Chapter 1 "Mimpi Buruk"

84 17 2
                                    

"Mungkin kau disampingku
Atau kau berada disekitarku
Tapi kita tidak sadar
Ada kupu-kupu didalam kita"

Beryl POV

Aku melihatnya berlari kearahku. Sungguh tampan wajahnya. Senyumnya menampakkan gigi putih dan mata bulatnya memancarkan kebahagiaan. Pria tampan itu milikku, Ia berlari kearahku.

"Kau tidak mau mendatangiku duluan?" katanya kepadaku sambil menyeka keringat dipelipisnya. Tubuhnya dibungkukkan sambil tangannya tertopang dilututnya.

Aku tertawa kecil sambil menepuk pelan bahunya. "Aku hanya bahagia kau berlari untuk bertemu denganku. Biasanya kau hanya menatapku dingin. Setelah itu, kau akan mengabaikanku, " keluhku kepadanya.

Tanpa diduga, ia memegang wajahku, dengan kedua tangan panjangnya dan tersenyum manis. Wajah kami semakin dekat, 'oh Tuhan, dia akan menciumku,' 10 cm... 5cm.... 2cm.... dan,

BRUKKKK!!! Aku terjatuh dari tempat tidur.

"Awww," ringisku sambil menyentuh bokongku yang sakit, "Sialan, kenapa mimpi itu lagi,sih?! Jijik banget dihh, malah sakit lagi, duh..."

Yaaa... Setidaknya itu hanya mimpi. Aku tidak perlu kesal seperti saat saat aku harus bertemu dengannya secara nyata. Tapi sakit itu masih bertahan dibokongku. Kalau sampai sakit ini tidak hilang dalam beberapa jam, aku bersumpah akan melempar sepatuku tepat kewajah pria menjijikkan itu.

~~~~~~~~~~~

Baiklah, ini sudah pukul 07.15 dan aku masih terjebak dikerumunan mobil kota. Ini semua karena mimpi buruk itu. Aku harus mengguyur tubuhku berlama lama agar pikiran itu menjauh dariku. Dan tanpa kusadari, aku terlambat 20 menit untuk berangkat sekolah.

Sialnya lagi, aku tidak sempat sarapan. Setetes air pun tidak ada yang masuk kemulutku. Hal ini sungguh menyiksa. Biasanya, setiap pagi aku mampu meminum dua gelas susu.

Tepat pukul 07.30, aku masih berada dijarak 10 meter dari sekolah. Sial, ini sudah bel. Cepat-cepat kuambil tasku dan buku-bukuku. "Pak, Elil turun disini aja, telat banget ini," kataku kepada Pak Jarwo, supir pribadi keluarga kami.

"Eh, hati-hati, non. Jangan buru-buru, entar jatuh, loh, non," jawab Pak Jarwo gelagapan.

Aku berlari sekuat tenaga. Dan saat aku sudah sampai didepan sekolah, yang kutemui hanya sebuah gerbang besar. Sialnya lagi, gerbang ini tertutup sempurna.

Oh baiklah. Penderitaanku ternyata belum selesai. Tepat sepuluh langkah dibelakangku, seorang siswa biang kerok datang dengan santainya.

"Lo mau nunggu terus disini? Sampe bel pulang pun, ini gerbang ga bakalan kebuka, tolol," omongnya padaku yang ternyata sudah berdiri tepat disampingku.

"Terus maksud, lo? Gue mesti pulang? Atau gue mesti gedor-gedor gerbang? Gila lo, ya," jawabku sambil melipat kedua tanganku didepan dada.

"Percuma lo cantik kalo otak lo lemot."

"Apaan lo nilai-nilai gue seenak jidat lo. Gini gini gue lebih cerdas dari otak udang lo itu. Udah tau telat, masih juga santai."

Lelaki gila ini malah tertawa kecil, bergerak mendekatiku, lalu sedikit menunduk untuk menyetarakan tingginya denganku. "Dengan lo ngomong gitu, lo malah keliatan lebih tolol dari gue. Lo udah sekolah sebelas tahun dan lo gatau kalo bel udah bunyi, gerbang sekolah langsung ditutup."

"Gila, ya. Lo emang pengalaman banget telat-telatan," kataku sambil mundur tiga langkah dan bertepuk tangan tepat dihadapannya.

Tanpa kami sadari, Pak Danu, guru BK SMA Dwiwarna sudah berdiri didepan gerbang menyimak percakapan kami berdua.

"Sudah selesai drama di pagi harinya? Seru sekali mendengarnya," kata Pak Danu sambil memukul-mukul senjata kayunya ketangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah selesai drama di pagi harinya? Seru sekali mendengarnya," kata Pak Danu sambil memukul-mukul senjata kayunya ketangannya.

Aku hanya bisa tersenyum kecut sambil menundukkan kepalaku. Dan lihat, lelaki disampingku hanya diam berdiri dengan tangan didalam saku.

"Ikut Bapak sekarang!" seru Pak Danu pada kami.

~~~~~~~~~~~~~

Seorang Beryl Kartika Putri, sedang menghormat bendera ditengah lapangan bersama lelaki gila yang punya banyak fans, Randy Alex Pratama.

Ayolah, ini sudah jam pelajaran terakhir, dan hukuman ini belum dihentikan. Aku hanya telat tiga menit, batinku. Kakiku serasa lepas dari sendinya. Jari-jariku pun sudah tak mampu bergerak. Aku melemaskan sedikit badanku.

Lelaki disampingku dengan santainya melipat tangannya didepan dada sambil bersiul ria.

KRINGGGG....

"Oke, sip, bel tuh. Gue pulang duluan. Kalo Pak Danu nanya, bilang aja ini udah waktunya pulang. Masa iya gue dihukum sampe malam," omongnya padaku sambil berjalan mengambil tasnya.

"Whatever, dasar cowo gila," jawabku dengan langkah kaki mengikutinya, mengambil tasku, dan berjalan pulang. Sungguh lelah berdiri disana dengan panggangan matahari. Dan syukur aku tidak jatuh pingsan karena tidak sarapan.

Saat aku sudah berjalan rileks, Randy berjalan mendahuluiku dan membody bahuku.

"Ishhh.. Cowo sialan," kataku menghentakkan kaki sambil melototi punggungnya yang mulai menjauh. Dan saat itu juga, aku bergumam, berhenti masuk mimpiku dan ini akan menjadi perang.

~~~~~~~~~

Sorry for typo ((:
Semoga suka dengan ceritanya walaupun mainstream ((:
Jangan lupa buat vote and coment guyss ^__^

[1] INOUBLIABLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang