Update!!!!
Jangan lupa Vote dan Coment!!
Dan juga FOLLOW DULU
-Happy Reading-
"Aduh, apaan lagi nih...."
Lisa mengucek matanya dengan gerutuannya. Suara Pak Yoyok bergema membuat Lisa benar-benar mengibarkan bendera perang pada guru itu. Rencananya hari ini gagal total karena guru itu.
"Lis, ayo! Keburu ditinggal sama yang lainnya."
"Emang malam ini ada apaan sih, La?" tanya Lisa dengan muka bantalnya.
Berbeda dengan Sheila yang sudah siap dengan senter ditangannya. Ia kemudian menatap sahabatnya yang masih berguling-guling di kasur itu.
"Lis, kalo Lo gak bangun sekarang juga, gue yakin kalo Lo bakalan bangun di tanah lapang penuh batu nisan."
Seketika mata Lisa membuka sempurna. Napasnya memburu. Lalu Ia menatap Sheila dengan tatapan sebal.
"Lo tega banget sama gue!"
Sheila terkekeh geli mendengarnya. Lisa memang gampang sekali Ia goda.
***
"Pak. Kita mau ngapain sih?!" tanya Lisa lantang didepan pria tua itu.
Saat ini mereka berada di lapangan luas dimana tenda-tenda mereka mengelilinginya. Sejak tadi, Lisa tak pernah berhenti menggerutu. Ia selalu saja mengeluh pada guru-guru yang Ia temui karena dibangunkan tengah malam seperti ini.
"Lisa, kamu gak salah obat kan?"
Pertanyaan Pak Yoyok membuat Lisa mendelik sebal. "Pak! Saya gak bercanda!"
"Siapa juga yang mau bercanda sama kamu?"
Sungguh. Jika bukan karena pria tua itu guru Lisa, Ia tak akan pernah mau melihat wajahnya sombong itu. Entah dendam apa yang Pak Yoyok punya hingga membencinya luar biasa.
"Pak, kalo Lisa salah obat, mungkin dia udah kalem sejak tadi."
Celetukan Vian semakin memperburuk suasananya. Apalagi gelak tawa teman-temannya membuat kekesalan Lisa semakin memuncak.
"Oke, baiklah. Kita mulai saja cari jejaknya. Julian, karena kamu istimewa, kamu bakal bapak tempati di kelas IPS 3. Supaya preman-preman ini ada yang atur oke!"
Julian mengangguk patuh. Berbeda dengan anak-anak kelas IPS 3 yang sudah memberikan tatapan bengisnya pada pria itu.
"Ndra, apa yang bakal kita lakuin sama tuh aki-aki?" bisik Raka pada Andra.
Sebelum mengerti kata 'aki-aki', kening Andra mengerut. Namun, kemudian menyadari bahwa tatapan rakyatnya tak pernah lepas dari pria berwajah datar itu.
Tiba-tiba saja ide gila muncul dari pikirannya. Ia kemudian membisikkan idenya itu ke setiap siswa kelasnya. Tak lupa juga Vira dan kawan-kawan ikut andil dalam hal ini. Para gadis ini tak akan melewatkan momen seru ini.
"Lo yakin, Ndra?" tanya Sheila ragu setelah Andra membisikkan idenya padanya.
"Alah, Sel, itu ide terbaik yang pernah gue pikirin. Lo cukup duduk manis aja, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD
Short StoryBagaimana jadinya jika dalam satu kelas semua muridnya terdiri dari berandalan-berandalan sekolah?