8 - Pertama Kalinya Deket

73 11 3
                                        

"lo pulang sama siapa?" ucap Davin yang masih setia menunggu Nadine di UKS. Sedangkan Syasya dan Dina pergi ke kantin untuk membeli makanan untuk Nadine, karena sedari pagi Nadine belum makan.

"sama si Syasya." ucap singkat Nadine. Nadine masih tertidur lemah di atas kasur. Kepalanya masih pusing tapi tak separah waktu dilapangan.

"oh, maaf gw udah buat lo pingsan." Davin merasa bersalah karena ulah nya Nadine jadi pingsan.

"kalo gw gak mau maafin gimana?" ucap Nadine sambil menengok ke arah Davin.

"yah gak papah, yg penting gw udah minta maaf." ucap Davin memasang muka datarnya dan menyilangkan kedua lengan nya di bagian perutnya.

"gak ada usaha nya banget sih lo." tegas Nadine.

"buat apa gw berusaha, lo bukan siapa-siapa gw!" Ucap Davin.

Entah mengapa ucapan Davin menusuk ke hati Nadine. Bahwasan nya Nadine bukan siapa-siapa nya. Tapi memang kenyataan nya seperti itu.

"se engganya kan lo yang udah buat gw pingsan, lagian lo jahat banget sih hukum gw lari lapangan sepuluh keliling. Sepuluhh!" Ucap Nadine.

"lo yang salah lah, suruh siapa kesiangan." Ucap Davine tak mau kalah.

"tapi kan biasanya lo hukum yang lain yang enteng-enteng, paling suruh sapu mesjid. Sedangkan gw, ih dasar yah gak ber prikemanusiaan!" Ucap Nadine sambil memalingkan wajah nya.

"serah lo, semerdeka lo deh." Ucap Davine menyerah.

"Nadineee, Syasya udah bawa makanan nya. Nih!" Ucap keras Syasya.

"et suara lo bisa di kecilin gak. Berisik banget." Ucap Dina.

"yah dah maaf, ayo Nadine dimakan biar sembuh." Ucap Syasya menyodorkan makana nya.

"iyah." Nadine meraih makanan yang di beri Syasya. Namun belum saja Nadine meraih seutuhnya Davin sudah cepat meraihnya.

"biar gw yang suapin." ucap Davin sambil membuka Styrofoam yang di dalam nya berisi bubur ayam yang masih panas.

"lebay lo, biar gw aja, gw bukan anak kecil." Nadine berusaha merebut makana itu. Namun Nadine sulit meraihnya karena posisinya yang tidur.

"kata lo, gw gak ada usaha nya biar bisa di maafin sama lo. Gw ini lagi usaha, lagian lo lemes banget terus pucet banget lagi tuh muka kaya mayat idup tahu." Ucap Davin mengaduk aduk bubur yang masih panas.

"ih lo nyebelin, hey emang bener gw kaya mayat idup?" tanya Nadine pada Syasya dan Dina.

Syasya dan Dina membalas dengan anggukan saja.

"emm Nadine gw sama Syasya izin pulang duluan yah, soalnya di suruh bunda pulang cepet." Ucap Dina.

"iyah Syasya juga, udah di jemput di depan soalnya mau ke bogor kumpul keluarga." Ucap Syasya.

"iyah gak papah hati-hati." Ucap Nadine.

"tapi lo gimana Nadine, pulangnya sama siapa?" Ucap Dina khawatir.

"sama gw." Bukan Nadine yang jawab malah Davin yang jawab.

"idih ogah, gw pulang sendiri aja. Gak papah udah biasa juga, udah sono pulang." Ucap Nadine.

"Nadine usir kita, karena gak mau di ganggu yah berduaan sama Davin??" Ucap Syasya menggoda Nadine.

Jantung Nadine berdetak cepat lagi. Nadine merasa jika dekat dengan Davin selalu bisa-bisa dia terkena sakit jantung.

"ngaco lo Sya." ucap Nadine seadanya, sedangkan Davin hanya diam.

"udah Sya jangan digoda, tuh pipinya udah merah kaya tomat gitu." Dina ikut menggoda Nadine.

NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang