"Hyaaat!" Teriak Rainfrost sembari mengayunkan pedangnya dengan cepat. Pedang itu terhunus tepat di kepala seekor kelinci besar setinggi satu meter dengan mata merah dan cakar yang tajam. Tak lama kemudian, kelinci itupun berubah menjadi asap hitam yang menguap dan hilang.
"Yoshaaa!" Rainfrost kembali berteriak.
"Kau sudah lumayan mahir ya, Rain."
"Sudah kubilang, Levi, aku ini punya bakat terpendam dalam seni berpedang, makannya aku pilih class swordsman."
"Haha, luar biasa Rainfrost, dan tingkat kepercayaan dirinya," Heiron menyela permbicaraan mereka berdua.
"Hmmph, sudah pasti, karena aku kuat jadi aku percaya diri."
"Ya ampun, kemampuanmu itu masih tidak lebih dari seperlima kemampuan pedangku."
"Haaah?" Lucas mendekatkan dirinya ke Heiron. "Sepertinya harus kita coba."
"Sudahlah kak. Tak usah meladeni kak Heiron," ujar Innoe.
"T-tunggu dulu dik Innoe yang imutnya sejagad, sejak kapan kamu memihak pada Rain?" tanya Heiron.
"Hehe, karena dia kakakku." jawab Innoe.
"Huh, benar juga." Heiron mendengus.
"Hahaha ... Sudah paham kan situasimu di sini Heiron? Tidak ada yang membelamu." Rainfrost tertawa lepas.
"Hey kalian berdua, cukup! Kita sedang di dalam Tower Of Babel seharusnya kalian lebih waspada." Tegur Angelevi dengan ketus.
"Ah benar juga."
Rainfrost menatap ke sekitar. Pemandangan di dalam menara itu sangatlah menipu, kesannya sama sekali tak seperti di dalam sebuah ruangan. Hamparan padang rumput begitu luas sampai tak terlihat ujungnya. Bahkan di atas ada langit lengkap dengan matahari yang bersinar terik.
"Kenapa di dalam sini ada matahari?" tanya Rainfrost.
"Itu bukan matahari sungguhan kok. Itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh atap lantai ini. Kesannya seperti asli ya." Angelevi mengangkat wajahnya dan menatap langsung ke arah matahari itu dengan mata yang berbinar-binar.
Rainfrost pun sekejap melihat ekspresi wajah Angelevi itu.
"Ekheem ... lalu, kita sudah dua jam di sini dan kita belum juga naik ke lantai dua?"
"Jangan terlalu terburu-buru begitu, Rain. Kau juga harus melakukan sedikit penyesuaian dengan mob-mob yang ada di sini. Pola pergerakannya berbeda dari mob-mob yang kita temui di field loh. Lagipula, kau harus segera mengganti pedang itu."
"Pedang ini?" Rainfrost mengangkat pedangnya dan memperhatikannya.
"Benar, pedang itu adalah pedang pemula bukan? Yang kau dapatkan saat pertama kali masuk ke game ini? Aku yakin durability-nya sudah hampir habis. Sampai di lantai berikutnya pasti pedangmu itu akan hancur atau sudah tidak dapat memberikan damage lagi."
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Apa kau tidak punya pedang lain di inventory-mu?"
"I-Inventory?"
"Heh?"
Rainfrost hanya menatapnya dengan bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
{G.O.A.L} Game Of Another Life
FantasiTahun 2058, dunia mengalami ledakan populasi. Di Bumi yang terasa semakin sempit ini, 11 milyar manusia mencoba bertahan hidup dengan sumber daya yang semakin menyusut. Segala cara dilakukan oleh para penguasa untuk mengurangi populasi umat manusia...