♧
Sudah hampir seminggu Soojung tidak berangkat bersama Sehun. Hampir setiap hari pada minggu-minggu tersebut Sehun selalu datang ke rumahnya, menunggu di beranda rumah dan mendapati Yoona juga Yerim keluar dari daun pintu. Pertanyaan yang sama akan selalu Soojung dengar keluar dari bibir pemuda itu.
"Apa Soojung sudah berangkat?" Dengan raut wajah lesu dan tidak bersemangat karena jawaban apa yang akan keluar dari bibir Yoona setelahnya. "Ya, Sehun. Dia sudah berangkat lebih dulu beberapa saat yang lalu."
Nyatanya, Soojung tidak benar-benar sudah pergi ke sekolah. Itu hanya akal-akalannya saja yang meminta Sang Kakak untuk berbohong. Oh, semoga saja Tuhan tidak mengutuknya setelah ini.
Soojung bersembunyi di samping pintu utama. Menunggu hingga akhirnya Sehun dengan sorot mata kecewa dan wajah datar miliknya pergi meninggalkan pekarangan rumah bersama motor besar yang sudah beberapa kali Soojung tumpangi. Yoona kemudian akan memanggilnya keluar usai memastikan sosok Sehun menghilang di kelokan jalan, menatap Soojung penuh sorot tidak paham.
"Jangan memandangiku seperti itu, Kak."
"Apa yang salah dengan kalian?"
Yerim yang sejak pagi tidak mengeluarkan sepatah katapun ikut menyahut. "Salah. Pertanyaannya, apa yang salah dengan otakmu, Kak?"
"YERIM!" Soojung berusaha menggapai adiknya yang berdiri jauh di seberang Yoona. Membuat si Kakak tertua harus melerai pertengkaran yang bisa saja pecah pagi ini. "Soojung!"
Soojung berdiri diam sembari mendelik ke arah adiknya. Ditimpali Yerim dengan kekehan jail dan tengil. "Aku yakin Kakak sedang ada masalah dengan kekasihnya. Heol! Dasar bodoh. Pria seperti Oh Sehun itu terlalu pintar dan sempurna untuk gadis seperti Kakak."
"Paling tidak aku tidak lagi mengompol saat kelas tiga sekolah menengah pertama." Soojung membalas sembari menjulurkan lidah.
"Aku tidak mengompol! Aku sudah bilang jika itu air minum milikku yang tidak sengaja tumpah!"
"Dasar tukang mengompol!"
"Aku tidak mengompol!"
"Yerim tukang mengompol. Yieks!"
Kegiatan saling mengejek antara Soojung dan Yerim masih berlangsung, membuat Yoona yang berdiri di antara mereka memejamkan matanya sebal. "Sudah cukup kalian berdua!"
Soojung dan Yerim yang semula akan kembali mengeluarkan kalimat ejekan pun seketika terdiam. Kini, terlihat Yoona menatap galak ke arah mereka. "Masuk ke mobil dan aku antar kalian berdua. Soojung, kau duduk di depan. Yerim duduklah di kursi belakang."
"Tapi kemarin Kakak sudah duduk di kursi depan. Seharusnya hari ini giliranku!"
"Yerim..." Yoona berkata dengan nada yang tidak ramah sama sekali. Alhasil, Yerim yang sempat ingin kembali protes pun membatalkan niatnya dan memilih mengangguk patuh. "Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise To Not Fall | complete √
FanfictionBerlatar di sebuah SMA di kawasan Kota Metropolitan Seoul, cerita ini bermula. Soojung, si gadis ceroboh yang tidak pernah tertarik untuk berhubungan dengan laki-laki, berakhir dengan Sehun yang berdasarkan kesepakatan. Awalnya semua terasa mudah, d...