5

47 12 1
                                    

Jgn melihat hujan dari apa yang jatuh, tapi lihat apa yang akan tumbuh

-Atifa gracella

"Tifa, tifa bangun udah bel nih" viola berusaha membangunkan Atifa. Namun, sedari tadi Atifa tetap tak bergeming yang membuat viola semakin kesal. Akhir viola mendapat ide untuk membangunkan Atifa.

"Atifaaaaaaaaa...... kebakaran kebakaran" Viola berteriak heboh

"Mana , mana air tolonggg" jawab Atifa yang tak kalah heboh dari viola. Kini Atifa menatap sekeliling dimana ia? Di kelas la elahhh.

Kemudian ia beralih pada viola yang kini cengengesan.
"Violaaaaaaa, lo malu maluin gue " teriak Atifa.

Teriakan Atifa terhenti karena kedatangan Rena. Bukannya menyapa Rena justru menabrak bahu Atifa ntah sengaja atau tidak, yang jelas itu membuat Atifa sangat terkejut. Semua terdiam melihat tingkah Rena yang aneh. Tiba tiba terdengar suara ketua kelas....

"Woii, nenek gayung dateng cepetan duduk".  Semuanya langsung duduk ditempat karena guru yang terkilerrrr akan segera memasuki kelas mereka.

"Pagi anak anak "  Bu Dewi adalah guru yang cukup galak, padahal ia adalah guru biologi dan ia sangat suka memberi tugas yang amat banyak pada siswanya.

" Pagi bu" jawab seluruh siswa 11 ipa  2 dengan semangat sementara Atifa tampak lesu karena kejadian tadi.

Setelah beberapa jam yang membosankan Akhirnya bel istirahat pun berbunyi kini semua siswa menuju kantin untuk kembali mengisi tenaga. Berbeda dengan Atifa yang masih bingung apakah ia harus  mengajak Rena kekantin atau tidak.

"Hmm, ren lo ke-...." sebelum Atifa menyelesaikan kalimatnya Rena telah pergi meninggalkannya terlebih dahulu. Melihat hal itu membuat Atifa dan viola termenung.

"Atifa sabar, pasti Rena punya alasan yang kuat makanya dia kayak gitu sama lo" batin Atifa 

Tiba tiba teman teman Atifa berteriak melihat kedatang seseorang di depan pintu kelas mereka dan membuat atifa terkejut karenanya , ternyata ...
ALTHAF and the genk.

Tanpa basa basi Althaf langsung menarik tangan Atifa yang membuat Atifa terkejut sekaligus senang.

"Ehh, kak Althaf " bukannya menjawab ia hanya tersenyum, yang membuat pesona Althaf makin terlihat.

Atifa tiba tiba teringat viola kemana ia , ternyata ia mengekor dibelakang bersama zaidan dan dafa.

Kini di kantin entah mengapa ada rasa cangggung di antara mereka. Sedari tadi tidak ada yang berbicara, bahkan viola pun terlihat hening. Tiba tiba Althaf memecah keheningan.

"Hmm guys kok diem sih?" Tanya Althaf agak kikuk.

"Iya gimana sih gak seru lo pada" sambung zaidan .

"Gk ada topik kak, gk tau mau bahas apa" Kini giliran Atifa yang mulai berbicara .

"Aha gimana kalo kita bahas, hubungan aku dan kamu kedepannya" zaidan mengedipkan satu matanya ke arah Atifa , yang membuat Atifa tertawa.

" awas aja lo upil badak kalo berani sama cewe gue" ancam Althaf yang membuat zaidan justru tertawa. Berbeda dengan Atifa yang merasa ada kupu kupu berterbangan di dalam perutnya.

"Ya udah deh kalo gak boleh sama tifa, gue sama dedek emesh vio yaa" perkataan zaidan membuat Viola tersenyum malu, namun zaidan kembali mendapat pelototan dari dafa yang seolah berkata "lo-mau-mati-hah?".

"Ih babang dafa kenapa kok matanya besar gitu, dedekkan jadi takut."  Kini semua mendadak tertawa karena melihat wajah konyol zaidan, kecuali dafa. Ia tetap diam dan diam diam ia melihat viola tertawa, kemudian ia tersenyum tipis.

" ola , gue kangen " batin dafa

Sadar diperhatikan oleh dafa, viola pun menoleh dan pandangan mereka pun bertemu .....sedetik ......2 .......3.....
Dan viola langsung memutus kontak mata itu.

"Atifa, kelas yuk bentar lagi bel." Ajak viola yang mulai tidak nyaman berdekatan dengan dafa.

"Bentar lagi ya vio"

"Tapi tifa ,vio pengen ke toilet dulu" viola berusaha agar ia bisa pergi dari sini sekarang

"Yaudah yuk. " Atifa berdiri, namun di tahan oleh Althaf

"Eitss tunggu dulu, nantik malam jam 7 aku jemput, jangan lupa ya cantik dan kirim alamat kamu  ke aku, ok?" Perkataan althaf membuat Atifa terbang ke langit.

     Pipinya merah seperti tomat, ia hanya mengangguk lalu mengajak viola pergi dari sini dan menetralkan detak jantungnya. Rasanya ia ingin meraup udara sebanyak banyaknya, seolah tak akan ada lagi oksigen di dunia  ini.

Viola yang melihat itu sebenarnya ikut senang, namun mengapa harus Althaf orangnya. Jika bukan Althaf ia akan mendukung hubungan sahabat itu.

"Vio, tadi katanya mau ke toilet dah sampe nih" tunjuk atifa .

"Ehh, ngak jadi deh tifa kita langsung ke kelas aja "  ucap viola yang langsung di sambut anggukan oleh Atifa. Namun, atifa merasa ada gelagat yang aneh dari sahabatnya itu.

"Vio, lo baik baik aja kan ?" Kini Atifa menatap  viola penuh selidik.

"Hah, vio baik baik aja kok. Yuk ke kelas" Atifa berusaha percaya pada viola walaupun masih ada yang mengganjal di hatinya.

Sesampainya di kelas ia tak melihat ada Rena. Bahkan tasnya pun tak ada

"Vio rena kemana? ,tas nya juga gak ada " tanya tifa sambil menunjuk arah meja Rena.

" iyaya kok dia enggak ada" viola pun tampak keheranan sama seperti atifa

Tiba tiba ada Nina teman sebangku Rena yang memberitahu kalau Rena izin pulang karena ada acara keluarga.

Mendengar hal itu membuat Atifa dan viola semakin heran ada urusan apa sampai rena pulang lebih awal, katena setahu mereka kedua orang tua Rena sangat sibuk. Tak ingin terlalu larut dengan pikiran negatif tentang Rena. Atifa justru teringat kejadian bersama Althaf tadi, yang membuat senyum tercetak jelas dibibir mungilnya itu.

"Udah jangan pikirin kak Althaf truss, tu guru dah masuk " viola menggoda Atifa

"Ih vio, gue ngak mikirin althaf " alasan yang cukup klise memang, namun Viola tak menanggapi Atifa lagi.

Kini semua fokus apa guru yang sedang menerangkan .

Heyyo, pa kabar guys?
Semoga suka ya
Kalo gak dapet feelnya
Ya udah la yaa:p
Maapkan yak

Byee

Lie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang