Bab 1

32 6 0
                                    

december of story
🎳

Tidak ada yang spesial dari hari pertama dibulan Desember.

Seperti kegiatan biasanya,melupakan kejadian pada bulan  lalu dan merakit kenangan pada bulan yang baru.

Juniarla Calista memasuki kelasnya dengan tampang datar dan cuek miliknya.

Ia berjalan menuju bangku yang tengah diduduki seorang gadis yang sedang membaca sebuah novel.

Gadis itu medongak saat Arla duduk disampingnya "Tumben telat." Ujarnya.

Arla berdeham. Arla kini melirik jam berwarna hitam yang ia kenakan.

"Gue ke ruang Pak Anto bentar, kalau Bu Erma udah masuk line gue ya." Ucap Arla.

"Tumben,mau ngapain?" Heran Matcha.

"Ada senior baru yang bakal ngelatih  paskibra."

"Oh, yaudah entar gue line kalau guru mapelnya udah masuk."

Arla mengangguk dan berjalan keluar dari kelas.

Disepanjang koridor tatapan takut dan sinis menjadi pengantar Arla menuju ruang guru.

Ia melirik kesana kemari saat memasuki ruang guru, ia tidak melihat batang hidung seorang Pak Anto.

Kemudian ia melihat seorang guru yang baru saja duduk di dekat meja Pak Anto.

"Bu, lihat Pak Anto enggak?" Tanya Arla sopan.

"Coba deh kamu lihat di lapangan."

Arla mengangguk " Oh ya makasih Bu."

Arla kemudian berlari Kearah lapangan.

Terlihat ditepi lapangan seorang Pak Anto dengan seorang lelaki mengenakan logo sekolah berbeda tengah berbincang-bincang.

Arla berjalan menghampiri Pak Anto. "Pak" Sapa Arla saat berdiri didekat Pak Anto.

Pak Anto dan lelaki itu menoleh kearah Arla."oh, ya Arla"

Pak Anto menepuk bahu lelaki itu,"Dia dari Sma pusaka namanya Bintang Purnama. Dan dia akan mengajar kamu dan anggota lainnya di paskibra."

Arla mengangguk dan beralih melirik Bintang yang kini mengulurkan tangan nya untuk berkenalan.

Arla menyambut uluran itu sekilas dan melepaskannya.

"Kalau gitu, saya permisi dulu sebentar."Ujar Pak Anto.

Arla berbalik mengikuti Pak Anto untuk pergi. sebelum ia melangkah bintang memanggilnya." Gue boleh minta Id line lo enggak? Buat bisa tanya-tanya entar." Tanyanya.

"emang lo siapa mau minta-minta id gue?" Ketus Arla.

"Buset, gue bintang lah."Ujar Bintang.

"Bodo, sini handphone lo."

Bintang menyodorkan Handphone miliknya dengan cepat kearah Arla.

Arla mengambil dengan sikap cuek miliknya.

"Awas lecet hp gue."

"Kagak peduli nyet." Sinis Arla. Ia menekan-nekan keyboard untuk menyatuhkan setiap kata idnya.

Sementara itu, Bintang terus menatap Arla yang sangat serius dengan ponsel miliknya.

Tidak ada senyum sama sekali, Bintang sampai terheran-heran melihat gadis yang tidak terpekik girang saat melihatnya.

Lagi pula, Bintang juga termasuk lelaki tampan dan famous di seantero sekolah.

Karena kecerdasan dan keramahannya membuat ia banyak digemari gadis-gadis diberbagai sekolah yang sering ia kunjungi seperti sekarang.

Tapi mengapa Arla tidak terpesona dengan tampangnya?apakah Arla lesbi?

Pertanyaan itu terus terngiang di pikiran bintang hingga tanpa sadar Arla sudah mendengus kesal karena Bintang yang sibuk melamun.

"Hoy, budek." Pekik Arla untuk kesekian kalinya.

Bintang tersadar kemudia tergagap dan melirik kesana kemari sambil menggaruk tengkuk miliknya.

"Eh sorry-sorry gue gak denger." Ucapnya.

Arla berdeham lalu memutar bola matanya kemudian tanpa berpamitan langsung berbalik meninggalkan Bintang yang sedang menggerutu dalam hati.

------> NEXT

Jangan lupa jejak❤

Diciembre(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang