Last

7.2K 1K 34
                                    

Pria tinggi itu ingat, ini hari rabu. Sehyun masuk kuliah pagi ini, wanitanya selalu berangkat dengan naik bus. Tapi hari ini ia ingin mengantar Sehyun. Setidaknya ia berusaha untuk kembali dekat dengan wanita itu.

Ia mengeratkan jaketnya begitu keluar dari mobil. Tak tahan dengan udara dingin, sampai uap napasnya mengepul bak uap air mendidih, Namjoon menerjang udara dingin sampai ia masuk ke dalam gedung di sana. Kakinya melangkah sampai depan lift, lalu memasukinya begitu lift itu terbuka.

Begitu pintu lift tertutup usai jarinya menekan tombol di sana, Namjoon baru ingat. Ia datang dengan tangan kosong.

———

Sehyun menggeliat, matanya masih terpejam sementara kesadarannya hampir pulih seutuhnya. Tangannya tanpa sadar mengusap dada bidang seseorang yang tengah merengkuh pinggangnya.

Sensasinya hangat dan sedikit lembab pada permukaan kulit yang menyentuh telapak tangannya. Perlahan Sehyun membuka kelopak matanya. Ia mengerjap lalu menghela napasnya kemudian.

Pukulan lemahnya menghantam dada Jungkook. Satu kali, dua kali, sampai pukulan ketiga, pria itu baru menunjukkan reaksinya. Lengannya semakin erat melinggar di pinggang Sehyun.

"Satu pukulan lagi berarti ronde keempat." Parau Jungkook.

"Akan kutendang kau." Sehyun berusaha memisahkan dirinya dari Jungkook, "Minggir!"

Jungkook masih memejamkan matanya sembari mendengkur halus, tapi tak membuat cengkeramannya terlepas dengan mudah oleh Sehyun.

"Jung...," Sehyun masih terus mengelak dari pelukannya.

Dan Jungkook yang keras kepala masih menahannya, "Tidurlah lagi, aku tahu kau masih mengantuk."

Sehyun terdiam beberapa saat, dadanya bergemuruh. Genggaman tangannya semakin kuat terkepal. Sesuatu mengganggu pikirannya sejak awal kehadiran pria satu ini. Ia menggigit bibir bawahnya, berusaha membuat keyakinannya sendiri, berusaha meneguhkan hati dan kepercayaannya dengan tidak mudah. Sampai ketika Sehyun berhasil mendapatkan tenaganya kembali, ketika itu juga pukulan keras kembali ia daratkan di dada Jungkook.

Mungkin hantaman kali ini membuat Jungkook kesakitan, tapi pria itu tak menunjukkan kemarahannya. Justru ia menarik Sehyun tenggelam di dadanya, mengijinkan wanita itu mendengarkan detak jantungnya lebih jelas.

"One more chance, Sehyun." Mohon Jungkook seakan tahu betapa Sehyun mati-matian menolaknya.

Kedua mata Sehyun memerah panas. Ia tak ingin mengatakan ini suatu momen yang pas, ketika hubungannya dan Namjoon berakhir, Jungkook datang menyerbu hati Sehyun yang sudah tertutup rapat untuknya. Meminta kesempatan kedua dengan mudah tanpa Sehyun tahu Jungkook benar-benar tulus atau tidak. Ia tak ingin percaya untuk kedua kalinya. Rasanya sangat ingin menolak ketika keadaan berputar balik—Jungkook menginginkannya— agar pria itu tahu bagaimana rasanya dicampakkan dan dibuang seenaknya.

Tapi tidak, sebaliknya. Sehyun balas memeluk Jungkook erat sembari menangis. Hal yang tidak Sehyun mengerti.

Pria yang dulu meninggalkannya kini datang dengan tak membiarkan celah bagi Sehyun untuk menolak. Mungkin Jungkook terdengar egois. Tapi ini kemauannya. Sekali lagi, Jungkook berusaha menghancurkan Sehyun. Ia tahu dirinya tak berhak melakukan ini, ia berani menghancurkan pertahanan yang wanita itu buat tanpa seizinnya dengan paksa.

"Just give me one more chance. Only one." Bisik Jungkook.

Permohonan itu mau tak mau Sehyun akui membuatnya luluh. Jungkook mengharapkannya, seketika itu Sehyun merasa dirinya memang berharga. Jungkook yang bodoh hanya terlambat untuk mengerti itu.

"Kau tahu, selalu ada yang ketiga dan keempat dan seterusnya setelah itu." Lirih Sehyun.

Jungkook merenggangkan pelukannya kemudian menunduk menatap Sehyun, meminta maksudnya.

"Aku ingin ini jadi kesempatan terakhirmu."

Maybe someone will change, if he gets his last chance.

———

starbookdialy.

STUPID || JJK || KNJ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang