xiv.

118 43 19
                                    

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰


“lix, lo tau allena sakit apa?” tanya seoyeon, seperti biasa menyondorkan air mineral dingin pada felix.


felix melirik seoyeon. membuka tutup botol, lalu menegak airnya hingga tersisa setengah botol. “keluarga gua aja gak ada yang peduli sama gua. ngapain gua peduliin orang lain.”

“orang lain kata lo? lena bukannya cewek lo, ya?” gertak seoyeon, mengerutkan dahinya.

felix bergidik bahu. dirinya berdiri dari tempat duduk, kembali berjalan menuju ring lalu menshoot bola.

allena sakit apa?

nyatanya, perkataan dimulut tidak sesuai dengan hati. pikiran felix kacau, hingga bola basket yang berkali-kali ia lempar ke arah ring tidak ada satupun yang masuk.

felix melempar asal bola basket itu. mengambil tas punggungnya yang terkapar disudut lapangan.

“gua duluan.” pamit felix, pada seoyeon yang menatap bingung ke arahnya.


setelah, berjalan linglung ke arah loker milik allena. felix menaruh bunga mawar dan surat disana. “cepet sembuh, len.”

mengunci kembali loker allena, lalu berniat pergi ke rooftop untuk merileksnya tubuhnya.

sesampainya di rooftop, dirinya menemukan hyunjin yang tengah berbaring pada sofa lusuh. dengan kepercayaan diri, felix menghampiri dan duduk di salah satu meja yang rusak.

hyunjin melirik kecil pada felix, setelahnya menutup mata kembali. lelaki blasteran yang duduk diatas meja itu, mengorek dalam tasnya. mengeluarkan dua permen chupa chups.

melempar salah satu permen itu kearah dada hyunjin, membuat lelaki jangkung yang tengah rebahan itu mengeliat sinis padanya.

felix memasuki sebatang permen chupa chups ke dalam mulutnya. “allena suka itu.” tutur felix.

hyunjin terduduk. membuka bungkusnya lalu memasukkan permen yang diberikan felix ke dalam mulut.

“lo sok peduli apa udah peduli?”

“mulai sekarang dan seterusnya, gua bukan sok peduli tapi bener-bener peduli.” jawab felix, menatap lurus langit yang kekuningan.

” jawab felix, menatap lurus langit yang kekuningan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝕔𝕚𝕣𝕔𝕝𝕖.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang