Mari kita sudahi dulu cerita masa lalunya.
Happy reading 🤗
Jeongguk kini berada di depan pintu apartemen Yoongi. Setelah 5 menit mondar-mandir memikirkan hal apa yang akan dia sampaikan jika ia bertemu dengan Yoongi nanti.
"Oke, tinggal pencet bel."
Bel sudah ia tekan berkali-kali. Tapi sepertinya memang tidak orang di dalam. Ia tahu password apartemen Yoongi, tapi tentu tidak sopan jika ia masuk begitu saja.
Jika kalian tidak tahu, Park Jimin, teman kantor Jeongguk yang merangkap sebagai sobat karibnya saat ini sedang berada di supermarket apartemen. Tepatnya di lantai dasar. Dia menyuruh Jimin membeli beberapa bir untuk mereka. Sementara Jeongguk berusaha mengajak Yoongi untuk minum bersama mereka.
Tentu saja tujuan utama Jeongguk adalah untuk berbaikan dengan Yoongi. Dan menurutnya cara yang paling cocok adalah dengan mengajaknya minum.
.
Sementara itu, Jimin sedang kebingungan memilih bir. Bukan bingung, tapi sepertinya memang stok disana sedang habis. Jadi dia sedang melihat-lihat merk lain.
Dia melangkah mundur untuk melihat stok lain di rak yang lebih tinggi.
Bruk
Tak sengaja Jimin menabrak seseorang yang sedang lewat.
"Tck. Punya mata gak sih?"
Pria yang ditabrak mengerutkan mata tidak suka. Sedangkan Jimin sudah bersiap untuk meminta maaf.
"Ma-"
"Kau?"
"Yoongi hyung!!!?"
Kedua pria ini sama kagetnya. Sebuah pertemuan yang tidak terduga setelah hampir 10 tahun lamanya. Membuat keduanya merasa canggung.
"Yoongi-hyung? A-apa kabar?"
"Baik."
Dingin sekali.
Itu kata pertama yang terlintas dipikiran Jimin saat melihat Yoongi yang sekarang. Berbeda dengan Yoongi dulu, yang hampir selalu memperlihatkan ekspresi wajahnya.
Hanya kepadanya.
"Sudah ya."
"Tunggu!"
Baru saja Jimin ingin bertanya kemana saja Yoongi selama ini. Namun pria dingin itu sudah meninggalkan supermarket setelah membayar sebungkus rokok.
"Kau berubah ya, Yoongi-hyung.."
Senyuman miris terukir oleh bibir tebal Park Jimin.
.Jimin sedikit kesulitan membawa belanjaannya. Di tangannya ada 2 buah kantong belanja. Yang satu berisi segala macam minuman dan yang satu lagi camilan dan mie instant.
Dia melihat Jeongguk sedang menyender di pintu apartemen Yoongi.
"Hey Guk! Daripada diem bantuin napa!"
"Ck. Lama sih lu"
"Ya sorry, tadi ada urusan."
Jeongguk bergedik. Membantu Jimin membawa kantong berisi minuman dan membukakan pintu apartemennya.
"Gue ikut mandi gapapa?"
"Em. Anduknya ambil di lemari."
"Oke."
Ingat tujuan awal Jeongguk? Ya, mengajak Yoongi minum bersama.
"Suga-hyung udah pulang belum ya?"
Jeongguk kemudian bangkit untuk kembali ke apartemen Yoongi. Dan ternyata benar, Yoongi sudah pulang. Seperti biasa, Yoongi selalu lupa menutup pintunya. Sehingga Jeongguk dengan mudah bisa masuk.
"S-suga hyung..."
Yoongi yang sedang duduk dengan asap rokok mengepul di sekitarnya melihat Jeongguk dengan malas.
"Mau apa kau datang kesini lagi."
"Umm, anu... temanku membeli banyak bir. Apa kau mau ikut minum dengan kami?"
Sebentar, sepertinya tadi ia bertemu dengan Jimin. Dia juga sedang membeli bir. Apa jangan-jangan temannya Jeongguk adalah dia. Yoongi memutar otaknya.
"Umurmu berapa?"
"Hah? 24. Kan sudah kubilang waktu itu. Hyung lupa?
"Temanmu pendek?"
Oke saat ini Jeongguk jadi bingung oleh sikap Yoongi yang tiba-tiba penasaran seperti ini.
"Kok.. tau?"
Sial. Kurang lebih itu kata yang terlintas di kepala Yoongi.
Selama ini dia terus menghindar. Dia ingat, dulu Jimin beberapa kali menyebut nama Jeongguk. Bahkan sempat bilang akan mengenalkan dengan temannya itu. Mungkinkah temannya itu Jeongguk yang ini?
Berpikir bahwa mungkin dengan berjalannya waktu dia akan lupa akan rasa penyesalannya pada orang yang dulu sangat peduli padanya.
"Park Jimin."
Yoongi terkejut saat mendengar nama itu keluar dari bibir Jeongguk. Terbatuk dari asap rokok yang ia hisap.
"Namanya Park Jimin, Hyung. Kau kenal dia ya?"
Bukan Jeongguk namanya kalau dia tidak peka. Ya walaupun jarang, tapi perubahan sikap Yoongi sangatlah terlihat oleh mata bulatnya.
"Ya."
"Oh."
Ada sedikit kekecewaan di wajah Jeongguk, tapi sayangnya Yoongi tidak lihat itu.
Keduanya kini terjebak dalam keheningan. Sekitar 2 menit mereka hanya diam. Yoongi dengan rokoknya. Jeongguk dengan rasa 'penasaran' nya akan hubungan Jimin dan Yoongi.
"Dia.. teman lamaku. Tidak, lebih tepatnya bocah bodoh yang datang ke sekolahku hanya untuk diajari Fisika."
Tak ada jawaban dari Jeongguk. Dia hanya menerka-nerka sejauh mana ikatan mereka hingga Yoongi secara suka rela bercerita kepada seorang Jeon Jeongguk yang beberapa hari lalu dia 'usir' dari kehidupannya. Jangan lupakan itu.
"Tolong bilang padanya, aku minta maaf."
Jeongguk semakin bingung. Dia sungguh tidak mengerti situasi ini. Apa yang terjadi pada kedua orang itu dan kenapa dia sangat tidak suka mendengar apapun yang keluar dari bibir Yoongi saat ini.
"Untuk?"
Satu kepulan asap rokok kembali menyebar di udara.
"Jadilah temanku, Jeongguk."
Jeongguk yang sedang memainkan sandal tidurnya terpaksa menengadah. Hampir menendang meja di depannya saking kagetnya.
.
.
to be continued
Gimana nih? Heran sih aku. Kenapa Yoongi tiba-tiba jadi kek gini.
Dan sepertinya aku pen buru-buru namatin hehe. Gapapa kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me. [KOOKGA]
Short StoryPergi! (Tolong aku) Kookga. #BadboyYoongi #TopJK #BotYoongi #Semilokalau