Hello there..
Ini ff pertamaku, harap dimaklumi ya..
Selamat membaca! ><.
.
.
Gateway Apartment Pasteur
Kriet
Pintu apartemen itu terbuka kala angin sore hari menerpa dengan kencang. Tak ada tanda-tanda penghuni di dalamnya.
.
Mengingat kembali, pagi tadi Jeon Jeongguk, baru saja pindah ke apartemen barunya. Dia sudah membereskan barang-barangnya terlebih dahulu dan saat ini sedang berdiri di depan pintu apartemen sebelah kanan miliknya. Niatnya, ingin menyapa tetangga baru.
'613'
Pria tegap berotot itu melihat lagi nomer apartemen tersebut. Penasaran, seingatnya sejak pagi pintu ini tetap terbuka seperti itu. Tapi tidak ada suara atau aktifitas apapun yang menujukkan adanya orang disana.
"Permisi..", masih dalam intonasi normal.
"PER MI SI.", tambahnya beberapa kali berulang seperti itu.
Sekitar 5 menit dia menunggu masih tidak ada yang menyaut. Pria 24 tahun yang berprofesi sebagai arsitek itu menyerah dan memutuskan kembali ke apartemennya.
"Ah sudahlah, mungkin memang tidak ada orang."
.
Malam hari tiba. Jeongguk baru saja pulang dari tour malamnya di lingkungan baru apartemennya ini. Sekalian membeli kudapan untuk makan malam dan berbelanja beberapa bahan makanan untuk besoknya.
Ternyata disini nyaman juga pikirnya. Dari segi letak, desain, dan fasilitasnya sesuai dengan yang apa dia keluarkan. Tentu pertimbangan ini termasuk dari sudut pandang profesinya juga. Dia cukup cerdas tentang itu.
Baru saja berniat menekan password pintu apartemennya. Ia terhenti dan teralihkan pada pintu apartemen 613 tadi. Lampu luarnya masih belum dinyalakan.
Penasaran, dia memberanikan diri masuk setelah mengetuk terlebih dahulu. Tidak lupa kata permisi.
Mengendap-ngendap di kegelapan, maniknya terhenti setelah menemukan seorang pria perperawakan ramping yang tergeletak di karpet beludru warna abu-abu.
"Astaga, Tuan!", Refleksnya menghampiri dan memposisikan diri bertekuk di hapan pria asing itu.
Sambil menepuk-nepuk bahu pria tersebut, Jeongguk memanggilnya terus menerus, berharap pria itu masih bernyawa. Karena sungguh ini kali pertamanya menemukan siatusi seperti ini.
Dengan sedikit suara dan tangan yg bergetar, Ia memelankan tepukannya saat melihat lebih jelas ternyata banyak luka lebam dan darah mengering di pelipis serta sudut bibir pria itu. Membuat Jeongguk semakin waswas.
"Mmmhh", geram pria asing yang kulitnya sangat pucat.
Ya, lebih pucat dari orang berwarna kulit terang biasanya.
Tak lama mata sipit pria itu membiasakan kondisi gelap ruangan dan sesekali meringis kecil sambil menyentuh luka di wajahnya dengan jari-jari panjang miliknya.
"Tuan, Apa anda baik-baik saja?", Tanya Jeongguk melihat si pria telah terduduk sempurna.
"Siapa kau?".
Dingin, sedingin angin di lantai 15 ini.
"A-aku Jeon Jeongguk. Penghuni baru apartemen 612."
Takut, itu yang Jeongguk rasakan saat berkontak mata dengannya.
Gelap dan tajam.
Tanpa ada balasan apapun, perlahan pria dengan rambut legam acak-acakan dan pakaian compang-camping serba hitam itu mencoba berdiri dengan tumpuan sofa di sampingnya. Meninggalkan Jeongguk dengan sempoyongan berjalan ringkih menyalakan lampu.
Lalu kembali berbalik pada Jeongguk yang masih terdiam.
"Pergi." Yoongi setengah berbisik namun sangat dingin.
"Y-ya, Tuan?,"
"KUBILANG PERGI. Dan aku bukan tuanmu, aku Suga. Pergi!"
"Oh B-baiklah kalau begitu.. selamat malam, Tuan Suga."
Ceklik
Pintu tertutup oleh Jeongguk yang terburu-buru meninggalkan apartemen Yoongi.
Jeongguk menghela nafas panjang. Kemudian bermonolog sedikit mengumpat.
.
.
"Orang yang aneh. Tapi lukanya banyak sekali. Aku penasaran apa yang terjadi padanya sampai bisa begitu."
.
.
.
To be continued
Waaa akhirnya berani bikin ff.
Disini ceritanya Kookie rada penakut, Suganya berani gitu uwu
Lanjut jangan? Huhu
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me. [KOOKGA]
Short StoryPergi! (Tolong aku) Kookga. #BadboyYoongi #TopJK #BotYoongi #Semilokalau