1 : Anak Baru

4.7K 81 1
                                    

—Happy Reading—

~~~

Hari Senin adalah hari yang paling dibenci oleh para siswa SMA Bangsa Nusantara. Mereka sangat tidak suka jika hari Senin harus tetap ada di kalender mereka. Bukannya apa-apa, tapi karena mereka malas mendengar ocehan dari kepala sekolah yang sudah seperti mendongengkan mereka hingga satu-persatu anak jatuh tertidur karenanya.

Upacara yang mungkin akan membuat semua siswa disini mengeluh karena tak kunjung-kunjung rampung ini harus berakhir di jam setengah sembilan. Saat-saat yang melelahkan bagi mereka yang baru saja masuk sekolah.

Libur semester 1 memang sudah terjadi tiga Minggu yang lalu. Dan ini juga kali pertamanya upacara setelah 3 Minggu tak menginjakkan kaki disekolah ini.

Banyak siswa-siswi mengeluh sehabis upacara karena kelamaan pidato kepala sekolah yang sudah seperti film India. Lorong-lorong koridor kelas XI dipenuhi oleh suara-suara yang seakan menjadi paduan suara.

Ini juga yang menimpa kelas XI IPA 3. Sebagian dari mereka harus dilarikan ke UKS karena pingsan.

Kelas XI IPA 3 adalah kelas yang sudah menjadi buah bibir bila ada rapat setelah upacara. Entah laki-laki ataupun perempuan sama saja. Mereka terkenal bukan karena prestasi yang mereka miliki —yah, walaupun ada sebagian anak kelas XI IPA 3 yang berprestasi dalam bidang akademik, tapi itu tetap tak mendominasi kelas. Kelas ini lebih suka berbuat onar saat pelajaran dimulai. Entah apapun pelajarannya. Bahkan pendidikan keagamaan sekalipun tak mereka pedulikan.

Semua guru yang bertugas mengajar kelas ini malas untuk hanya sekedar menghampiri kelas dan memberikan tugas. Mereka lebih membiarkan kelas ini kosong dan siswa-siswi disini akan menjadi senang karena bisa terus mengoceh tanpa adanya pengganggu.

Bahkan dari kelas ini yang anggota OSIS saja berani tak menghiraukan perkataan demi perkataan yang sudah diucapkan guru.

Bu Ratna, wali kelas saja angkat tangan bila sudah menyangkut eluhan para guru. Guru muda satu ini memang suka digoda oleh semua siswa-siswa kelas XI. Wajahnya yang cantik walaupun Ia tak memakai jilbab, tak pernah mengurangi keanggunannya. Ia bak arti sinetron jika sudah berjalan menyusuri koridor kelas. Tak jarang juga ada siswa yang rela menunggunya melewati kelas mereka. Hal ini membuat semua siswa kelas XI IPA 3 menjadi marah. Mereka tak mau berbagi guru mereka. Bahkan mereka juga sempat bicara kepada kepala sekolah agar Bu Ratna hanya boleh mengajar dikelas mereka.

"Gue nggak bakalan hormatin guru itu," ujar Raka, pentolan kelas ini terkenal dengan mulut lemesnya. Ia lebih suka membantah omongan guru dengan jawaban yang sebenarnya memang benar. Tapi itu yang membuat guru-guru jengkel dengannya. Apalagi bukan hanya dia yang membantahnya, tapi hampir seluruh siswa disini melakukan hal yang sama.

"Udah nggak usah didengerin," saran Arya sambil menepuk pundak temannya itu. Arya memang dikelas sebagai salah satu puitis terbaik kelas ini. Ia sering mengucapkan hal-hal yang aneh dan seakan-akan Ia sedang bercurhat kepada teman-temannya.

Saat ini mereka sudah sampai dikelas. Seperti biasa, anak-anak laki-laki yang ada disini akan nongkrong dibelakang ruang kelas sambil membicarakan hal-hal yang tak penting. Seperti tentang game yang mereka mainkan sampai ke sesuatu hal yang bersifat dewasa.

"Lo tuh jangan jadi cowok kalo upacara aja ngeluh," sindir si ketua kelas, Andra. Cowok yang memiliki perawakan tinggi dan berhidung mancung ini memang sering diremehkan oleh teman-temannya. Ia bahkan sering dihina karena kulitnya yang semanis kopi ekspreso.

"Emangnya masalah buat Lo?. Ayo!" Tantang Raka sambil membusung-busungkan dadanya. Namun Andra adalah salah satu pria yang suka menjaga images nya. Ia akan bersikap acuh tak acuh jika sudah ditantang seperti ini.

BAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang