10

5.2K 418 27
                                    

"Can.."

Suara Mas Yuda membuyarkan lamunanku.

Dia mengelus pipiku dan menarikku semakin menempel erat pada tubuhnya.

"Kok bengong sih?"

"Mas Yuda, aku boleh nanya sesuatu gak?"

"Nanya apaan?"

"Mas Yuda gay ya?"

"Sialan lo!"

Aku menelan ludah. "Terus, kenapa Mas Yuda mau tidur sama aku? Mana kita telanjang lagi."

"Eh Can, lo harus tau ya. Gue ini cowok normal! Gue masih doyan lobang memek cewek!"

"Terus kenapa Mas Yuda nyuruh aku ngisep? Udah gitu pake cium-cium segala lagi! Aku ini kan cowok, Mas!"

"Hah? Gue kira lo itu cewek, Can. Abisnya lo itu ngegemesin banget sih...!"

Aku udah mau marah sama dia. Tapi dia malah mencium dahiku berkali-kali.

"Can, gue itu emang bukan gay. Tapi kalo sama lo, gue gak tau kenapa bisa kayak gini.."

"Ohhh..." Aku pun berbalik memunggunginya.

Aku juga gak percaya, kalau semalaman tadi aku dan Mas Yuda tidur dalam keadaan telanjang bulet, dan dia terus memelukku erat sekali.

"Cancan jangan ngambek, nanti gue perkosa lagi loh.."

"Huh, gara-gara Mas Yuda aku jadi gak sekolah kan?!"

"Sekali-kali, Can. Mumpung gak ada papah sama si Rizal."

Mas Yuda membalik tubuhku paksa. Dia pun memintaku untuk menjilati putingnya.

Aku pun menurutinya. Rasa kulit Mas Yuda bercampur antara asin, gurih, dan kecut.

Baru aku ngisep pelan, dia udah kelojotan kayak orang kesurupan.

"Udah ah!"

"Kok gitu?"

Aku pun bangkit dari kasurnya. Perutku rasanya penuh banget. Gimana enggak, semaleman tadi aku dipaksa terus minum pejuhnya manusia itu.

"Can, mau dibeliin sepatu baru gak?"

"Alah, bokis!"

"Beneran, bego!" Tukas Mas Yuda sambil merangkulku. Kulirik rudalnya itu sudah berdiri lagi. Tapi aku sih ogah ya, kalo disuruh isep lagi!

"Nih, uang dari papah buat lo aja.."

Aku menoleh padanya. Kulihat gulungan uang kertas itu ada diantara bibirnya.

"Ambil nih.."

Aku menjulurkan tanganku. Tapi dia menepisnya.

"Pake bibir lo, tolol..!"

Plak!

Aku gampar aja pipinya itu.

"Gak mau nih?"

"Tau lah ahh..!!" Tukasku kesal. Kupakai kembali kaos dan celana pendekku.

"Nih.."

Kali ini Mas Yuda menjulurkan tangannya. Tapi aku gak boleh lengah. Jangan-jangan dia sedang merencanakan sesuatu lagi.

Dia tahu kayaknya kalo aku gak bakalan mendekat. Jadi dia melemparkan uang itu ke lantai.

"Makasih ya, Mas!!" Mataku langsung berbinar.

"Abis ini kita jalan ya, Can.."

"Kalo ke rumah sakit lagi, aku ogah!"

"Gak deh.."

SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang