11

24 2 0
                                    


Atifa mengambil handphonenya yang sedari tadi ia biarkan saja, tetapi ia tadi mendengar sebuah notifikasi dan saat ia melihat handphonenya betapa terkejutnya ia siapa yang mengirimkan pesan

" what.... ........" teriak atifa


🌈🌈🌈


Atifa terkejut melihat nama yang mengirimkannya pesan. Rafan? Hah dapat dari mana ia kontak tifa?

A. Rafan
P
Add back
Ngk ptg gw dpt dri spa

Atifa
Iya kak
Udah kok

Aneh bagaimana bisa mendapatkan Kontaknya, andai pesan ini dari dia , sesungguhnya atifa tengah menunggu pesan dari seseorang yang beberapa hari ini mengisi hari-harinya. Namun, atifa hanya bisa mendengus kecewa dan ada pesan atau dering di handphonenya.

Tak ingin lebih lama lagi menunggu tifa merebahkan tubuhnya agar bisa terlelap, tak alam kemudian rasa kantuk mulai menyerang dan ia pun terlelap.

Di tempat lain......
Segerombolan pemuda yang tengah menghisap rokok di tangannya sambil sesekali berbicara. Iya dia, siapa lagi kalau bukan althaf and the genk.

Althaf mengeluarkan asap dari mulutnya, wajahnya berantakan tak karuan seperti orang yang depresi di tambah lagi dengan rokok di tangannya membuat teman-temannya heran

" lahh elo kenapa bos? Tumben banget ngerokok ? " tanya zaidan keheranan

" ngak tau, capek gue " balas nya cuek

" ada masalah lagi lo? " tanya dafa

" gue kemaren ketemu rena, hufttttt " perkataan itu sukses membuat kedua temannya itu, althaf kembali menghela napas sebelum melanjutkan kembali perkataannya.

" dia mohon banget sama gue buat jahuhin atifa "

Mendengar perkataan althaf sukses membuat kedua sahabatnya itu terdiam, mereka tau apa yang pernah terjadi hingga membuat seorang RENA ANDRIANA melakukan hal seperti ini.

Mereka tau sejarah yang terjadi antara dua orang itu, kejadian itu jelas membuat hidup kedua insan remaja ini berubah drastis. Dimulai dari kebencian dan kebungkaman rena terhadap althaf dan perubahan althaf yang semakin hari semakin nakal saja. Namun semua telah terjadi dan tak akan pernah bisa berubah.

Althaf memutuskan untuk meninggalkan teman-temannya dan kembali ke rumah. Akhirnya setelah perjalanan yang cukup jauh ia sampai di rumahnya, namun ia heran ada sebuah mobil yang terparkir di garasi rumahnya, seperti tak asing....

Apa dia udah balik? Tanya althaf dalam hati.

Ia langsung memasuki rumahnya, dan di sambut oleh pemandangan menyakitkan kedua orang tuanya.

" dari mana saja kau althaf? Jam segini baru pulang, mau jadi apa kamu? Berandalan jalanan ? Iyaaa " bentak ARMAN yang tak lain adalah ayahnya sendiri.

" hmm bukan urusan anda " jawab althaf berani

" ohh ini didikan yang selama ini kamu berikan, ibu macam apa kamu yang tidak bisa mendidik anaknya dengan baik? Hah " bentaknya kembali pada istrinya, sesil.

Mendengar bentakkan arman, membuat emosi althaf memuncak hingga ke ubun-ubun.

" APA MAKSUD ANDA? BERBICARA KASAR PADA MAMA SAYA, ANDA MENANYAKAN BAGAIMANA SAYA DIDIDIKKAN? SEHARUSNYA ANDA MALU PADA DIRI ANDA SENDIRI. KARENA SEBENARNYALAH ANDA YANG HARUS DI PERTANYAKAN SEPERTI ITU BUKAN MAMA SAYA, KEMANA ANDA SELAMA INI, HAH??
TIDAK PERLU MENGURUSI HIDUP SAYA DAN MAMA SAYA. URUS SAJA ANAK SELINGKUHAN AN...-- " sebelum menyelesaikan kata-katanya sebuah tamparan telak menampar pipi mulusnya, siapa lagi kalau bukan dari arman .

Melihat kejadian itu, membuat sesil tak tinggal diam

" sudah mas sudah, ini salah ku. Jangan tampar dia " ujar sesil sambil menangis memohon

" ajari anakmu itu " bentaknya lagi, arman langsung pergi dari kediaman istri dan anaknya itu.

Selepas kepergian suaminya itu, sesil langsung menghampiri putranya yang masih terlihat menahan perih di pipinya itu.

" kamu ngak apa-apakan sayang? Sini coba mama lihat " sebelum sesil menyentuh pipi putranya itu, althaf langsung bangkit meninggalkannya begitu saja.

Lagi-lagi sesil menahan pahitnya kehancuran dari keluarganya sendiri, air matanya tak dapat terbendung lagi. Althaf menatap iba mamanya itu di ujung tangga, namun apa daya ia terlalu kecewa dengan sikap mamanya itu yang masih sabar dengan perlakukan papanya.

Ckckck apakah pantas laki-laki seperti itu di sebut sebagai ayah ? Althaf rasa tidak. Althaf kembali menuju kamarnya dan membenamkan dirinya pada kasur empuknya, rasa perih di pipinya masih terasa menjalar disana. Namun, ia tak perduli, sudah cukup untuk hari ini.












Hallo guyssss
Jangan lupa vote dan komen yaaa
Semoga sukaaaaaaaaa

Lie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang