Bab 4

16 3 0
                                    

⚠December of story⚠

🎳
6.20

Arla menatap pantulan dirinya pada cermin.

not bad.

Ia menyambar tas berwarna merah yang terletak diatas kasur miliknya.

Arla menuruni tangga dengan berlari. " Bun, Arla langsung kesekolah aja ya."

"Enggak sarapan dulu?"Balas sang bunda.

Arla menyalami Bundanya " Enggak deh bun."

"Yaudah hatihati ya."

Arla mengangguk dan berjalan menuju garasi rumahnya.

Mengambil salah satu motor dan segera melenggang pergi.

-----------

"Pemberitahuan kepada seluruh anggota paskibra agar segera berkumpul di Aula. Sekian terimakasih."

Suara Arla terdengar di seluruh penjuru sekolah.

Sekisar 30 orang Capas datang dan dengan intruksi dari Arla langsung duduk membuat lingkaran.

"Tolong perhatiannya sebentar." Tegas Arla.

Seketika suasana menjadi sunyi dan pandangan semua anggota terfokus kepada satu titik yaitu sang ketua Capas, Arla.

"Disini saya mau memberitahukan bahwa sementara waktu yang akan melatih kita senior dari Sma Pusaka." Ujar Arla.

"Namanya Bintang Purnama."

Suara riuh terdengar saat Arla menyebut nama Bintang.

"Diam!"Teriak Arla.

Semua anggota terdiam dan menunduk.

"Saya tidak mau berlama lagi. Jadwal latihannya seperti biasa, Rabu,sabtu. Sekian kalian boleh masuk kedalam kelas masing-masing"

Seluruh anggota melenggang pergi termasuk dirinya.

Dahi Arla mengerut saat melihat seseorang melambaikan tangan kearahnya.

Arla tampak menghela nafas saat sosok itu tiba didepannya.

"Temenin gue yuk Jun, jalan-jalan lihat ini sekolah."Ucapnya.

Arla mendengus "Nama gue Arla bukan jun."

"Kan nama awal lo Juni."Ujarnya.

"Oh." Ketus Arla. Ia kemudian berjalan melewati Bintang.

"Mau ya?"

"Males."

"Ayo dong Jun."

Arla berhenti dan menatap garang ke samping kanannya. "Sekali lagi lo panggil gue jun, gue tabok lo."

Bintang cekikikan "Garang bener neng."

Arla melanjutkan jalannya sekali-kali ia mendengus mendengar suara Bintang yang terus saja membujuknya untuk menemaninya mengelilingi sekolah.

Bintang yang kesal karena tidak dihiraukan itu menarik lengan Arla. "Mau ya."

Arla mendengus."Yaudah gue mau."

Arla dan bintang berjalan beriiringan tidak sekali dalam perjalanan mereka berdua berdebat.

"Gue baru nyadar lo pendek banget ternyata." Ejek Bintang.

Arla mendelik."Belum pernah lihat sepatu melayang ya lo?!"

Bintang dengan polosnya menggeleng.

Arla tersenyum sinis, baru saja ia akan membuka sepatunya Bintang sudah terlebih dahulu menepuk bahunya.

"Lo dipanggil temen lo tuh."

Arla menengok kebelakang mencari teman mana yang dimaksud Bintang.

"Man-"
Ucapan Arla terpotong saat berbalik kembali Bintang sudah tidak ada disana.

Arla Mendelik marah dengan satu tarikan nafas ia berteriak memanggil nama bintang.

-----> next

Diciembre(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang