MPB_Part 4💀

96 3 0
                                    

Callista berjalan menuju kelas dengan langkah gontainya, pandangannya pun tidak fokus ke jalan, hingga sesekali dirinya menabrak bahu orang yang berlalu-lalang. Fikirannya terlalu sibuk memikirkan apa yang ada di otak Rehan, lelaki itu tidak pernah mengakuinya sebagai kekasih.
Callista ingin diperlakukan manis dengan kekasihnya di depan banyak orang, ia ingin orang lain tahu bahwa dirinya adalah kekasih Rehan Arkana Putra. Maka dengan begitu, tidak ada orang ketiga di hubungannya.

"Eh? Bengong aja!"

Callista tersadar dari lamunannya, langkah kakinya kini telah membawa dirinya di tempat duduknya. Nana menyadarkan Callista dengan menepuk pelan bahu gadis itu.
Callista pun tersenyum pada Nana, lalu ia duduk di kursinya yang berada tepat di belakang kursi Nana.

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Callista pun baru sadar kalau teman semejanya belum datang, biasanya Nabila lah orang yang datang paling pagi.

"Eh Na? Nabila mana? Kok tumben belum dateng?" Tanya Callista.
Nana pun menoleh, "Nabila sakit, tadi mamahnya ke sini nitip surat ke gue." Jawab Nana sambil menunjukkan amplop berwarna putih.

"Sakit apa dia? Yahh.. gue duduk sendiri dong."

"Katanya si kena demam berdarah, lagi hits banget tau penyakit itu." Jawab Nana.

"Mana ada penyakit hits." Cibir Callista.

Obrolan Callista dan Nana berhenti ketika Bu. Laras, selaku wali kelas mereka datang. Seluruh siswa-siswi kelas XI-1PA2 pun langsung duduk di tempatnya dengan rapih. Sang ketua kelas memimpin agar teman-temannya memberikan salam, dan Bu. Laras pun menjawab salam mereka.

"Hari ini kita kedatangan murid baru," ujar Bu. Laras yang membuat seisi kelas ini berbisik-bisik. Termasuk Nana yang sudah heboh, sementara Callista hanya diam sambil mendengarkan, ia sama sekali tidak tertarik dengan hal itu.

"Ca? Kalau anak barunya cogan gimana?" Ujar Nana sangat antusias.

"Cih, dasar jomblo!"

"Yeh, siapa si yang gak mau sama cogan?" Kesal Nana sambil menyenggol lengan Callista.

Tak lama kemudian pun anak baru yang Bu. Laras sebutkan masuk, hal itu membuat kaum hawa yang berada di kelas ini berteriak histeris. Callista sangat terganggu akan hal itu, ia menutup telinganya rapat-rapat, sementara Bu. Laras mencoba untuk menenangkan kelas ini.

"Tuh kan Ca, gue bilang apa, cogan kan yang dateng!" Pikik Nana histeris sambil meremas rok nya.

"Biasa aja tau!" Kesal Callista.

Bu. Laras mempersilahkan anak itu untuk memperkenalkan diri, ia pun berdiri di depan kelas. Betuk tubuh yang profesional, rambutnya yang klimis, hidung mancung, rahang tegas, bibir berwarna merah muda dengan senyum manisnya, membuat lelaki itu terlihat sangat tampan. Gadis mana yang tidak meleleh melihat kegantengannya? Ah iya, lupa! Hanya ada satu gadis yang tidak tertarik, yaitu Callista.

"Haii semua!" Suara beratnya itu menyapa kelas ini, membuat kaum Hawa menjawabnya dengan penuh semangat.

"Kenalin, nama gue Edo Elfredo, gue murid pindahan dari SMA Garuda, semoga kita dapat berteman baik." Lanjutnya.

"Edo, sekarang kamu bisa duduk di samping Callista."

Mendengar kalimat Bu. Laras, Callista pun sontak berdiri dari duduknya. "Loh bu, kan saya duduk sama Nabila. Yang duduk sendiri itu Nana, bu."
Kelas mereka memang ganjil, jumlahnya 39 siswa. Mereka kurang seorang siswi, jadinya Nana duduk sendiri. Callista bingung, seharusnya anak barunya itu perempuan, bukan laki-laki.

"Oh yasudah, kalau begitu biar Edo yang pilih mau duduk sama kamu atau sama Nana. Masalah Nabila, dia pasti kebagian tempat duduk kok." Jelas Bu. Laras yang membuat Callista berdesis kesal. Pasalnya dia sangat tidak ingin duduk dengan lelaki itu. Bukannya apa-apa, Callista hanya ingin menjaga perasaan Rehan, meskipun mereka beda kelas.

MY PERFECT BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang