12

4.8K 414 24
                                    

Sebelum aku dan Rafsya berpisah di sekolahan, anak itu membisiki aku sesuatu. Sesuatu yang amat mencengangkan.

"Kok bisa?!!Terus kamu hamil gak?!!"

"Cancan please deh! Aku ini kan cowok juga!"

"Iya maksudku, kamu gak kesakitan? Terus benih itu masih tertanam di dalam rahimmu?!"

"Cancan!! Aku ini cowok dan gak punya rahim!"

Tapi ya tetep aja. Dia sama supirnya itu udah melakukan hubungan seks secara nyata.

Dan supirnya yang jantan itu, menggagahinya dan memuncratkan spermanya di dalam tubuh Rafsya.

"Ayo kita ke dokter! Aku gak mau kalau nanti kamu sampai hamil, Raf!"

"Cancan, lama-lama aku bisa ketularan bego sama kamu nih. Udah ya, aku pulang dulu!"

Ckckck..., kok bisa ya, cinta indah itu terjalin antara supir dan anak majikkannya?

"Cancan, mau aku anter gak?!" Teriak Rafsya.

"Enggak, makasih!" Balasku.

Lagian, gimana mau bareng, orang aku udah pesen ojek online.

Tin.. Tin..

Perasaan aku itu pesen ojek online deh. Kenapa yang dateng malah honda jazz biru?

"Woii..!!"

Wajahku langsung berubah asem saat tahu siapa orang yang ada di dalemnya.

Aku cepat-cepat berbalik dan pura-pura gak kenal dengannya.

"Sialan lo!" Tukasnya seraya menahan tanganku.

"Mau ngapain sih?!"

"Gue sengaja kesini buat jemput lo, Cancan."

"Sok baik banget sih. Pake jemput-jemput segala!"

"Lo lupa ya, hari ini kan udah hari tepat dimana kita bikin perjanjian."

"Gak lupa tuh." Jawabku santai.

Akhirnya ojek online yang aku pesen dateng juga. Ini bisa jadi alesan buat ngindarin si Kak Nathan.

"Pak, anak ini gak jadi naik."

"Terus gimana?"

"Nih, gue yang bayar. Bapak pergi aja sana."

"Walahh, makasih Mas."

Kak Nathan tersenyum licik padaku. Dia baru aja mengusir ojek online itu dengan cara halusnya yang mengkamuflase.

"Ikut gue sekarang.."

"Kemana?"

"Ke bengkel. Gue bawa mobil ini, disuruh bokap buat service rutin soalnya."

"Ogah ah! Emangnya aku ini anak bengkel!"

"Ya enggak sih. Tapi badan lo itu bau oli bekas. Hhahaha..!"

"Ha-ha, lucu banget sih Kak Nathan.."

"Lucu ya? Boleh kali cium?"

"Ishhh, sorry ya. Aku ini cowok normal!"

"Siapa juga yang gak normal?!" Bales Kak Nathan ketus. Aku jadi ngerasa bersalah sendiri.

Aku gak tahu ini bengkel dimana posisinya. Yang pasti jauh dari rumah, sekolah, maupun rumah sakit tempat kerjanya papah.

"Nungguin gini kan lama banget..."

Aku pura-pura aja gak denger. Mendingan aku browsing-browsing sendiri deh.

SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang