Sehun tertunduk lemas pada salah satu bangku kantin yang siang itu terlihat cukup ramai diisi oleh para mahasiswa yang sedang menikmati makan siang mereka.
Sudah sekitar dua minggu waktunya ia habiskan untuk mencari keberadaan Hana, namun tidak kunjung menemukan titik terang.
Semenjak kejadian malam itu, dimana Sehun lagi-lagi melukai hati nya, Hana seperti hilang di telan bumi. Semua akses komunikasi yang Sehun miliki tentang Hana tidak berguna sama sekali.
Terakhir yang Sehun dengar, Hana mengajukan cuti kepada dewan rektor kampus untuk waktu yang belum bisa ditentukan. Membuat hati Sehun terasa teriris ketika mengetahui nya. Hana menghindarinya sampai sejauh itu, pasti dirinya telah sangat melukai hati gadis itu.
Sehun bersumpah, tidak akan lagi menyentuh minuman sialan itu. Karena dirinya yang begitu lemah jika sudah dikuasai oleh minuman haram itu.
"SEHUN!"
Sehun yang semula menunduk lesu, langsung terperanjat kaget mendengar namanya di panggil seseorang dengan begitu lantang. Seorang gadis dengan senyum ramahnya datang menghampiri Sehun, dari jarak sepuluh langkah Sehun dapat melihat lesung pipi gadis itu muncul saat dia tersenyum ke arahnya.
Sehun menatap gadis dihadapannya dengan raut bingung. Sehun merasa familiar dengan wajahnya, hanya saja dia tidak mengenal siapa nama gadis itu.
"Gue Stella..." sadar akan raut bingung yang di tunjukan Sehun padanya, gadis itu pun memperkenalkan dirinya.
"Mungkin lo lupa, tapi kita pernah ketemu di fakultas gue, saat lo nyari Hana..."
"Ah..maaf, gue lupa..." ucap Sehun, sambil menunjukan senyum kikuknya.
"Oh iya, ngomong-ngomong lo masih nyari Hana ?" tanya Stella kemudian.
"Masih..."
"Gue masih nggak tahu---"Gue lihat dia tiga hari yang lalu..." potong Stella cepat, dan langsung mendapat tatapan antusias dari sang lawan bicara.
"Dimana?!"
"Tapi...." ucap Stella ragu,
"Tapi kenapa?" tanya Sehun tidak sabar.
"Gue nggak yakin, apa gue harus kasih tahu sama lo soal ini atau enggak...."
"Soal apa? Cepet kasih tahu gue, gue butuh banget informasi apapun tentang dia..." Tanpa bisa di cegah, Sehun mencengkram kuat kedua sisi lengan Stella, memohon.
"Gue lihat dia di rumah sakit, waktu gue nemenin kakak ipar gue cek kehamilan....."
Ada jeda sejenak sebelum Stella kembali melanjutkan kalimatnya.
"Gue lihat Hana keluar dari ruang praktek dokter spesialis Obgyn, mungkin ini alasan kenapa dia ninggalin lo Hun, dia hamil? Bayi dari laki-laki lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionDalam hubungan persahabatan antara laki-laki dan perempuan, tidak pernah sepenuh nya murni hanya menginginkan hubungan itu berakhir sebatas pertemanan. Pasti salah satu di antara mereka ada yg menyimpan perasaan lebih dari sekedar perasaan sayang p...