9 - Gak Nyangka

115 4 5
                                    

Davin menarik tubuh Nadine dan memeluk nya erat. Nadine melongo.

"lo kenapa?" tanya Nadine yang masih melongo.

Davin tidak menjawab dan melepas pelukan nya.

"gue pulang dulu, mobilnya di aterin malem sama bodyguard gue." ucap Davin, sambil menaiki motor sport nya dan melajukan nya meninggalkan pekarangan rumah Nadine.

***

Hari weekend adalah hari kemalasan, beranjak dari kasur saja sangat sulit, libur sekolah maka mandi pun libur. Itulah kebiasaan Nadine, tapi tidak dengan weekend sekarang. Nadine sudah bersiap-siap rapih untuk menengok pak Atmo dirumah sakit.

Nadine melajukan mobilnya menuju rumah sakit, seperti biasa jalanan jakarta selalu saja macet. Nadine menoleh ke belakang, melihat persiapan nya untuk menjadi tukang sol sepatu. Karena hari ini hari libur sekolah, jadi Nadine akan menjadi tukang sol sepatu dari pagi.

Sesampainya dirumah sakit, Nadine langsung memasuki ruang rawat pak Atmo, tangan kanan Nadine menenteng buah-buahan untuk pak Atmo.

"assalamu'alaikum." Nadine masuk dan langsung menyalami tangan pak Atmo.

"wa'alaikumsalam." balas pak Atmo.

Nadine menyimpan buah nya di meja kecil sebelahnya.

"pak Nadine bawain buah nanti makan yah, apa mau Nadine suapin?" tawar Nadine.

"tidak usah nak, bapak bisa makan sendiri." ucap Atmo.

"baiklah, kalo gitu Nadine mau kerja dulu jadi tukang sol sepatu, sekalian Nadine mau ketemu sama anak bapak itu loh."

Entah mengapa Nadine sungguh sangat penasaran.

"baiklah hati-hati, bapak jadi gak enak."

"di enakin aja pak sama saya mah hehe." ucap Naidne.

"yaudah kalo begitu saya pamit ya pa, assalamu'alaikum." Nadine menyalami pak Atmo, dan berlalu pergi meninggalkan ruang rawat pak Atmo.

Nadine memasuki mobilnya dan bersiap-siap untuk menjadi tukang sol sepatu. Nadine menggunakan topi dengan rambut di gelung ke dalam, sehingga terlihat rambutnya pendek. Nadine menggantungkan handuk kecil di pundak nya. Nadine sudah merasa siap, akhirnya dia keluar dari mobil, kan gak lucu kalo tukang sol sepatu pake mobil.

Nadine berjalan menuju bagasi mobil dan mengambil alat tukang sol sepatu pak Atmo. Nadine menggelayutkan alat itu di pundak nya bak tukang sol sepatu.

Nadine mulai berjalan menyusuri kampung-kampung dan komplek.

"sol sepatu." teriak Nadine.

"elah, sesulit ini kah mencari uang, kasian pak Atmo udah tua tapi masih kerja kaya beginian." ucap Nadine bicara sendiri.

Begitulah hati Nadine, biar muka jutek dan sombong. Aslinya mah baik banget dan gak tegaan.

"gak ada yang nyantol nih satu pun, gue langsung ke anak nya pak Atmo aja deh, kepo gue. Sebaik apa tuh anak, pasti lebih baik dari gue, orang pak Atmo sampai sayang gitu." ucap Nadine sambil berjalan menuju rumah anak tersebut.

Sesampainya di sana Nadine membulatkan matanya.

'apa bener nih rumah nya? Gila gede amat.' ucap Nadine dengan suara bisikan. Meskipun rumah Nadine besar, namun tetap saja lebih besar rumah ini.

Nadine pun menekan bel yang tersedia di gerbang. Tak lama datang satpam penjaga gerbang dengan perawakan tinggi besar.

"ada apa?" ucap pak satpam tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang