xi.

132 45 32
                                    


⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰



semenjak kejadian kemarin, felix masih saja tidak mempedulikan allena. ia malah terus melangkahkan kakinya lebar dan menulikan kedua telinganya.

untung-untung, allena tidak jatuh pingsan saat perjalanan menuju rumahnya.

pengumuman, kepada semua siswa sma pancakarya, diharapkan ke ruang aula. melihat teater dan tari. tidak ada yang membawa tas ataupun makan dan minum. terima kasih.


allena berlari ke arah lokernya. setelah membuka loker, ia begitu terkejut. sejak kapan mawar merah serta surat terletak di dalam lokernya?

“siapa yang ngasih?”

tanpa banyak berpikir, allena segera menyimpan buku paketnya disana dan mengambil mawar serta surat dari lokernya.

setelah berlari dari gerbang menuju loker di lantai dua, allena kembali berlarian ke kelasnya. setelah menaruh tas, allena sengaja membawa bekalnya ke dalam aula. ia tidak sempat sarapan karena kesiangan.

di dalam aula seluruh siswa dari kelas 12 hingga kelas 10 telah duduk dibangku yang disediakan. masih ada juga yang mencari bangku.

“gak boleh bawa makanan ke aula, lo tadi gak denger?” pekik doyeon, tepat di muka allena. gadis berbibir tebal serta berwarna medok itu menarik paksa bekal allena.

hingga tanpa sengaja, kotak bekal itu terjatuh ke lantai. “ups, maaf-maaf, gue cuma mau bercanda tadi.” kata doyeon, membantu memunguti roti isi milik allena.

allena hanya mengangguk. ia buru-buru berdiri dan berjalan cepat ke ruang ganti. acaranya akan segera dimulai.

sorry, ya. gue cuma bercanda kok tadi.” teriak doyeon, setelah melihat allena makin menjauh.

“gue gemeter dong ini.” heejin mempererat genggamanya dengan siyeon. ia gugup.

“nah, makanya pegang tangan gua aja.” sahut jisung, membuat wink. heejin yang memiliki sedikit rasa pada jisung itupun mencoba mengalihkan fokusnya.

“sekarang giliran penampilan dari teater! yeaaay.” teriak alumnus bernama pinky.

kelompok allena menaiki panggung. hyunjin terheran akan diamnya allena. ya, memang biasanya allena lebih banyak diam ketimbang bicara dengannya. tapi, gadis itu tumben-tumbenan memegang lengan hyunjin saat ingin menaiki panggung.

“lo gapapa—mimisan lagi, len.” cicit hyunjin, mengelap darah segar dari hidung allena dengan ujung lengan bajunya.

allena menggeleng. namun, darah dihidungnya belum juga berhenti. hyunjin panik, ia meminta banyak tisu pada seseorang di belakang panggung.


drama yang dibawakan kelompok allena berjalan cukup baik. kini detik-detik dimana adegan siyeon yang mati dipelukan jeno.

“jangan pergi.” bisik jeno, tepat ketika pipi siyeon menyentuh bahunya.

“WUUU ASIK-ASIK!”

bertepatan dengan sorakan serta tepuk tangan semua siswa dan guru yang ada di ruang aula, hyunjin berteriak. “LEN, ALLENA!” pekiknya, ketika tubuh allena tumbang ke arahnya.


 “LEN, ALLENA!” pekiknya, ketika tubuh allena tumbang ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ada yang bisa nebak,
penyakit allena itu apa?

𝕔𝕚𝕣𝕔𝕝𝕖.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang