part 15

239 43 7
                                    

Beberapa tahun berlalu, Jihyo masih berhubungan dengan Hyunjin dan hampir sepenuhnya melupakan keberadaan Bangchan

"Noona!!" Hyunjin mengangkat tangannya kearah Jihyo, Jihyo melambaikan tangannya

Tak lama mereka berpelukan

"Aku merindukanmu" Jihyo semakin mengeratkan pelukannya

"Sama, aku juga merindukan noona"

Sebuah ciuman singkat mendarat di bibir Jihyo hingga dari kejauhan seorang gadis terlihat sedang mengepalkan tangannya. Jujur saja tidak mudah bagi Jihyo untuk menjalani hubungan diam-diam seperti ini dengan Hyunjin tapi apa mau dikata, sedikit berita negatif pada Hyunjin tersebar bisa berakibat serius pada karirnya.

"Noona, bagaimana kalau aku mengumumkan hubungan kita?"

"Kamu sudah gila ya? Bagaimana kalau kamu diberhentikan sebagai idol?"

"Tidak apa, aku..."

"Hyunjin ah kalau kamu terus seperti ini lebih baik kita putus saja"

Bangchan sudah dari tadi mengikuti kemana Hyunjin pergi, pasalnya beberapa hari yang lalu dia melihat seorang gadis berada diluar dorm mereka tepat setelah Hyunjin kembali. Dia melihat dari jarak beberapa meter, gadis itu mengeluarkan sebuah pisau dan berjalan menuju arah Jihyo dan Hyunjin. Bangchan berlari dan membentengi Jihyo tepat saat gadis itu akan menyerang Jihyo, dia menahan beberapa tusukan hingga akhirnya dia terjatuh. Jihyo terdiam, air matanya mulai terjatuh melihat Bangchan berlumuran darah. Entah kenapa kali ini dia dengan berani menyerang gadis itu seolah Bangchan adalah seseorang yang berharga baginya tapi dia terjatuh tepat setelah sebuah tusukan mendarat didekat dadanya.

Jihyo tiba-tiba saja teringat sebuah cerita sedih yang sering diceritakan eommanya

Alkisah jaman dahulu kala hiduplah seorang gadis buruk rupa, dia tersesat di hutan saat sedang mencari kayu bakar. Saat itu dia tidak sengaja bertemu dengan seorang nenek tua

"Aku akan mengubah wajahmu menjadi lebih cantik tapi ingat kembalilah tiga puluh hari lagi untuk mengorbankan orang yang benar-benar kamu suka, kalau tidak wajahmu akan kembali seperti semula" kata nenek tua yang sudah mengubah wujudnya menjadi gadis cantik jelita

Awalnya sang gadis merasa risih saat orang mulai melihat wajahnya yang cantik dan mulai mengagumi nya, dia kembali menuju rumahnya. Dia adalah anak yatim piatu yang tinggal di rumah penampungan dan orang yang paling berharga baginya adalah seorang pemuda yang dia cinta yang tinggal ditempat penampungan yang sama. Si gadis menceritakan apa yang dialaminya pada pemuda itu

"Lalu bagaimana nanti, apa kamu akan benar-benar mengorbankan seseorang?"

"Entahlah"

Waktu terus berlalu, sang gadis mulai melupakan janjinya pada nenek aneh yang tinggal ditengah hutan. Sang gadis terlalu sibuk dengan perhatian yang para pria berikan padanya hingga tiba saatnya dia harus mengorbankan seseorang yang berharga baginya. Nenek itu dengan ajaib mendatangi sang gadis

"Apa kamu berniat mengorbankan orang yang kamu cinta atau memilih hidup dengan wajah mu yang lama?"

"Beri aku waktu satu hari lagi, aku akan..."

"Bunuh lah aku, akulah orang yang pernah dia cinta. Setidaknya aku tidak akan mati sia-sia" pemuda itu mendekati nenek tua dihadapannya

"Baiklah, aku ambil nyawa mu sebagai bayaran"

Awalnya sang gadis hanya diam saat sang pemuda menyerahkan dirinya pada nenek itu karena dia mengira kalau nenek itu tidak akan menyakitinya tapi tak lama kemudian air matanya mulai terjatuh saat melihat senyum di wajah pemuda yang rela mengorbankan jiwanya hanya agar sang gadis bisa hidup bahagia.

"Hiduplah dengan bahagia"

Sang pemuda terjatuh setelah nenek itu menusuk jantungnya

"Hidupkan dia kembali, kamu bisa mengambil nyawaku" kata sang gadis

Dia baru sadar kalau dia begitu mencintai pemuda yang baru saja nenek itu bunuh setelah melihatnya mengorbankan dirinya, jujur saja awalnya dia hanya mengira sang pemuda hanya menganggapnya sebagai teman dan bersikap ramah karena kasihan padanya tapi dia salah. Sang nenek pergi menghilang entah kemana, akhirnya sang gadis mengambil pisau dan membunuh dirinya.

"Jangan sampai kamu terlambat menyadari betapa berharganya seseorang saat dia tak lagi bisa ada disampingmu"

Jihyo kembali membuka matanya saat dia mendengarkan suara mesin penghitung detak jantung dari tempatnya berbaring

"Noona!" Hyunjin terkejut melihat Jihyo melepaskan alat yang menempel pada tubuhnya

"Chan, dimana Bangchan?"

"Dia...sudah..."

Jihyo berlari menuju sebuah kamar yang sunyi, perlahan dia membuka kain yang menutupi wajah Chan

"Chanie, bangunlah!" dia mengguncang tubuh Chan yang mulai dingin

"Chanie!! Aku janji mau menikah dengan mu kalau kamu mau membuka matamu!!"

Kiss me! (Jihyo X Bangchan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang