2

103 18 2
                                    

Mengerti dan dimengerti itu adalah hal yang mudah di ucapkan, namun sulit untuk dilakukan

-RENATA ADRIANA (RENA)


Semalam adalah hari yang mengesankan bagi Atifa, karena ia bertemu dengan cowok yang mengesankan baginya.

(bagi aku biasa aja tuh😁😁- author).

Dan juga Althaf memgiriminya pesan hingga Atifa terlelap. Yang membuat senyuman atifa tak luntur sampai pagi ini . Namun, kini Atifa merasa takut untuk bertemu Althaf. Entah mengapa ia merasa seperti itu.

Kini atifa telah sampai dikelasnya namun, senyuman di bibirnya tidak hilang sejak tadi pagi. Yang membuat viola dan rena heran dengan sikap Atifa hari ini.

"Elo kenapa deh tif, gak biasanya lo senyam senyum gitu" tanya rena heran. Yang duduk dibelakang atifa.

" hmm... gak tau. Ehh lo tau tadi malam kak Althaf nge-chat gue di Dm, dia tu perhatian banget "
Jawab atifa sambil tersenyum senyum

"Hah Atifa kenapa?, Atifa sakit yaa, coba sini vio periksa" tanya viola sambil menyentuh dahi atifa.

" enggak panas kok, kenapa tifa jadi kayak orang gila gini sih" viola terlihat khawatir dengan keadaan atifa saat ini. Namun, berbeda dengan rena yang dibuat kesal oleh perkataan viola tadi.

" ishhh, lo polos apa emang bego sih vio? Dia gak sakit bego, " mendengar perkataan rena membuat viola cemberut.

" ihh rena mulutnya ya gak bisa
dijaga "

" ehh udah jangan berantem elah, karena gue lagi seneng jadi kalian gak boleh berantem, ok" Kata atifa meredakan pertengkaran kedua temannya itu.

Kini bel telah berbunyi ,, semua siswa mulai berdatangan di kelas dan kini guru kimia mereka pun masuk. Pelajaran kini mulai terasa membosankan ditambah lagi dengan guru yang amat terrrrrr-killeeeerr se antero SMA KARYA BANGSA. Kini bel yang telah ditunggu tunggu semua siswa terutama Atifa, viola dan rena telah berbunyi.
Kringggggggggggg
Kini semua siswa menuju kantin termasuk tiga sekawan Atifa , viola dan rena. Kini mereka duduk sambil memakan makan yang sudah mereka beli tadi. Namun, tiba tiba atifa tersedak karena melihat ........
Althaf dan ia mendadak salah tingkah.

" uhukk uhuk" rena langsung memberikan Atifa air.

" nih minum dulu, lo kenapa sihh" tanya rena dengan heran

" lo liat apa sampe keselek kayak begitu"

" gak... gak liat apa apa kok ren"
Jawab atifa dengan terbata bata yang membuat rena curiga, lalu melihat sekekeling dan ternyata ia melihat sesosok pria yang ingin ia hindari , yaitu Althaf yang sedang mengantri membeli makanan.
Seakan tersadar apa yang dilihat rena, Atifa langsung mengalihkan pembicaraan mereka.

" ehh udah gak ada apa apa kok ren, santai aja. Ihh vio makannya yang bener dong jangan berantakan kayak gitu" mendengar hal itu membuat keduanya diam.

Suasana yang hening antara mereka terhenti karena dikejutkan dengan kedatangan Althaf dan kedua temannya yaitu zaidan dan daffa. Yang tiba tiba berdiri di hadapan mereka.

" hai, kita boleh gabung gak?" Tanya Althaf dengan ramah. Sedangkan Atifa sekawan masih terkejut lalu mengangguk tanda menginzinkan mereka duduk bersama.

" bo... boleh kok kak" jawab atifa dengan gugup.
Kini mereka duduk bersama. Mereka saling bercanda ria kecuali rena, ntah mengapa ia menjadi diam. Dan tiba tiba ia beranjak dari tempat duduknya

" gue selesai, gue balik duluan." Rena pergi yang membuat suasana yg tadinya riuh akan canda kini hening dengan sikap rena yang berbeda seperti ini.

Bel pun berbunyi atifa dan viola berjalan menuju kelas mereka dan Althaf dkk pun begitu. Setelah sampai di kelas mereka tak melihat rena yang membuat Atifa heran kembali.

" vio, rena kemana? Kok gk ada?" Tanya atifa pada rena yg sedang sibuk menyiapkan buku untuk pelajaran matematika berikutnya.

" mana viola tau tifa. Kan vio daritadi sama tifa terus" Atifa hanya mengganguk dengan jawaban viola tadi dan kembali fokus kedepan karena guru matematika mereka sudah masuk.

Waktu tersisa tinggal 5 menit lagi sebelum bel pulang dibunyikan. Namun rena belum juga kembali ke kelas yang membuat atifa semakin khawatir terhadapnya. Akhirnya bel dibunyikan tringggggggggggggg.

Semua siswa bergegas meninggalkan kelas, namun berbeda dengan atifa dan violla yang menunggu rena datang ke kelas dan membawa tasnya.

"Tifa, rena mana ya kok dari tadi dia gak masuk?" Kini viola yang bertanya kepada tifa

" gue juga gak tau vi, makanya kita tungguin bentar yaa" jawab Atifa yang dibalas anggukan oleh vio. tak berselang lama,setelah membicarakan rena,akhirnya rena kembali ke kelas dengan wajah yang sembab, mata yang bengkak dan berantakan.

Rena segera mengambil tasnya tampa memerdulikan teman temannya yang terus bertanya tentang keadaannya ini.

"Ren. Rena lo kenapa? lo abis nangis, bilang ke kita siapa yang udah buat lo nangis ren? Jangan buat kita khawatir ren, jawab dong" atifa bertanya kepada rena namun tak di jawab justru hanya di tatap dengan tatapan tajam penuh kebencian pada atifa. Lalu ia berjalan keluar namun berhasil dicegah tifa dengan memegang pergelangan tangan rena

" lo kenapa ren?" Atifa kembali bertanya

" lepasin gue, ini bukan urusan lo, jangan ikut campur" rena langsung menghempaskan genggaman tangan atifa dengan kasar dan berlari keluar kelas. Melihat hal itu Atifa terkejut karena kata kata rena yang menusuk dan seolah mereka tak bersahabat. Tak terasa sebulir air mata atifa jatuh membasahi pipinya itu.

" tifa udah, jangan dimasukin ke hati omongan rena, mungkin rena lagi ada masalah dan belum bisa cerita ke kita yaa" viola berusaha menenangkan tifa yang menangis. Setelah tenang mereka beranjak keluar kelas dan pulang ke rumah masing masing.

Sesampainya di rumah, ia langsung disambut kesunyian rumah karena hanya dihuni oleh dirinya dan bi inah. Ia masuk dengan langkah gontai menuju kamar dan meletakan semuanya di sembarang tempat, yang penting ia ingin istirahat sekarang untuk menenangkan pikirannya sejenak. Kini ia menatap awang awang langit kamarnya yang bernuansa pink muda dan putih di seluruh sudut kamarnya.

 Kini ia menatap awang awang langit kamarnya yang bernuansa pink muda dan putih di seluruh sudut kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya sepi dan ntahla. Atifa selalu merasa kesepian karena selalu ditinggal seorang diri karena orang tuanya yang workholic diluar negri. Ditambah lagi sikap rena yang tiba tiba berubah padanya.

" apa gue ada salah ya sama rena, perasaan enggak deh tapi dia kenapa?" Atifa terus bertanya tanya dalam hati tapi tetap saja ia tak menemukan jalan keluar dari permasalahannya itu.
Semakin memikirkannya semakin membuat kepala atifa pusing dan ia memejamkan mata untuk mengistitahatkan tubuh dan pikirannya yang lelah ini, tak terasa kini tifa telah memasuki alam mimpi indahnya.
















Hello guyssss
Semoga suka ceritanya yaaa
Jangan lupa vote dan comen yaaaa
Byeeeee

Lie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang