Again

7.1K 1K 127
                                    

"Kau putus dengan Sehyun?"

Namjoon duduk bersandar dengan kedua tangannya terlipat di depan dada, matanya melirik Jimin sinis, "Itu gara-gara dare bodohmu itu."

Jimin tertawa terbahak-bahak, "Sungguh? Itu juga salahmu, kenapa kau tak mengejarnya malam itu?"

"Kau buta? Aku mengejarnya sampai bajuku basah kuyup, aku tidak tahu harus mencarinya kemana. Apartemennya juga kosong."

Jimin berdecih, "Sudah, lupakan dia. Hubungan kalian sudah berarkhir. Itu artinya kau bisa mencari wanita lain."

Namjoon diam dengan jari panjangnya memijit pelipisnya, rautnya tak terlihat tertutup topi yang ia pakai kala ia menunduk. Ia tidak pernah terpikir untuk melupakan Sehyun, ini salah Jimin dan juga salahnya. Tak seharusnya ia mengabulkan dare itu. Namjoon yang bodoh, ketika ia serius dengan seorang wanita harusnya ia tak pergi ke club malam.

Namjoon masih berpikir ini salahnya, ia merasa sangat bodoh membiarkan Sehyun yang ia cintai terluka karenanya.

Jimin saling bertatap dengan pria lain di sebelahnya. Namjoon tak pernah terlihat semenyesal ini.

"Temui saja dia, minta maaflah lagi." Kata Hoseok.

"Aku sudah menghubunginya, sama sekali tidak ada jawaban."

"Cari dia kalau begitu, datangi langsung tempat tinggalnya."

Tanpa banyak bicara, Namjoon bangkit dari duduknya. Ia keluar ruangan meninggalkan teman-temannya.

"Ini salahmu, mereka jadi putus."

"Kenapa kau juga ikut menyalahkanku? Itu cuma permainan."

"Kalau pacarmu mendapat dare seperti itu lalu kau melihatnya, bagaimana perasaanmu?" Tanya Hoseok balik pada Jimin.

"Biasa saja. Aku tidak punya pacar."

Hoseok memutar bola matanya jengah, "Tunggu tanggal mainnya, Jim. Kau rasakan saja sendiri saat kau berada di posisi Namjoon."

"Hei! Kau membuatku takut."

———

Sehyun pulang dari kampusnya dengan membawa belanjaan, ia pikir sekalian saja ia mampir ke mini market tadi. Ia membuang kotak susu yang ia habiskan sembari berjalan ke tempat sampah.

Kepalanya menengok ke belakang, pintu apartemen Jungkook masih tertutup rapat. Ini sudah sore, mungkin pria itu akan pulang malam. Sehyun mengedikkan bahunya, biarkan saja Jungkook memiliki bra hitamnya. Hitung-hitung itu kenang-kenangan dari Sehyun, ia tak akan menemui Jungkook lagi. Tidak akan pernah.

Sehyun masuk ke dalam apartemennya, menyalakan lampu dan berjalan ke dapur. Kakinya menginjak lantai berdebu, ia baru ingat ia belum membersihkan apartemennya sejak pagi tadi.

Barang-barang yang ia bawa ia masukkan ke dalam kulkas dan beberapa ia biarkan di atas meja untuk ia jadikan menu makan malam.

Sehyun masuk ke dalam kamarnya, ia melepas blazer yang ia kenakan beserta celana panjangnya—menyisakan kaos putih beserta celana pendeknya tiga puluh senti di atas lutut— lalu menekan saklar yang tepat berada di sisi kanan pintunya. Ketika lampu yang ia nyalakan cahayanya secara penuh menerangi ruang kamarnya Sehyun berbalik, seketika itu berjingkat kaget.

"J-jungkook." Jantungnya berdenyut keras membiarkan orang lain melihatnya dengan pakaian terbuka seperti ini.

Pria itu duduk bersandar di atas ranjang, memandang Sehyun tanpa ekspresi apapun.

"B-bagaimana bisa kau masuk ke dalam apartemenku??"

Jungkook bangun, menghampiri Sehyun dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana pendeknya. Pakaiannya terlihat casual dengan kaos putih polosnya yang sedikit basah karena keringat.

Sehyun mundur beberapa langkah, Jungkook pun melakukan hal yang sebaliknya. Tatapan pria itu membuatnya takut, kedatangannya yang tiba-tiba di apartemennya yang sepi membuat Sehyun berpikir macam-macam. Mungkinkah akan terjadi pembunuhan di apartemennya sendiri?

"Baguslah kalau kau sudah datang."

"Pendingin ruanganku sedang rusak, jadi aku meminta petugas memberi akses agar aku bisa masuk ke dalam apartemen temanku."

"A-apa?"

"Aku tidak bisa tidur dengan keadaan pendingin ruangan yang mati."

"Lalu apa hubungannya denganku? Itu urusanmu."

"Tentu tidak bisa begitu saja, aku pernah memberimu pelayanan satu malam. Dan itu tidak gratis, kau belum membayarnya. Jadi, ku anggap itu sebagai hutang." Jungkook kembali tidur di atas ranjang Sehyun.

"Kamarmu sangat nyaman, aku akan tidur disini."

Sehyun menggeleng, ia menghampiri Jungkook, "Pergi dari sini, Kook."

Jungkook tersenyum simpul, "Kau masih belum berubah, kau masih suka marah-marah rupanya."

Sehyun menghela napasnya, "Pergilah, kumohon."

"Aku membawa bra-mu yang tertinggal kemarin." Jungkook mengeluarkan sesuatu dari sakunya, melemparkan benda itu di sisi ranjang yang lain.

Sehyun hanya melirik itu sekilas, "Kumohon pergilah."

Jungkook balas menatap Sehyun tanpa rasa takut, "Tidak."

"Kubilang pergi dari sini."

"Aku juga sudah mengatakan tidak."

"Jungkook-"

"Kenapa kau sangat ingin aku pergi?"

Sehyun terdiam, napasnya bergemuruh menahan emosi. Ia tertawa sumbang, "Kau menanyakan lagi hal yang sama yang pernah kutanyakan dulu padamu."

Jungkook masih menatap tepat di manik mata Sehyun, kata-kata yang Jungkook lontarkan tanpa sengaja telah membawa mereka pada kenangan masa lalu yang menyakitkan, terlebih bagi Sehyun.

"Kau tidak penting, membiarkanku terus bersamamu seperti aku hidup bersama parasit." Ucap Sehyun persis seperti yang Jungkook katakan dulu padanya.

Pria itu berdiri tepat menghadap Sehyun, "Itu hanya masa lalu. Kita yang dulu masih sangat labil."

"Ya, tentu saja. Kau begitu labil sampai kau malu memilikiku yang hanya seorang pecundang di sekolah dulu."

"Kau tidak mengerti, aku hanya dihasut teman-temanku waktu itu."

"Dan kau berpikir mereka benar! Itu kesalahanmu!"

"Maafkan aku."

"Pergilah, Kook." Sehyun menunduk, ia menangis, "Pergilah."

Tak menghiraukan Sehyun, Jungkook justru meraih Sehyun. Berusaha memeluknya.

"Pergilah." Sehyun mundur, menepis Jungkook.

"Sehyun dengarkan aku."

Wanita itu menggeleng, "Pergilah, kubilang pergi dari sini!" Teriaknya.

Sehyun yang emosi dan keras kepala, begitu pula Jungkook, ia masih bersikukuh membiarkan eksistensinya berada di dekat Sehyun. Memeluknya dengan paksa meskipun Sehyun berontak, menangis keras menepis Jungkook.

Tak menyerah sampai disitu, Jungkook masih berusaha mendekap Sehyun, memeluknya, menciumnya, mencumbunya penuh haru dan penyesalan yang melebur menjadi satu bersama air mata wanita itu.

"Maafkan aku, Sehyun." Jungkook menangkup pipi Sehyun, mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir wanita itu beberapa kali.

Hingga pada kecupan terakhir berubah menjadi lumatan lembut, amarah yang sempat membuncah teredam dengan ciuman. Jungkook menjatuhkan Sehyun di atas ranjangnya. Menanggalkan semua helai pakaian yang menutupi kulit Sehyun.

Dan sekali lagi, malam yang sama terulang dengan Sehyun berada di bawah kungkungan Jungkook.

He returned, reminded, accompanied, to the same wound.

———

starbookdialy.

STUPID || JJK || KNJ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang