i.

324 69 55
                                    


⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

allena jovel, namanya. gadis periang yang kini tengah duduk di depan sebuah cafè sambil menyesap iced coffee lewat sedotan berwarna kuning.

kakinya mengetuk-ngetuk trotoar jalan, sesekali kepalanya menoleh ke dalam cafè. menunggu seseorang yang tengah memesan hal yang sama seperti dirinya, felix baker.

“felix!” pekik allena, terkesiap dari tempat duduknya.

layaknya orang tuli, felix yang diteriaki hanya berjalan dengan santai sambil meminum iced coffeenya. tanpa mau menoleh pada gadis yang kini berjalan di belakangnya.

“tunggu dong.” kata allena, menarik pelan tas punggung felix.

mau tidak mau, felix berhenti. ia berdecih kesal, lalu meludah kesembarang arah. “apa? gua gak langsung ke rumah. lo balik aja duluan.”

allena mencari titik fokus ke sembarang arah. entah kenapa, hanya karena felix menatap matanya dapat membuat allena salting.

“aku check up hari ini, gak mau nemenin—”

“gak.”

allena menarik senyumnya. “kalo anterin aku pulang dulu—”

“enggak, len. gua punya banyak urusan, jangan manja.” celetuk felix, dengan muka bengis.


“eum... yaudah, aku puter arah ya. kalo kamu udah sampe—” allena berpikir sebentar. “...manapun, kabarin aku.”

walau allena telah memberitahu felix. ia yakin felix tidak akan menuruti, terbukti dengan sikap lelaki dingin itu yang langsung pergi dari hadapannya sebelum ucapannya selesai.


“jangan lupa pulang ke rumah!” teriak allena, sedikit berjinjit karena punggung felix hampir hilang di balik bangunan yang di lewatinya.


“jangan lupa pulang ke rumah!” teriak allena, sedikit berjinjit karena punggung felix hampir hilang di balik bangunan yang di lewatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝕔𝕚𝕣𝕔𝕝𝕖.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang