Setelah satu hari penuh tidak sadarkan diri, akhirnya Chanyeol membuka kedua matanya. Mata nya mengerjap beberapa kali, kembali terlintas di benaknya, hal terakhir yang dia lakukan sebelum semuanya menjadi gelap adalah saat dirinya menggeledah isi kamarnya untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya.
Pandangan nya sempat kabur, antara cahaya putih dan kuning, hingga semua nya menjadi jelas dia baru sadar dirinya berada di tempat yang sangat dia benci. Di atas sebuah bankar, dengan keadaan tangan terpasang infus di dalam ruangan serba putih, yaitu rumah sakit.
"Kau sudah sadar Chanyeol? Kau tau aku siapa ? Bisa ikuti arah gerak tangan ku ?" tanya seorang dokter yang sejak tadi berdiri di samping kirinya, sambil menggerakkan telapak tangannya ke kanan, lalu ke kiri bergantian.
Setelah Chanyeol merespon apa yang di minta oleh sang dokter, dokter itu lantas mengeluarkan sebuah stetoskop lalu mengarahkan ujungnya ke dada pria itu, di bantu seorang suster yang ikut memeriksa tekanan darah Chanyeol.
"Sudah berapa lama aku disini Prof?" tanya Chanyeol lemah, sambil memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pening.
"Satu setengah hari, kau tidur lumayan lama, kepala mu pasti sedikit sakit, tapi tidak apa-apa, itu wajar" ucap dokter itu setelah melihat pergerakan Chanyeol yang memijat keningnya.
Lalu hening. Hanya terdengar suara pergerakan suster yang sedang membereskan alat kesehatan nya. Hingga akhirnya suster itu meninggalkan ruang rawat Chanyeol, dan kini yang tersisa hanya ada Chanyeol dan seorang dokter tua dengan kaca mata nya yang menambah kesan sosok bersahaja itu.
"Kapan aku bisa keluar dari sini Prof?" tanya Chanyeol membuka percakapan.
"Dari pada kita membicarakan hal itu, lebih baik kita membahas tentang kesehatan mu Chanyeol" jawab dokter itu dingin.
"Kenapa lagi? Aku baik-baik saja, aku hanya lelah" sergah Chanyeol tak kalah dingin.
"Apa ada yang mengganggu pikiran mu akhir-akhir ini ? Kau terlihat stress, itu akan mempengaruhi kesehatan mu Yeol" tambah dokter itu lagi.
"Tidak ada, sudah ku bilang aku hanya kelelahan" kekeh Chanyeol.
"Baiklah, terserah kau saja, tapi....."
Kata-kata dokter itu terputus sejenak, melihat raut wajah dokter yang berubah menatapnya sendu itu membuat Chanyeol langsung mengerti kemana arah pembicaraan dokter itu selanjutnya. Sedetik kemudian dia membalikan tubuhnya menyamping, memunggungi dokter itu. Chanyeol tidak ingin dokter itu melihat ekspresi wajahnya saat ini.
"Chanyeol, kumohon pertimbangkan lagi apa yang aku katakan waktu itu, kau tidak punya wa-"
"Aku tau... aku mengerti, jadi berhenti lah, kumohon, aku tidak ingin mendengarnya" potong Chanyeol, suaranya terdengar parau, dan seketika dokter itu merasa bersalah.
"Juga EXO, aku tidak bisa meninggalkan mereka saat ini, tidak sekarang..." sambung Chanyeol kemudian.
Dokter itu sudah tau, Chanyeol pasti akan mengatakan jawaban yang sama. Sangat sulit memang merubah pendiriannya itu. Watak nya sangat keras.
"Hubungi aku jika terjadi sesuatu, atau mungkin jika kau berubah pikiran...." dokter itu menghela nafas nya dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya, "aku sangat berharap ada keajaiban yang mau membuat mu berubah pikiran yeol...semoga" setelah nya dokter itu meninggalkan Chanyeol yang masih dalam posisi memunggungi nya sendirian.
•••
Sehun kembali ingin membuat Hana sejenak melupakan eksistensi Chanyeol dalam pikirannya. Salah satu nya dengan cara membuat Hana sibuk berbahagia dan menghabiskan waktu bersama dengan Sehun. Ya, Sehun mungkin terdengar jahat, tapi dia ingin egois saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanficDalam hubungan persahabatan antara laki-laki dan perempuan, tidak pernah sepenuh nya murni hanya menginginkan hubungan itu berakhir sebatas pertemanan. Pasti salah satu di antara mereka ada yg menyimpan perasaan lebih dari sekedar perasaan sayang p...