Mina pov
"Putuskan Chanie atau kusebar video saat kamu berubah"
"Tidak mau!"
"Hya!!"
Aku langsung menyerangnya tanpa peringatan hingga dia berubah menjadi seekor kucing. Kami bertengkar sengit hingga aku memukul kepalanya dengan sepatu hak tinggi ku. Dia tergeletak seperti kucing yang sudah mati dan jangan tanya apa yang kini ada didalam fikiranku sekarang, yang jelas aku memasukkannya kedalam sebuah kandang kecil dan membuangnya dipinggir jalan setelah aku mengunci kandangnya.
Beberapa menit berselang, kulihat ponselnya berbunyi. Chanie menelponnya tapi aku langsung mematikan panggilan itu kemudian membuang sim card miliknya sedangkan ponselnya, aku membuangnya ditempat sampah. Aku bernafas lega telah menyingkirkannya tapi Hyunbin, mantannya itu selalu menghubungiku untuk menanyakannya.
************************************
Chan tak pernah datang padaku tapi jangan tanyakan tentang mantannya yang kini sudah menjadi tunanganku itu, dia sering sekali menginap didalam rumahku sampai-sampai aku merasa kalau kami hidup bersama dalam satu rumah.
"Hyunbin ah, pulanglah kerumahmu. Kamu masih ingat kalau kamu punya rumah kan!"
Dia hanya melihatku sekilas kemudian kembali mengunyah snack ditangannya
"Hya, pulanglah kerumahmu!! Hish, kenapa aku bahkan tidak bisa bebas didalam rumahku!!"
Lagi-lagi dia melihatku tapi kali ini dia tersenyum seolah sedang mengejekku. Aku mendudukkan diriku asal disampingnya, dia mulai menyodorkan snack yang tadinya berada diatas meja padaku
"Mau?"
Aku menatapnya sekilas sebelum akhirnya memasukkan tanganku kedalam bungkus snack itu
"Sepi ya tidak ada Jihyo"
Aku pura-pura tidak mendengar perkataannya hingga dia kembali mengoceh sendiri seperti orang gila
"Dia memang gadis pemarah, tapi semua itu karena hidupnya yang tidak mudah. Orangtuanya bahkan tidak tahu dia sering dibully di sekolah karena bentuk tubuhnya"
"Tadinya aku hanya kasihan dan membantunya agar dia tidak lagi dibully tapi nyatanya aku malah jatuh hati. Bagaimana kamu dulu bisa bertemu Chanie?"
Aku hanya diam karena sedang malas meladeninya. Tapi kata-kata yang saat ini sedang keluar dari mulutnya membuatku merubah cara berfikir ku tentangnya
"Manusia perlu kenangan manis untuk dikenang, kenangan manis yang akan mengobati hatimu perlahan saat kamu ditinggalkan. Hanya saja kenangan itu hanya untuk di ingat dan dijadikan pelajaran, bukan untuk digenggam"
Dia mulai memutar pandangannya kearahku
"Sekarang aku melihat masa depanku, suka tidak suka....kamu lah yang akhirnya harus bersamaku. Apa kamu sudah siap meninggalkan kenangan mu dan membuat kenangan baru bersamaku?"
Tangannya terulur tepat dihadapanku, pandangan yang tak pernah kulihat sebelumnya muncul perlahan
"Mungkin tidak sekarang tapi setidaknya aku akan segera membuka kembali hatiku setelah aku bisa melepaskan kenanganku bersamanya. Bagaimana? Apa kamu bersedia?"
Jujur selama ini aku selalu menggenggam kenanganku bersama Chanie karena aku berfikir hanya itulah kenangan terindah yang aku punya. Selama ini tidak ada seorangpun yang dengan tulus menerimaku sebagai teman tanpa mengharap sebuah imbalan. Kali ini aku menatapnya hingga dia mulai menaruh sanck ditangannya dan mulai mendekatkan wajahnya padaku
"Kamu mau apa?"
"Ada sesuatu di dekat bibirmu"
Aku mengusap wajahku hingga dia mulai tertawa
"Hya, kamu pasti habis makan coklat ya?"
Kali ini dia menurunkan tanganku dan mulai membersihkan sisa makanan itu dengan tisue tapi tak lama kemudian pria mesum itu menciumku sekilas
"Sudah malam, waktunya tidur" kali ini dia meninggalkan aku sendiri didepan televisi
Tapi tak lama kemudian dia kembali sambil membawa selimutnya dan mulai menyelimuti tubuhku
"Jangan tidur terlalu malam"
Dia mencium kepalaku kemudian segera memasuki kamar kosong ku yang kini dia tempati. Aku menangis seorang diri, merasakan perasaan rinduku yang masih tersisa untuk Chanie
"Aku membencimu tapi aku juga mencintaimu...."
Semua kenangan kami berputar di kepalaku hingga akhirnya aku terlelap karena terlalu lelah menggenggam kenangan kita. Selamat malam Chanie... aku akan melepaskan mu, melepaskan kenangan kita perlahan...
************************************
Sementara itu ditempat lain seorang pemuda memungut seekor kucing dan membawanya ke dokter hewan
"Bagaimana keadaannya?"
"Dia pasti akan pulih beberapa hari lagi"
"Terima kasih hyung"
"Hmm"
"Kucing cantik, aku tidak tahu kenapa pemilik lamamu membuangmu tapi aku berjanji akan selalu menjagamu" kata seorang pria sambil tersenyum menggendong kucing nya.
Pria tampan itu membawa Jihyo masuk kedalam dorm
"Mereka tidak akan marah kan kalau aku memelihara kucing dirumah? Tenang saja aku tidak akan membuang mu bagaimanapun caranya"
Dua orang pria memasuki rumah yang sama, sedangkan pria tadi kini sedang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam mereka bertiga
"Hyung...wah kucing!"
Pria bertubuh tinggi mendekati Jihyo dan mulai mengendongnya
"Hyung boleh aku menciumnya?"
Teriak pemuda tampan itu saat dua temannya sedang berada didapur, namun tak ada jawaban. Dia mulai mencium Jihyo dan langsung melempar jaketnya kearah Jihyo yang tidak memakai apa-apa dihadapannya. Tak lama dia menyentuh tubuh Jihyo dengan jari telunjuknya
"Hya, kamu tidak apa?"
Kini pria yang menemukan kucing itu hampir menjatuhkan mie ramen dalam panci sedang yang dia bawa sedangkan pria satunya hampir tak bisa menutup mulutnya
"Hyunjin ah, dia siapa?"
Masih nyambung gak sih ceritanya? Lama gak up, jadi takut feelnya ilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss me! (Jihyo X Bangchan)
FantasySeorang gadis berubah menjadi seekor kucing saat dia marah, hanya ciuman dari seorang pria yang bisa mengembalikannya ke bentuk semula. Bagaimana nasibnya?