Lipatan yang berlipat-lipat

3 0 0
                                    

Malam ini aku sedang kacau. Bahkan tadi aku menyetir dengan melamun, hehe tenang saja aku baik, maksudku fisikku baik tapi tidak dengan hatiku.
Ah, lupakan soal itu. Sebenarnya hari ini aku ingin mencoba mendeskripsikan/menceritakan kamu, seperti apa yang kamu lakukan beberapa hari yang lalu. Eh? Apa kemaren ya? Entahlah.. Ok!

Namanya Ali Akbar Ammar Ar-Rozi. Dipanggil Akbar. Aku memanggilnya 'kakak', di handphone-ku kontaknya kuberi nama Aban, itu panggilan dia saat masih kecil. Dibanding teman-temannya dia terbilang pendek, hehe..
Kalau dilihat-lihat tinggi kamu sama. Bedanya dia lebih kurus dibandingkan denganku.
Dulu aku sering mendengar nama Akbar dari teman-temanku, terkhusus Aza. Tapi sayangnya aku tidak tahu yang mana orangnya. Aku masih ingat saat itu mata kuliag Fiqh Muamalah yang ternyata libur. Di kelas tersisa Aku, Aza, Elya, Sofi dan Ifa. Saat itu Aza di bangku depan dengan Fiki, sedang asik belajar hahasa Arab, lebih tepatnya sih mengerjakan tugas hehe..
Dan sisanya ada di barisan belakang.
Entah karena apa, tiba-tiba dia datang duduk diantara kami (Aku, Elya, Sofi dan Ifa)
Rasanya jika mengingat hari itu aku benar-benar malu. Pasalnya saat itu aku sedang dalam mood cerewet tingkat dewa.
Saat dia dan yang lain memulai pembicaraan, aku mendapatkan satu fakta bahwa orang yang ada di samping belakangku itu bernama Akbar.
Diam-diqm aku terus menyelami arus pembicaraan mereka dan sesekali dengan tidak tahu malunya aku menyela pembicaraan mereka. Aku tau itu salah, tapi aku tidak bisa menahannya. Dan satu fakta lagi yang aku dapatkan dari sisi kepo yang di dukung oleh pendengaranku yang masih mormal ini.
Dia, Akbar yang notabene kakak kelas Elya dan Sofi saat di MA itu ternyata pernah kuliah D1 di salah satu universitas. Lalu satu tahun setelah lulus memutuskan untuk melanjutkan S-1 nya di tempat kami berpijak saat itu.
Dia Akbar, yang saat berbicara bisa setenang itu..

Yaaa kan, belum apa-apa sudah sepanjang ini, haha..
Maafkan aku yang tidak fokus. Terlalu banyak hal yang ingin ku tulus dan ku ceritakan jika itu menyangkut tentang dirimu.
Sepertinya harus aku akhiri sampai disini, jika tidak bisa sampai pagi aku baru bisa menuntaskannya, ehehe..
Aku ingin istirahat dulu, karena besok adalah hari yang panjang untukku. Kalau aiu tidak memberi tahunu bukan berarti aku tidak ingin kamu tau.

22.08

Sekotak Kata: Dari Aku, Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang