas nya yg bernama laura di pangkuannya, tangan arga dengan nakalnya memegang bokong laura, laura tak tinggal diam wanita itu justru mengalunkan tangannya dan mulai mendekatkan wajah nya ke arah arga namun..

Bugh

Laura terjatuh karna arga yg tiba tiba berdiri, bukannya membantu laura berdiri arga justru mengabaikan nya dan berlari kecil menuju seorang gadis yg sedari tadi melihat kejadian hot itu, yah gadis itu adalah icha
icha tak sengaja melihat arga dan kakak kelasnya itu bermesraan dan itu membuat hatinya mencelos

"Knp lama? Trus sms gue juga gk di jawab" tanya arga dengan sikap dingin

"gue udah jawab dari tadi tapi mungkin lo lagi SIBUK sampe gk nge liat chat gue" icha berbicara dengan menekankan kata sibuk agar arga sedikit peka

Arga tak menghiraukan ucapan icha dan membawa gadis itu menuju mejanya

"Bi.. pesen baks..." ucaoan icha lagi lagi di potong oleh arga

"Yg nyuruh lo pesen siapa?

"Lah terus? Icha menatap heran kepada cowo menjengkelnya di hadapannya itu

"Gue yg pesenin, bii nasi goreng sama jus alpukat 1" teriak arga ke bi kantin

"Ish apaan sih, gue gk suka jus alpukat

"Mau ngebantah? Ucapan arga sukses membuat icha bungkam seketika dan hanya pasrah

"Arga pulang sekolah temenin gue ke toko buku ya? Icha mencoba mengganti topik pembicaraan sambil menunggu pesanan

Arga hanya mengangguk sebagai jawaban, ternyata layar ponselnya lebih menarik di banding icha.

ARGA ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang