"Baginda Prabu tidak senangkah melihat Putri Cendhani kembali?"
Airlangga yang sibuk dengan pekerjaannya, mengangkat kepala menatap Narrotama yang dengan setia duduk di depannya. Alisnya bertaut. "Apa maksud perkataanmu, Mahapatih?"
"Hamba lihat Baginda tidak terlihat senang bertemu kembali dengan Putri Cendhani."
Diletakkan pekerjannya sambil mengembuskan napas. "Ya, aku memang tidak senang melihat dia kembali lagi ke sini."
Narrotama mengerutkan dahi. "Tetapi kenapa? Apa Baginda masih saja membenci Putri? Bagaimanapun juga kan Putri Cendhani tetap Diajeng...."
"Dia bukan adikku! Berhentilah mengatakan bahwa gadis itu adalah adikku! Aku dan dia tidak sedarah, Mahapatih!" ucap Airlangga begitu murka. Ia sampai menggebrak mejanya dan berdiri.
Sampai kapan Narrotama akan berhenti mengganggap Cendhani adiknya, kesal Airlangga menatap Mahapatihnya yang masih menunduk. Mereka bahkan tidak sedarah. Lagipula, Airlangga tidak ingin sedarah atau bersaudara dengan gadis yang menyebabkan keluarganya kacau. Gadis itu sama saja dengan ibu kandungnya. Sama-sama membuat Airlangga muak. Kalau tidak karena wasiat mendiang Rama-nya, ia tak akan sudi membiarkan Cendhani tinggal di sini. Bahkan Wungsu, salah satu adiknya, kewalahan dengan laporan ilmu hitam karena keberadaan Cendhani.
Gadis itu hanya bisa membuat susah. Gara-gara ia, Airlangga sampai sempat dicurigai turut memiliki ilmu hitam warisan ibunya dan disebut tidak pantas menjadi seorang raja. Hal tersebut membuat Airlangga diungsikan ke tanah Jawa oleh Raja Udayana.
"Hamba mohon pangapunten sangat apabila perkataan hamba telah membuat Baginda Prabu lodra," ucap Narrotama menudukkan kepalanya dalam.
"Sudahlah. Jangan menyebut nama gadis itu di depanku."
Kepala Narrotama mengangguk, mengerti. "Hamba mengerti Paduka."
Namun, di lubuk hati terdalam, ia merasa sedih melihat sikap Airlangga yang selalu seperti ini pada Cendhani. Cendhani adalah gadis manis yang begitu baik hatinya. Ia tidak pernah terlihat murung di depan orang lain. Tidak pernah sekalipun marah, bahkan di saat Airlangga dengan terang-terangan pernah menyebutnya wabah. Paling tidak, Narrotama ingin suata saat nanti bisa melihat Airlangga bisa menghargai keberadaan Cendhani.
-oOo-
Brewok---suruhan Permaisuri Laksmi---membuntuti langkah Cendhani semenjak gadis itu keluar dari kamarnya. Pikirannya bertanya-tanya. Bagaimana bisa gadis yang saat ini melewati lorong panjang istana ini bisa baik-baik saja setelah dirinya mendorong tubuh gadis itu ke tebing. Mata kepalanya jelas sekali melihat tubuh Cendhani bersimbah darah dan napas pendek yang tersendat-sendat meregang nyawa di sana.
Apa mungkin Cendhani ditemukan lalu diselamatkan oleh seorang tabib hebat? Tidak mungkin. Brewok sangat yakin tidak ada yang sempat menemukannya di tempat yang terpencil tersebut.
Dahinya lantas mengerut dalam mengetahui Cendhani berjalan menuju ke halaman istana di malam hari seperti ini. Sungguh mencurigakan! Terlebih kepala Cendhani yang tengah celingukan ke kanan dan kiri. Seolah dirinya tidak ingin seseorang melihatnya sekarang. Hal selanjutnya yang membuat Brewok begitu terkejut adalah di saat ia melihat Cendhani memanjat pohon besar di dekat tembok batu istana.
Setahunya, Cendhani yang lemah lembut tak pernah bisa memanjat pohon. Namun kini, gadis itu malah duduk di atas dahan pohon sambil mengayun-ayunkan kakinya menghadap ke luar istana. Brewok yakin gadis itu bukanlah Cendhani yang asli. Cendhani yang asli pasti benar-benar sudah mati. Ia harus memberitahukan hal ini pada permaisuri.
-oOo-
Langkah Bidari mengendap-endap tatkala menyusuri lorong yang terhubung dengan pintu masuk penjara bawah tanah. Kepalanya celingukan, memastikan ia tidak akan tertangkap basah oleh Airlangga. Airlangga pasti akan curiga bila tahu dirinya mengunjungi penjara bawah tanah pada pagi buta.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATAKALA
Historical FictionBidari hanya seorang mahasiswi biasa. Hal aneh terjadi saat dia berkunjung ke rumah tantenya di Kediri. Mendadak, dia masuk ke zaman Kerajaan Kahuripan kuno dan melawan sosok mistis yang menjadi legenda masyarakat Jawa. Apakah dia berhasil kembali k...