3 - Davin Kavindra Prasetya

95 12 1
                                    

Semua mata siswi tertuju pada tiga cogan yang sedang berjalan dikoridor. Bisa dibilang cowo-cowo inilah yang paling ganteng di sekolah ini. Bagaimana cewe-cewe tidak bisa menolak pesona mereka. Apalagi cowo paling tampan di antara cogan yang lain, siapa lagi kalo bukan Davin. Ketua osis, ketua eskul sepak bola, dan basket. Semuanya hampir dikuasi oleh Davin. Sedangkan sahabat-sahabatnya hanya mengikuti jejak Davin, hanya menjadi anggotanya saja. Mereka itu Yudan dan Rendi, dua sifat yang bertolak belakang. Dimana Yudan memiliki sifat serius dan pemikiran dewasa, sedangkan Rendi memiliki sifat yang melenceng dari kenormalan, semuanya dianggap becanda, kurang lebih disebut dengan humoris.

Yang ditatap hampir semua wanita hanya diam dan tidak menanggapi nya. Kecuali Rendi, yang tebar peson sendiri, meskipun yah wajahnya agak kebule-bulean, bule pinggiran.

" Hai kak"

" Siang Kak Davin"

" Siang Kak Yudan"

" Siang Kak Rendi"

" Ya ampun kok makin ganteng aja sih tuh si Davin, boleh dong minta foto nya!"

" Siang" Jawab Rendi, sambil senyum nakalnya dan melambaikan tangan bak miss Indonesia.

Begitulah reaksi para siswa SMA Negeri Kebangsaan bila tiga cogan itu melewatinya.

Tapi sayang sikap Davin yang dingin dan tegas membuat perempuan yang ingin mendekatinya sudah mundur terlebih dahulu. Mungkin hanya satu-satunya yang tersisa dan masih berani mendekati Davin, meski sudah berapakali ditolak, dicaci, dikacangin, tetap saja bertahan. Wanita itu Cindy, wanita yang berparas cantik, berperawakan tinggi, ratu endorse. Seperti saat ini memaksa Davin untuk mengantarnya pulang.

" Hai my honey." Ucap Cindy sambil bergelayut manja ditangan Davin.

" Ihhh najis gw dengernya." Ucap Yudan, jujur Yudan sama sekali tidak menyukai Cindy. Cewe manja, rempong, dan seperti cabe-cabean saja. Seragam yang pas body, androknya pun ketat, bibir yang merah merona, bermake up, seperti bukan akan sekolah tapi seperti akan fashion show.

" Honey, anterin aku pulang yah, aku pengen pulang sama kamu, kamu pasti mau kan, ayolah honeyyy.." dengan suara yang di manja-manjakan.

" Apasih lo, lepasin tangan lo" Davin menepiskan tangan Cindy kasar. Selalu dengan nada jutek nya itu, Davin bila berbicara dengan wanita. Karena menurut Davin, wanita adalah racun yang harus dihindari.

" ihh ko kamu kasar sih sama pacarnya sendiri." Ucap Cindy yang mengaku-akui Davin adalah pacarnya, padahal bukan.

" Pacar, bangun lo, gak sudi gw punya pacar jiji kaya lo, minggir!" Davin melewati Cindy yang masih melongo, perkataan Davin terlalu pedas.

" Makanya jadi cewe jangan kecentilan, kalo kecentilan sama gw mah, gw ladein sih, hahaa" Ucap Rendi meledek, sambil berlau pergi mengikuti jejak kedua sahabatnya.

Mereka sampai diparkiran sekolah, kini parkiran tidak terlau ramai karena mungkin mereka sudah pada pulang, Davin dan sahabat sejolinya terbiasa dilambatkan beberapa menit. Karena malas jika masih ramai.

" woy, ada cewe cantik cuy" Ucap Rendi antusia. Sambil menggoyang-goyangkan lengan sebelah kanan Yudan.

" diem napa sih lo, kaya baru liat cewe cantik aja." Ucap Yudan malas.

" emang gw baru liat oon, makanya liat dulu." Akhirnya dengan terpaksa Yudan melihat wanita cantik yang dimaksud Rendi. Seketika senyuman wanita itu mengunci dirinya, jantungnya bedetak. Beneran cantik inimah, eh apaan sih.

" lebay luh biasa aja." Ucap Yudan berbohong, karena jika Rendi tahu pasti comel tuh bibirnya.

" ah lu mah, bentaran ah gw mau kenalan dulu, kuy. Jangan sampai lepas." Ucap Rendi beranjak dari motor ninja nya.

" Hai, boleh kenalan." Ucap Rendi percaya diri.

" wey, lo tuli apa, tuh cowo mau kenalan sama lo" colek salah satu sahabat nya, pada wanita yang diajak kenalan oleh Rendi.

" oh sama gw, gw Dina." UCap Dina tanpa melihat wajah Rendi bahkan tidak membals sama seklai juluran tangan Rendi. Karena saking fokusnya bermain hago, itulah kesukaan Dina bermain hago.

" Yah ko bisa sih gw kalah, ah bego, curang nih orang." Ucap Dina kesal Karena kalah bermain hago binatang domba hitam putih itu.

" lo sihh ganggu gw, ngapain sih mau kenalan sma guuu.." Ucapnya belum selesai, karena saat melihat siapa laki-laki yang mengajaknya berkenalan, ternyata ganteng.

" maaf-maaf, gw Rendi" Ucap Rendi.

" Ohh Kak Rendi, temen nya Kak Davin kan." Ucap Dina sambil cengengesan.

" iyah, loh ko tahu." Rendi merasa bingung, karena baru kali ini ia liat cewe cantik ini.

" yah tahu lah, siapa yang gak tau." Ucap Dina masih dengan senyuman manis nya.

" gw, gw gak tahu, ayo balik, atu gw tinggalin. Males banget gw jadi kambing conge." Ucap Nadine sewot, karena kaki nya pegal terus berdiri dan hanya mendengarkan dua makhluk ini. Nadine dan Syasya masuk mobil meninggalkan Dina yang masih mematung berdiri. Memang mereka selalu pulang bareng, Nadine lah yang selalu membawa mobil.

" euhhh, maaf yah Kak aku duluan." Ucap Dina dan langsung masuk mobil Nadine. Mobil Nadine langsung melesat meninggalkan parkiran sekolah.

" yah, yah sudahlah, heee jangan lah kau bersedih... gaje banget sih gw, kalemin gw bakel dapet inimah, gw lupa lagi belum minta no WA nya cuy, nanti ae lah." Rendi berjalan menuju motornya yang terpakir, percaya atau tidak percaya yang tersisa di parkiran sekolah hanya tinggal Rendi seorang diri. Bahkan sahabatnya pun meninggalkan nya.

' sahabat macam apa ini ninggalin gw sendiri, tidak memiliki prikemanusiaan, aduhh gw takut lagi, alone kan horror, gini amat sih nasib jomblo." Rendi memacu kecepatan motornya meninggalkan parkiran sekolah.

***

" ahhh lo tega Nadien gangguin gw sama Kak Rendi." Teriak Dina dengan suara so sedihnya.

" alah elo lebay, lagian masa lo tega gw jadi kambing conge lo, nanti aja kalo kalian berdua." Ucap Nadine yang focus pada jalanan.

" elo mah, gw mah ikhlas deh gak jadi sama Kak Davin juga, sama Kak Rendi juga gw mah hayu lah." Ucap Dina sambil senyum-senyum sendiri.

" gw kasih buat lo Sya, kasian aja gw sama lo, ngejar-ngejar mulu. Tenang gw bakal beralih dari status jomblo jadi kaga jomblooo." Lanjut Dina kepedean.

" ihh Dina, kan Kak Rendi baru ngajak kenalan doang, bukan nembak dan ngajak pacaran Dina kan, Dina jangan kebaperan, kasian loh kalo gak jadinya, nanti nyesek." Ucap Syasya so polos.

" iyah loh Dina bisa ajakan dia cuman ngebaperin lo doing, jaga hati lo baik-baik kalo gak mau sakit hati." Ucap Nadine nimbrung mengingatkan sahabatnya.

" ahhh, lo pada mah menggugurkan harapan gw, jadi sad kan Dinman, Dina manis." Ucap Dina sedihhh.

" ko Syasya jiji yah dengernya." Ucap Syasya sambil medelekan matanya.

" Iyah gw juga Sya jiji dengernya,hahah" Ucap Nadine sambil tertawa dan di ikut tawa oleh Syasya, yang di tertawakan makin kesel aja, bermuka cemberut, bibir manyun, dan kedua tangan dilipat di depan dadanya.

NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang