♧
Sehun dan Soojung kini duduk berhadapan di salah satu meja di depan sebuah retail. Tangan Sehun terulur, mengambil alih sekotak susu yang Soojung pegang untuk membuka penutupnya. Soojung hanya diam mengamati.
"Terima kasih." Sebuah senyum terbit di bibirnya, yang dibalas Sehun dengan anggukkan pelan. Ia menatap Sehun sejenak sebelum meminum susu miliknya.
"Kau pemberani."
Soojung menelan minumannya lebih dahulu, dengan susah payah. "Maaf?"
"Kemarin, kau baru saja terlibat cekcok dengan Suzy. Meskipun tidak tepat dibilang begitu. Dan tadi, kau kembali lagi terlibat masalah dengan Yewon."
"Bukan sesuatu yang pantas untuk dibanggakan." Soojung menunduk sesaat, kemudian kembali mendongak, menatap Sehun penuh sesal. "Apa aku terlihat buruk?"
"Maksudmu?" Sehun menatap Soojung tidak mengerti. "Aku selalu terlibat masalah. Kali ini, mungkin aku bisa dibilang beruntung karena tidak perlu berurusan dengan guru kesiswaan. Lagi."
Sehun menatap Soojung yang kini menunduk. Yang ditatap hanya mampu mempertahankan posisinya. Berada di bawah tatapan itu selalu membuat Soojung bimbang. "Aku suka gadis pemberani."
"Hng?" Soojung menegakkan kepala mendengar jawaban pemuda di hadapannya. "Kau punya alasan untuk melakukan itu, Krystal. Dan aku menyukainya."
"Kenapa begitu?"
"Setidaknya itu jauh lebih baik daripada aku mendapatimu diam saja saat ada kasus pembullyan seperti tadi, kan?" Sehun tersenyum tipis. "Tenang saja."
Soojung diam tidak menanggapi, meski begitu, tak pelak bahwa kalimat Sehun barusan benar-benar ia pikirkan. Sehun, bisa dibilang mungkin satu dari sekian orang yang memaklumi perilakunya.
[Soojung] tapi kenapa rasanya berbeda jika dia yang bilang begitu?
Soojung menggeleng pelan, tangannya terangkat untuk mengetuk kepalanya sendiri. Mulutnya menggumam, "Heol! Aku pasti sedang tidak waras."
"Apa, Krys?" Mendapati Sehun yang justru bertanya malah membuat Soojung terkejut. Dirinya menggeleng dan tersenyum kikuk sebagai tanggapan. "Tidak ada."
"Baiklah. Apa kau sudah selesai? Kita bisa kembali ke sekolah sekarang."
"Haruskah?"
"Kau tidak mau?" Sehun mengerutkan dahi. "Sehun, tidakkah kau berpikir bahwa sekolah terlalu membosankan?"
Pertanyaan yang terlontar dari mulut Soojung membuat kerutan di dahi Sehun semakin dalam. "Tidak juga. Kau bosan?"
"Sejujurnya, ya. Oh, tidak juga. Hanya saja, kau tau, setiap orang pasti punya tujuan atau target setiap kali mereka melakukan sesuatu." Soojung menatap Sehun, yang kemudian dibalas pemuda itu dengan ekspresi penuh minat. "Sebagai seorang pelajar, salah satu alasan kenapa kita bersekolah dengan baik adalah untuk membanggakan orang tua, iya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise To Not Fall | complete √
FanfictionBerlatar di sebuah SMA di kawasan Kota Metropolitan Seoul, cerita ini bermula. Soojung, si gadis ceroboh yang tidak pernah tertarik untuk berhubungan dengan laki-laki, berakhir dengan Sehun yang berdasarkan kesepakatan. Awalnya semua terasa mudah, d...