3

6.5K 503 23
                                    

Gara-gara peraturan yang dibuat seenaknya sama papah, Rafsya jadi pulang besok paginya. Padahal tadinya dia mau nginep sampe malem minggu. Dan kita berdua udah nyusun jadwal tentang kegiatan apa aja yang akan kita lakukan berdua.

Aku bete dan kesel jadinya. Karena gak ada kegiatan, aku putuskan untuk jalan-jalan keluar aja sendirian.

Tok.. Tok..

Gak ada jawaban dari dalem, aku pun mendorong pintu kamar Mas Yuda. Aku meradang melihatnya yang lagi tidur pules di atas kasurnya itu.

Pinter banget sandiwaranya itu. Pagi-pagi tadi dia lagaknya udah bangun pagi, pake seragam sekolah, dan ikut sarapan bareng. Tapi pas papah sama Mas Rizal berangkat, dia malah balik lagi ke kamarnya dan tidur sampai sekarang!

Aku ambil hapenya yang tergeletak di di sebelahnya. Huh, lagi-lagi dikunci pake sidik jarinya. Mau gak mau aku harus meraih jempolnya dan...

"Mo ngapain lo?!"

Aku kaget bukan main, saat dia tiba-tiba bangun dan melotot.

"Mau pesen ojek online."

"Mau kemana?"

"Ke rumah sakit. Bete aku di rumah."

Namun yang aku lihat berikutnya, Mas Yuda menyunggingkan senyum teramat aneh, licik, dan mencurigakan.

"Gue horny nih.."

"Enggak ah!"

"Lo mau duit gak?"

"Alah! Paling juga nanti aku dibohongin lagi!"

Mas Yuda mengeluarkan uang dari dompetnya. Dan jumlahnya pun gak main-main! Rp 200.000 loh..!!

"Lo mau gak?"

"Bokis!"

"Beneran nih, gue serius."

"Sini dulu duitnya!" Aku mau mengambil uang itu, tapi Mas Yuda malah menariknya menjauh.

"Ada syaratnya.."

"Iya. Tapi siniin dulu."

"Gue bosen kalo cuma dikocok."

"Terus?"

"Lo isep gimana?"

Aku menelan ludah. Entah kenapa jantungku berdebar kencang. Membayangkan burung Mas Yuda itu ada di dalam mulutku? Seperti adegan di video porno yang pernah aku lihat di hapenya Rafsya.

"Gak susah bego. Cuma lo isep doang. Anggep aja lo lagi ngemut permen kaki."

"Mmm..."

"Tck! Gue tambahin gocap deh.."

"Cuma isep kan, Mas?" Suara serak dan berat. Aku masih dag-dig-dug.

"Iya."

"Uangnya...?"

Mas Yuda pun memberikan uangnya padaku. Rp 250.000 cash, kini ada di tanganku. Aku sampai gemeteran sendiri jadinya.

Lalu Mas Yuda pun membuka celana abu-abunya. Perasaanku makin gak karuan. Emang aku udah sering ngeliat bentuk rudalnya Mas Yuda. Dan aku juga beberapa kali udah coliin dia. Tapi untuk satu ini, aku...

Kulihat Mas Yuda udah tiduran terlentang dengan kedua tangannya yang diangkat ke atas, dan dijadikan alas kepalanya. Dia juga sengaja membuka kancing seragam sekolahnya. Jadi aku bisa melihat perutnya yang udah mulai terbentuk itu.

"Buruan, Can!" Mas Yuda pun gak sabar. Kini dia meraih hapenya, dan aku yakin dia pasti lagi nyetel video bokep. Buktinya, burungnya perlahan mulai berdiri.

SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang