28. Memburuk

73 7 0
                                    

Sudah seminggu lebih Indi selalu datang ke rumah sakit dimana Asanas dirawat. Dan sudah seminggu juga Indi mulai berbaikan dengan Fatwa, bahkan karena keadaan Asanas Indi semakin mengenal dan dekat dengan anak Ultras.

Seperti siang ini, Indi yang belum mengganti seragam sekolahnya sudah berada didepan kamar rawat Asanas, bersama Dava dan Andika. Tadi Indi sudah mengajak Fatwa, tetapi Fatwa bilang ada urusan penting dan bila sempat nanti ia akan menyusul kesini.

Padahal niat Indi mau mempertemukan Fatwa dan anggota Ultras, yang Indi yakin mereka akan senang karena sudah lama mereka tidak bertemu.

"Nih yakin cuma dikasih buah?" Tanya Andika sambil menatap Indi.

Indi mengangguk mantap, hampir mengetok pintu sebelum ucapan Andika membuatnya ingin menjitak kepala lelaki tersebut bila tak mengingat bahwa ia teman kakaknya.

"Ngak mau dikasih dupa sama bunga gitu?"

Dava menendang betis Andika, sedangkan Indi mencoba bersabar dengan kelakuan sahabat Fatwa satunya ini.

"Lo kira kita mau apa?" Tanya Dava sambil menaikan sebelah alisnya.

" Ngasih sesajen?"

"Lo omong sekali lagi, gue tendang!" Ucap Dava pedas seperti biasa.

Andika menepuk bahu Dava sambil merangkulnya dengan satu tangannya yang tidak membawa buah "gitu aja ngambek, sini dipeluk sama aku."

Dava menggeser tubuhnya, mendekat ke Indi "lepas!"

"Udah-udah, ini kenapa jadi ribut. Jadi jenguk Asanas enggak?" Tanya Indi menengahi.

"Jadilah, ini Curut tinggal aja!" Bukan Andika yang berbicara, melainkan Dava  yang sudah angkat bicara dan mengetok pintu sampai terdengar suara "masuk" dari dalam.

"Yee, nih Dava aja kali yang ditinggal. Bisa aja dia bikin keributan di dalem." Tawar Andika.

"Lo yang harusnya ditinggal diluar pintu." Ucap Dava sambil mendorong Andika masuk.

"Yee, dikira gue anjing penjaga!" Gerutu Andika.

"Cocok." Jawab Dava sambil berjalan bersisihan bersama Indi.

Sesaat Indi masuk kedalam ruang inap Asanas, yang pertama ia lihat adalah Malik yang duduk disisi Asanas. Memang sejak Asanas masuk rumah sakit yang benar-benar ngotot untuk menjaga Asanas adalah Malik, bahkan ia tidak mau pulang dan sekedar makan pun ia harus disisi Asanas.

Indi jadi curiga bahwa Malik memang betul adik dari Asanas. Indi mengedarkan pandangannya keseluruhan ruangan, hanya ada sekitar 6 anak Ultras termasuk Sulis dan Malik yang berada di ruangan ini, bahkan mereka juga belum mengganti seragam sekolah mereka yang menandakan bahwa mereka juga belum sempat pulang kerumah.

Malik mendekat kearah Dava. "Dav, ternyata ada anak dari sekolah kita juga tuh."

Dava mengernyit bingung, lalu pandangannya jatuh kearah cowok dengan seragam sama persis seperti mereka pakai sekarang.

"Assalamualaikum."

Malik menoleh kearah pintu dan tersenyum sambil menyuruh Indi mendekat kearahnya "waalaikumussalam."

TrahisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang