Setelah mengumumkan tentang hubungannya di kantin, kini Rehan membawa gadisnya menuju taman. Mereka pun berdiri saling berhadapan,
"Sekarang semuanya udah pada tau, gak ada yang perlu lo cemasin lagi, oke?" Ujar Rehan.
Callista pun mengangkat kepalanya, ia tersenyum simpul menatap lelaki itu. Sungguh, apa yang dilakukan Rehan selalu diluar dugaannya.
"Gitu dong senyum, kan jadi makin cantik." Ujar Rehan sambil membelai rambut gadisnya.
"Makasih ya, Han. Makasih sudah mau akuin aku sebagai pacar kamu, di depan umum." Ujar Callista lembut.
"Mereka tahu atau tidak tahu, lo tetap pacar gue, Ca." Ujar Rehan sambil memeluk Callista.
"Kayanya takut banget gue diambil orang," lanjutnya sambil terkekeh, membuat Callista mendorong tubuh lelaki itu.
"Ge'er banget si, cewek mana lagi yang mau sama kamu selain aku?" Ujar Callista dengan sombongnya.
"Gini-gini gue ganteng tau,"
"Iya, kalau gak jelek." Ejek Callista sambil menjulurkan lidahnya.
"Bener juga sih," Rehan menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.
"Aku belum sepenuhnya maafin kamu loh," ujar Callista sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Membuat Rehan membulatkan mulutnya tak percaya,
"Terus gue harus gimana lagi dong, Ca??" Rehan memasang wajah melasnya.
Callista tersenyum penuh arti, membuat Rehan sudah langsung paham maksud gadisnya, karna Callista sering sekali seperti itu kalau sedang ngambek.
"Oke." Akhirnya Rehan pun menyetujuinya.
"Yes! Aku tunggu di kelas ya, sepulang sekolah nanti." Ujar Callista sangat antusias, lalu gadis itu pun berlari menuju kelasnya.
💀💀💀
Setelah bel pulang sekolah dibunyikan, Rehan langsung bergegas menuju kelas gadisnya. Kini ia sudah bertengger di ambang pintu kelas gadisnya.
"Callista? Mau pulang bareng lagi gak?" Tanya Edo.
"Enggak, Do. Gue pulang sama Rehan."
Mendengar jawaban Callista, Edo pun bergegas keluar kelas.
"Cieee yang disamperin sama pacarnya, Nabila pasti heboh banget deh kalau tau ini." Ujar Nana menggoda, membuat Callista tersipu malu.
"Apasih,"
"Lo hutang cerita sama gue!" Ujar Nana tajam.
"Iya, iya. Tapi gak sekarang, gue mau pacaran dulu. Wlee." Ejek Callista sambil berjalan menghampiri Rehan.
Mereka berdua pun jalan beriringan menuju parkiran motor. Pandangan orang kini berbeda, tidak lagi menatap mereka sebagai sahabat, melainkan sepasang kekasih. Dan Callista senang, seisi sekolah ini mengetahuinya, maka dengan begitu tidak akan ada orang ketiga.Rehan menaiki motornya disusul oleh Callista, gadis itu melingkarkan tangannya pada pinggang Rehan.
"Are you Ready?" Tanya Rehan dan mulai menyalakan mesin motornya.
"I'm ready, captain!" Jawab Callista antusias, motor Rehan pun langsung melesat begitu saja dengan kecepatan di atas rata-rata. Membuat Callista semakin mengeratkan pelukannya.
Rehan melajukan motornya menuju kedai ice cream yang Callista maksud. Gadis itu selalu ingin ke tempat ini kalau sedang marah. Tak butuh waktu lama untuk sampai di kedai ini, karena lokasinya dekat dengan sekolah mereka.Mereka berdua pun memasuki kedai dan menuju tempat duduk yang kosong. Callista langsung mendudukkan tubuhnya, sementara Rehan memesankan ice cream.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BADBOY
Teen FictionSquel "NO REASON" Ini adalah kisah cinta Callista dan Rehan. Tidak ada persahabatan yang murni antara cewek dan cowok, seperti hubungan mereka ini. Rehan akui ia telah kalah dalam hubungan persahabatannya, sebuah rasa kasih sayang yang mendasari per...