vii.

147 52 20
                                    

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

“kamu beneran mau masuk aja hari ini?”


allena mengangguk dengan mulut menggulum permen chupa chups. “lena gak tau mau ngapain di rumah, bu.”


“ibu cuma mau ingetin, kamu jangan sampe kecapekan.” tutur sang ibu, mengelus rambut allena.


“ibu udah ngingetin itu dari kita masih di rumah, lho. allena beneran gak akan kenapa-napa, bu.”

kini gantian, ibunya yang mengangguk. “yaudah, jangan lupa makan.”


“iya, lena masuk dulu.” pamit allena, tak lupa mencium punggung tangan ibunya.


allena berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu sang ibu melajukan mobilnya. dididik dengan sebelah orangtua memang terasa sepi, tapi allena bersyukur, ibunya tidak terlalu gila kerja. ibunya masih bisa mengontrol anak-anaknya.


tangan allena melambai. setelah mobil berwarna merah itu melaju, allena memasuki gerbang sekolahnya. sedikit berlari agar cepat sampai di depan loker.


“loh, lix. kenapa berdiri di depan loker aku?” tanya allena, saat berpas-pasan dengan felix di lantai dua.


“siapa yang lo bilang berdiri di depan loker lo?”


allena menunjuk felix. “kamu.”


“ck, mau loker lo kek siapa kek, jangan ge'er dulu. yang lokernya disini juga bukan cuma loker lo.” celetuk felix, yang makin lama omongannya makin menajam.


lelaki itu berlalu sambil membawa baju olahraga. sedangkan allena tengah menatap kepergian felix.


setelah berada di dalam kelas yang penghuninya 99% telah duduk rapih di dalam kelas. salah satu guru prakarya memulai pelajarannya, namanya pak abian minhyun.


“jadi, pelajaran saya ada di hari apa aja?”


“selasa sama jumat, pak!” teriak seluruh murid kelas 11 ips 2.


pak minhyun memanggut. “saya mau buat tugas kelompok, kelompoknya boleh pilih random. tugasnya bikin teater atau tari, nanti tampil di aula hari jumat.”


“siap, pak!” sahut semua murid di kelas.

“bapak, ada urusan. jadi silahkan nentuin sendiri anggotanya. jangan lupa nama semua kelompok di foto, nanti ketua kelas kirim ke bapak.” kata pak minhyun, sambil berjalan keluar kelas.


lantas...,

“WOI, WOI GUA SAMA LO YA!”


“SIAPA NIH YANG MAU NAMPUNG GUA?”


“SINI SEKELOMPOK SAMA GUE, KITA TEATER AJA.”

“gua nunggu ada kelompok yang kurang anggota aja dah.”



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝕔𝕚𝕣𝕔𝕝𝕖.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang