6 - Penyamaran

68 9 5
                                    

'Gila sih ini udah jam 08.15 cuy, dan gw masih dijalan belum nyampe sekolah. Kenapa juga bi inah gak bangunin gw.' itulah dumelan Nadine saat ia kesiangan berangkat sekolah.

Nasidine seperti biasa baru pulang dari rumah sakit menjaga Pak Hikmat. Beberapa menit menunggu jalanan macet, akhirnya Nadine sampai di gerbang sekolah. Ada yang beda di sekolah ini selain satpam yang jaga gerbang, osis juga jaga. Dimana ada tugas piket gerbang, mereka bakal tulisin nama yang kesiangan tulisan tersebut akan diberikan kepada guru BK selain itu sebelum masuk kelas pasti ada hukumun. Sungguh sangat berat!

Untuk pertama kalinya Nadine kesiangan. Apalagi hari ini jadwal ulangan Matematika, Nadine harus mengikuti ulangan tersebut, pelajaran kesayangan nya.

"kamu siapa namanya, jam segini baru nyampe!" Ucap kakak kelasnya, Nadine tidak tahu siapa namanya yang pasti muka cewe kakak kelasnya ini nyeremin.

"maaf kak, tadi tuh saya sakit perut, masa ni yah mau berangkat udah siap, eh sakit perut jadi bulak balik toilet." Ucap Nadine berbohong, agar Nadine bisa masuk kelas, semoga aja bisa.

"alasan, siapa namamu? Dan diam dulu di di belakang saya, kamu bakal kena hukuman." Ucap Kakak kelas yang satu lagi. Ada dua makhluk osis yang jaga gerbang.

"nama saya Nadine." Ucap Nadine sambil memasang muka juteknya. Yah seperti itulah Nadine. Nadine berjalan gontai ke belakang kakak kelasnya, namun Nadine memiliki ide untuk kabur masuk kelas. Lagian nurut-nurut aja sih, Nadine janji bakal ikutin hukuman itu bila jam istirahat saja. Karena sekarang Nadine harus mengikuti ulangan, Nadine tidak ingin mengikuti ulangan susulan.

1, 2, 3 kaburrr..

"kak maaf, saya janji bakal ikutin hukuman nya, tapi nanti jam istirahat, okey kakak baik sekali." ucap Nadine sambil berlari kencang menuju kelasnya.

Di tempat lain seorang cowo tampan sedang mengobrol dengan anak buahnya. Davin sedang melaksanakan tugasnya sebagai ketua osis, sebelum nama siswa-siswi yang kesiangan diserahkan kepada guru BK terlebih dahulu laporkan kepada Davin. Davin sedang menunggu laporan dari kedua orang yang tadi menunggu gerbang, sambil berbincang dengan adik kelasnya. Namun detik berikutnya adik kelasnya harus masuk kelas untuk mengikuti pembelajaran, sehingga Davin hanya seorang diri. Sambil menunggu Davin membaca buku dan menyandarkan tubuhnya di tembok koridor sambil berdiri kakinya satunya dilipatkan kebelakang.

Brughh

" sorry-sorry gw gak sengaja" Ucap Nadine, dia menabrak seseorang. Saking buru-burunya karena sedang di kejar oleh kakak kelasnya yang jaga gerbang tadi.

" Mata itu" Ucap Davin lirih hampir saja tidak terdengar, namun Nadine bisa mendengarnya.

" kenapa mata gw, belekan?" Nadine tidak enak dilihat seperti itu.

" woyy kenapa sih lo liatin mata gw mulu?" ucap kemabali Nadine, karena sedari tadi Davine hanya melihat matanya saja.

'kenapa lo ngingetin gw akan seseorang, entah kenapa mata indah itu, yang pasti gw merindukan nya, dan mata lo akan menjadi candu buat gw!'

Ucap Davin dalam hatinya, yang terus melihat mata indah itu, mata yang selama satu tahun ini menghilang entah kemana.

' demi apa jantung gw berdetak cepat. Mimpi apa gw bisa dipandang sama cogan kakak hits ini. Eh sadar-sadar, jual maha dikit. Cukup diri gw aja yang tahu sakitnya mendem cinta!'

Ucap Nadine dalam hatinya menyadarkan dirinya, bahwa Nadine tidak bisa memiliki namun hanya bisa mencintai dari jauh. Lelah cuy LDR hati mah.

"nah akhirnya saya dapet kamu, mau kabur kamu hah!" Ucap salah satu kakak kelas yang tadi jaga gerbang.

"ada apah ini?" Ucap tegas Davin, yang kini mengalihkan pandangan nya pada anak buahnya itu.

"ini nih Davin, dia kabur, dia itu kesiangan tapi gak mau dihukum." Ucap kakak kelas tadi sinis pada Nadine.

"siapa bilang gak mau dihukum? Kan saya udah bilang saya bakalan mau dihukum tapi nanti jam istiraha." ucap Nadine tak mau kalah. Bisa-bisa Nadine tidak bisa mengikuti ulangan Matematika.

"kamu berani melawan sama senior kamu hah? Kurang ngajar kamu yah!" Ucap Kakak kelasnya jengkel kepada Nadine.

"sudah-sudah, sekarang kamu lari lapangan 10 keliling!" Ucap Davin tegas kepada Nadine

"dan kamu kembali jaga gerbang." Ucap kembali kepada anak buahnya.
Akhirnya dia pun pergi meninggalkan Nadine dan Davin berdua untuk kembali ke gerbang.

"ayo, tunggu apalagi, cepet lari lapangan!" Ucap Davin mengingatkan kembali.

"yah sia-sia dong saya kabur, pleas saya mohon nanti aja yah jam istirahat. Saya mau ikut ulangan dulu, saya gak mau ikut ulangan susulan, pleas ya ampun ini waktunya setengah jam lagi. Pleas, pleaseee...  Yah, yah." Ucap Nadine memohon sambil membinarkan mata indahnya.

Ingin rasanya Davin tertawa melihat perempuan di hadapn nya ini, mengapa hatinya ini menghangat. Tak seperti biasanya. Namun Davin pun merasa kasihan pada gadis ini.

"yasudah, jam istirahat kamu jalani hukuman kamu. Siapa nama kamu? Kamu anak baru?" ucap Davin bingung karena kali pertamanya Davin melihat gadis ini.

'hah apa katanya anak baru? Hampir satu tahun kali gw sekolah disini.'

Ucap Nadine dalam hatinya.

"nama saya Nadine anak X IPA3, dan saya bukan anak baru, saya dimentorin sama kamu waktu masa perkenalan sekolah." Ucap Nadine mempertegas.

"kamu kamu! Sopan dimana etika kamu, saya ini kakak kelas kamu, saya ini ketua osis!" Ucap Davin kesal.

"bangga amat sih, dah ah banyak ngemeng, by!" Ucap Nadine sambil pergi meninggalkan Davin yang masih kesal akan tingakah Nadine adik kelasnya.

"kelakuan nya beda jauh sama orang Athalia, kenapa waktu pertama lihat saya menganggap dia sama kaya Atha." Ucap Davin.

Nadine terus saja berjalan cepat, Davin tidak tahu saja Nadine sedang senyum-senyum sendiri. Saking bahagianya bisa berbincang dengan orang yang ia cinta untuk pertama kalinya.

***

Hari pertama Nadine menjadi tukang sol sepatu, woy tukang sol sepatu coy, anjritt Nadine tidak menyangka. Nadine sudah menanyakan pada pak Hikmat gimana ngelakuin nya, dan pelanggan nya di daerah mana saja. Pak hikmat pun memberi tahunya, dan salah satunya anak yang Pak Hikamt anggap sebagai anak kandung nya.

Sekarang Nadine sedang bercermin di kaca mobilnya, sungguh tampilan nya sangat berbeda, laki banget!

Dengan pakaian celana Jens, kaos serta dilapisi kemeja kotak-kotak yang tidak dikancing, dan tidak lupa rambut panjang Nadine di lipat kedalam dan dipakaikan topi hitam, tidak lupa memakai sepatu vans nya. Yah Nadine menyamar bukan karena Nadine malu melakukan ini, tapi Nadine takut Bundanya akan melihat, bisa-bisa habis riwayat hidup Nadine.

'ayo Nadine semangat!'

Ucap Nadine menyemangati dirinya. Nadine turun dari mobilnya dan mengambil peralatan sol Sepatu nya di bagasi mobil. Nadine akan berjalan yah tentu, masa naik mobil percuma saja penyamaran nya.

NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang