Park Jimin

935 84 3
                                        

Ruang Kelas SMA Taruna

Park Jimin

"Ayolah, antar aku ke SMA itu lagi oke? Besok aku traktir mie ayam di kantin deh, bagaimana?

Jeongguk yang sedang asik main hp bergumam tanda setuju.

"Nah gitu dong hehe"

.

SMA Harapan

Siswa berhamburan keluar dari gerbang sekolah. Ini waktunya mereka pulang. Beberapa ada yang bergerombol dengan temannya, ada yang sudah dijemput oleh mobil pribadi. Bahkan beberapa terlihat bersama dengan kekasihnya.

Jeongguk dan Jimin berada di sebrang jalan memperhatikan setiap siswa di sana.

Sebenarnya mereka sudah memakai jaket agar bet sekolah mereka tidak terlihat. Tapi Jeongguk masih merasa risih. Dan ditambah lagi Jimin benar-benar memperlihatkan kalau dia sedang mencari seseorang.

Jimin memang seperti ini kalau punya gebetan baru. Heboh. Tidak seperti Jeongguk yang bahkan saat ini punya 4 orang kekasih saja tidak pernah minta Jimin untuk menemaninya apel. Yaiyalah.

"Tidak ada yang menarik disini, chim. Lihatlah, mereka terlihat seperti anak SMP. Kau tau kan, tipeku itu yang terlihat dewasa."

"Ck, diam dulu sebentar. Aku kesini bukan untukmu. Aku sedang mencari Yoongi-ku."

Jeongguk membulatkan matanya. Lihat siapa yang tadi memohon untuk ditemani. Sekarang bahkan tidak mempedulikan keberadaannya.

"Sialan kau. Tau begini aku duluan saja ke rumahmu."

Karena bosan, dia memutuskan membeli minuman di minimarket tak jauh dari sana. Meninggalkan Jimin dengan peran mata-matanya.

Jeongguk membeli 2 kaleng cola. Ya, walaupun Jimin menyebalkan tapi Jeongguk itu setia kawan. Dia tak mau teman seperbangsatannya itu kehausan.

Sudah cukup dia haus belaian, haus dahaga jangan.

.

Jimin terlihat sumbringah saat Jeongguk kembali. Sungguh dia tidak tahu harus ikut senang atau jijik.

Ekspresi Jimin sangat menyebalkan menurutnya. Lebih menyebalkan dari saat mengalahkan Jeongguk bermain game. Jimin itu tipe yang akan melet-melet kalau menang. Nah, ini lebih dari itu menyebalkannya.

"J-jeongguk! Aku bertemu dengannya tadi! Aku menyapa. Sial! Aku senang sekali."

Binar mata Jimin terlihat bahkan mungkin dari jarak berkilo-kilo meter.

"Benarkah? Apa katanya?"

"Eh? Tidak bilang apa-apa sih. Tapi sepertinya tadi ada beberapa temannya datang. Bukankah itu berarti dia disukai banyak orang juga? Benar, kan? Sudah kuduga dia anak yang baik."

Senyumnya merambat ke mata. Memang dari tadi dia tidak membuka matanya sama sekali sih.

"Oke terserahlah. Sudah selesai kan? Ini minum. Ayo kita pulang. Hari ini giliran main PS di rumahmu."

Jimin mengangguk tanpa melepaskan senyumnya. Bahkan mungkin tidak mendengarkan apa yang Jeongguk katakan barusan.

Mereka berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor mereka masing-masing.

"Ah coba saja tadi kamu lihat betapa mempesonanya dia.. Dan kau tahu? Dia ternyata kelas 12 haha sepertinya selera kita hampir sama sekarang."

.

.

.

to be continued

Yo! Thanks for having me till this chapter.

Btw Jeongguk sama Jimin kelas 10 ya disini.

See ya ><

Save Me. [KOOKGA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang