xxi.

116 39 2
                                    

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰


felix, xinlong, ibu allena, serta teman dekat allena berdiri tak jauh dari ruang operasi. semua orang disana merapalkan doa.


pikiran felix kini kosong. sepatunya mengetuk-ngetuk lantai rumah sakit. matanya tak lepas dari pintu alumunium di depannya.


ibu allena memberikan beberapa surat pada felix. “allena nulis buat kamu.” katanya, sambil menyondorkan.

felix yang tengah bersender pada tembok, menoleh lalu mengambilnya. dilihatnya tempat surat yang pernah felix berikan diam-diam pada allena.

“felix izin ke taman sebentar, tante.” pamit felix, dan diangguki ibu allena.


teman-temannya disana menatap kepergian felix. hyunjin menepuk bahunya pelan. “semangat, bro! allena bakal sembuh.”

felix mengangguk. ia berjalan cepat menuju taman, membaca surat yang allena tulis untuknya.


23 oktober 2020.

hai, lix.

aku nulis ini jauh sebelum aku tau punya penyakit fatal yang sama kayak ayah. aku tau gejalanya, aku tau efek sampingnya. jadi, aku buru-buru nulis surat ini sebelum semua badan aku kaku.

aku tau, penyakitnya emang jarang banget bikin orang sembuh. tapi, aku masih mau liat ibu, xinlong, temen-temen, sama kamu.

aku juga tau, operasi gak akan ngaruh sama umur seseorang. tapi... operasi gak akan ngebantu nyembuhin penyakit ini, operasi ini cuma ngebantu biar aku kelihatan lebih sehat tapi gak sembuh total.

ya, itu kalo operasinya sukses. gimana kalo gagal? aku gak bisa liat kalian semua. doain operasinya nanti bisa berjalan lancar.

surat kamu udah aku baca, makasih udah sayang sama aku. aku ngertiin kok, kenapa kamu sikapnya kayak gitu.

kalo nanti aku masih ada, kamu gaakan ngerasa sendiri lagi, lix. tapi tolong, kalo operasi ini gagal, jangan benci siapapun. kamu bisa mulai lembaran baru sama temen-temen.

oke?

sicretly,
allena jovel,
ur gf.

felix tertohok. kakinya kini berlari kencang ke ruang operasi. mulutnya berteriak memanggil nama allena berulang kali. entah sadar atau tidak, semua orang yang berada disana memerhatikannya.

toh, ini rumah sakit? siapa yang tidak heran dengan teriakan seseorang.


“ALLENAAAA!!!”

air mata yang sempat tertahan dipelepuk felix kini meluncur. tangannya menggedor pintu alumunium itu. “ALLENAAAA!!!”

“lix, belum ada kabar dari dalem. tunggu sebentar lagi, jangan kayak bocah!” perintah hyunjin, menarik tubuh felix menjauh.

“GABISA, ALLENA SEHARUSNYA GAUSAH OPERASI!” felix kembali menggedor pintu alumunium itu.

ia sadar, kini dirinya egois.

ruangan yang ditunggu-tunggu itu pun terbuka. menampakkan wajah sang dokter.


“gimana, ma?” tanya seoyeon, menghampiri.

sang dokter terdiam cukup lama. matanya menatap lekat pada felix serta orang-orang yang tengah menunggu. kepalanya perlahan menggeleng.

“ARGGGGHHH!!!! ALLENAAAA!!!”

bakal dabel up, karna ini udah mau detik-detik part akhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bakal dabel up, karna ini udah mau detik-detik part akhir.

𝕔𝕚𝕣𝕔𝕝𝕖.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang