Bab 3

17 3 0
                                    

⚠December of story⚠

🎳

Bintang memasuki rumah dominan berwarna putih itu sambil bersiul.

Pletak

"Aw" Ringis Bintang. Ia memegang dahinya yang terkena toyoran dengan tongkat berwarna coklat itu.

"Masuk rumah itu pakai salam, jangan siul-siul kayak burung. Sejak kapan Oma ajarin kamu kayak burung?"

Bintang menepuk jidatnya. Ia lupa bahwa Oma nya sedang berada dirumah jadi semuanya harus sesuai keinginan sang Oma.

"Aduh Oma ku sayang, ku cinta, istri keduanya bintang. Bintang lupa Oma, maafin bintang ya." Mohon Bintang. Tangannya membentuk peace.

"Kali ini oma maafin, tapi kalau ngulang lagi Oma ceraikan kamu sebagai cucu." Ketus Wanita yang dipanggil oma itu.

Bintang menepuk jidatnya "Sejak kapan cucu bisa dicerai oma?"

"Sejak kamu mulai kayak burung."

"Au ah Oma, kagak paham Bintang." Ujar Bintang. Ia berjalan dengan santai sambil memasuki satu tangan nya kedalam kantong.

Sementara itu.

Clara membaringkan badanya dengan terlentang diatas kasur.

Dengan pakaian sekolah yang masih melekat pada tubuhnya.

Baru saja matanya ingin tepejam suara bass milik kakaknya membuat Arla mendesis kesal.

"Bukain woy Arla burik."

Krek

pintu terbuka menampilkan wajah sang kakak yang terlihat urak-urakan dengan baju seragam yang melekat pada tubuhnya.

Mereka hanya terpaut 2 tahun saja. Arla kelas 1 dan Juan kelas 3.

"Mau ngapain lo kesini?"Ketus Arla.

Juan melenggang masuk dan tiduran dikasur miliknya.

"Gue mau curhat dong, kan lo kalau ngasih saran kagak goblok juga."

Arla mendelik kearahnya " Emang gue lo apa, yang goblok nya ngalahin gobloknya goblok."

"Dih apaan dah."

Arla berjalan naik keatas kasur dan duduk bersila.

"Jadi enggak curhatnya?"Tanya Arla.

"Jadi."

"Yaudah cepet."Kesal Arla.

"Gue capek anjir." Juan mengacak rambutnya frustasi.

"Buat hamil anak orang lo ya? Ngaku enggak? Gue laporin ke Ayah baru nyaho lo." Cerocos Arla.

Juan melotot tajam. Ia melempari muka Arla dengan bantal yang ia peluk.

"Fitnah lo ibab."

"Terus apaan?"

Juan berdeham " Gue capek dikejar sama Ici mulu."

"Lo tuh wajib bersyukur, masih ada manusia yang suka sama udel kayak lo."

Juan menghela nafasnya "Serius dong La."

"Cobain bilang baik-baik. Kali aja dia ngerti" Saran Arla.

Drrt drrt

Juan dan Arla melirik kearah Handphone milik Arla yang  tergeletak disamping Arla.

"Tumben ada yang line lo." Ujar Juan.

"Bentar ya nyet."

Arla mengambil handphonenya dan membuka aplikasi berwarna hijau itu, line

Bintangpurnama menambahkan. anda menjadi teman.

Arla membaca itu dalam hati.

(Bintangpurnama)

P
P
P
P
Juni bales dong
P

Apa sih nyepam nyet.

Nah gitu dong, dibales.

"Gue kekamar ae dah mau bobo ganteng." Ujar Juan memecah keheningan.

Arla mengangguk dan membuka kembali notif line dari Bintang.

Napa emang?

Kangen nih.:(

Alay.

Seriusan

Bo?do.

Arla mematikan handphone miliknya dan beranjak untuk mandi.

Ini adalah hari pertama yang sangat melelahkan.

-----> Next

Diciembre(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang