Bab 06

20 3 2
                                    


⚠December of story⚠

🎳


"Seriusan nih ngambek?" Tanya Bintang untuk kesekian kalinya.

Sesekali ia menyenggol lengan Arla yang sedang Membaca novel itu.

"Arla, Juni, Juni, Arla." Panggil Bintang.

Arla tidak menghiraukan Bintang sama sekali.

"Ayo dong jun, jangan cuek."

"..."

"Juni"

"..."

"Juni"

"..."

"Jun-aw!"

Arla menyentil kening Bintang yang tidak bisa diam dari tadi.

Bintang mengelus jidatnya.

"Ngapain sih lo disini? Sono-sono pergi sama cewek tadi." Ketus Arla.

"Cemburu ya lo?"

Bintang menaik turunkan alisnya menggoda Arla.

"Ngapain coba cemburu, enggak banget ya." Desisnya.

Sedari tadi siswi-siswi yang berada didalam kelas terus saja terpekik girang saat melihat Bintang.

"Jangan bohong deh, mata lo yang bilang sendiri." Balasnya.

Arla mendelik " ngaco lo, sejak kapan mata bisa bicara heh?"

Bintang menepuk jidat nya " gini nih kalau orang pintar ngomong sama orang IQ nya dibawah 20."

Arla memukul kepala Bintang dengan novel tebal yang ia pegang.

"Jadi cewek tuh kalem dikit kek, jangan bringas amet dah." Ujar Bintang. Ia mengelus kepalanya yang lumayan sakit.

"Serah gue lah, ini kehidupan gue. Kalau lo enggak suka sifat gue Ya udah jauhin gue, enggak usah sok baik tapi ujung-ujungnya bermuka dua. Basih njing." Desis Arla.

Arla bangkit dari bangku nya dan berjalan keluar mengabaikan Bintang yang terus memanggilnya.

Arla paling benci diatur.

Bintang menghela nafas, ujung-ujungnya lelaki juga yang harus meminta maaf duluan.

-------

Arla duduk di bangku kantin dengan dua gadis yang terus melayangkan tatapan bertanya kearahnya.

"Ngapa lagi lo?" Tanya Matcha

"Au ah lagi sebel gue." Balas Arla.

Arla kini melirik sahabatnya yang baru menampakan diri.

"Dari mana ae lo Cak?"

Yang dipanggil Cak itu melotot tidak terima.

"Nama gue Cica pliss, enggak ada K nya." Ketusnya.

Arla mengangkat bahunya bodo amat.

"Kenapa sih lo"Heran Matcha.

"Au dah" Acuh Arla.

"Eh Ca, tau enggak si Arla lagi deket sama cowok."

Arla mendengus " Fitnah lo tai."

Matcha memutar matanya malas.

"Kalau enggak deket, kenapa noh si Pentolan Sma sebelah datang kesini."

Arla dan Cica memutar tubuhnya dan melihat kearah Pintu kantin.

Bintang berjalan dengan coolnya tidak lupa senyum ramah yang ia berikan kepada siswi-siswi yang menyapanya.

Arla berdecak kesal melihat Bintang berjalan kearahnya.

"Ngapain lo kesini?" Ketus Arla.

"Mau ngajak lo jalan-jalan."

"Pergi aja sama cewek tadi."

"Cemburu ya lo"

"Enggak"

"Alah palingan cemburu."

"Enggak"

"Lo cembu-"

"Yaudah ayo." Ketus Arla. Ia kemudian beranjak.

"Gue duluan ya." Pamit Arla kearah Matcha dan Cica yang masih melongo melihat Bintang yang lebih dekat sangat tampan.

Matcha dan Cica mengangguk mengiyakan.

Arla dan Bintang berjalan beriringan sambil bercekcok.

"Mereka berdua kelihatan serasi."

Cica mengangguk " Gue setuju"

Pandangan mereka berdua masih kearah Bintang Dan Arla hingga mereka keluar dari kantin.

Matcha yang duluan tersadar melirik kearah Cica yang masih menganga. " Awas lalat masuk."

Cica menutup mulutnya dan mendelik kearah matcha.

-----------> Next

Diciembre(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang