11 - Lebih Dekat

81.3K 9.7K 1.3K
                                    



Halo, teman-teman semua. Sebelum membaca cerita ini, kuharap kalian membaca sebentar penjelasan berikut. Aku meminta maaf kepada teman-teman semua atas keterlambatan update cerita Raya di wattpad beliawritingmarathon. Ada banyak hal yang mungkin akan kalian anggap hanya sebuah alasan belaka. Tapi memang itu alasannya dan itu faktanya. Jadi, waktu April kalau tidak salah, aku mau nge-post cerita Raya. Tapi kendala dengan ujian, praktek, dll—karena saat itu aku masih kelas 12. Lalu, aku terpaksa meminta ijin pada Kak Dila untuk 'mengulur waktu'. Dan boom! Tidak semudah itu. Aku harus cari kuliah, stress karena bingung jurusan, pikiran tabrakan dengan kesibukan di sekolah ini-itu sampai akhirnya aku lalai soal menulisku. Aku bisa dikatakan rehat dari dunia wattpad. Waktu bulan Agustus kalau nggak salah, laptopku rusak total. Aku nggak tau karena apa, tapi kata bapak service-nya, laptopku habis kebanting (padahal setahuku aku nggak pernah banting laptop wkwk). Terus, kubiarkan laptop kesayanganku dirawat si bapak sampai benar-benar pulih. Dan setelah seminggu kalau gak salah—dapat kabar kalau laptopku tidak bisa kembali. Aku panik! Banget! Data semua ada di sana. Foto jaman SMA, drama korea, yang lebih penting lagi adalah semua naskahku. Aku nangis, aku kayak bener-bener patah hati. Lalu, di saat itulah aku langsung pulang (belum beli laptop baru karena pikiranku ke mana-mana). Dan setelah sebulan lamanya, aku memutuskan untuk beli laptop baru. Semua aku mulai dari nol. Naskah Raya aku copy, lalu kubikin lanjutan dari chapter 10/11 kalau gak salah. Dan setelah kejadian itu, buku ide-ideku—tempat dimana aku tuangin semua ideku, hilang. Aku nangis. Orangtuaku bantu, adekku kupaksa mikir buku itu dimana. Dan, ya ... nggak ada. Lalu, oke ... aku rapopo. Aku strong. InsyaAllah. Aku mulai dari awal. Dan aku sangat meminta maaf—maaf benget—kepada teman-teman semua, kepada pihak yang berkait, dan yang setia menunggu Raya. Jujur, aku sangat iri sama Mbak Ai dan Kak Ani yang sudah melahirkan anaknya ke dunia. Dan aku masih berjuang :") doakan aku ya, teman-teman. Aku sayang kalian.

Kalau ada yang lupa, silakan baca ulang lagi. Ada surat dari Angkasa untuk bintangnya :

 Ada surat dari Angkasa untuk bintangnya :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

#0105

Tidak ada alasan untukku merindu dan aku tidak boleh merindukannya. Dia berbahaya. Merindukannya sama saja seperti memeluk angkasa. Hal itu tak akan pernah terbalas.

*

"Angkasa, gue rindu."

Tubuh Angkasa langsung kaku. Gerak-geriknya seperti terbatas di suatu ruangan kecil dan sempit. Tak bisa bergerak. Bahkan saat hidungnya mencium parfum gadis itu yang lembut, Angkasa masih tetap merasa kaku.

Mereka tak pernah bertukar sapa ketika tidak ada Reno, Abi, dan Melki. Keduanya saling diam dan membisu. Tak pernah akrab setelah Angkasa memilih mengalah. Beruntung ia hanya sedikit tertarik pada Marsya. Gadis kuat, wajah tegas kadang lembut, dan dewasa. Meski Angkasa tahu, cewek itu selalu gagal menyembunyikan air mata.

Raya [SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang