CHAPTER 3 : Bunda Untuk Sena

873 115 94
                                    

Seperti biasa gees, setiap Chapter di FF ini aku bakalan ninggalin Note

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa gees, setiap Chapter di FF ini aku bakalan ninggalin Note..

Monggo di baca, kalau gak mau ya udah ndak apa-apa...
😂😂😂😂

Selamat Membaca teman-teman
♥♥♥♥♥

———————Bunda Untuk Sena——————

Suasana gaduh di dalam kantor sudah menjadi makan sehari-hari untuk Jiyeon selama 4 hari ini, Jodi yang selalu bolak-balik bawa tas dan sepatu,  mbak Lucy yang yang selalu ribut gaun yang begitu cantik untuk pemotretan karena gemas ingin mencobanya atau Baekhyun serta Lastri yang tak pernah absen mengerjai Jiyeon.

Sepertinya yang waras di kantor ini hanya Jiyeon saja,  atau mungkin sebentar lagi Jiyeon juga akan mulai terkontaminasi oleh kegilaan ini.

"Ka Jiyeon, Anna boleh minta tolong gak." Ucapnya

"Minta tolong apa Na..?"

"hehehe belikan Anna minuman Ice Choco Greentea dan Donat dong." Katanya tanpa basa-basi dulu pada Jiyeon, setidaknya tanya Jiyeon sibuk atau tidak

Anna memang lebih mudah 2 tahun dari Jiyeon,  tapi dia lebih lama satu Tahun bekerja disini dari pada Jiyeon. Namun bukan berarti Anna bisa menyuruh-nyuruh Jiyeon seperti ini kan, padahal ada OB tapi kenapa harus Jiyeon.

Jiyeon sampai menghentikan ketikannya pada keyboard hanya untuk mendengarkan Anna yang meminta minuman Ice Choco greentea dan donat, memangnya tak lihat apa tumpukan kertas yang harus Jiyeon revisi dan mengaudit beberapa data. Berat betul hidup Jiyeon sebagai assisten Editing.

Pletak...

"Aaw" Ringis Anna memegangi kepalanya

Sebuah pukulan menggunakan papan jalar tepat mengenai kepala Anna, pelakunya adalah Roni. Dia dari bagian penata busana untuk pemotretan pada majalah, kalau kalian lihat sejenak mungkin dia tipe lelaki kemayu karena berhadapan dengan gaun-gaun cantik dan mahal, serta sikapnya yang sedikit eummm..begitulah.

Namun pada kenyataannya dia adalah pria tulen yang hangat serta berstatus Suami orang dengan 2 orang anak, mungkin mengikuti sistem pemerintah 2 anak cukup.

Jadi jangan berani-berani nya bilang Mas Roni gemulai, kalau tidak mau berakhir hamil tanpa pertanggung jawaban.

"Iih.. Pak Roni."

"Pak.. Pak.. Emang nya saya bapak kamu, udah di bilang panggil Mas, masih aja manggil bapak."

"Bodo... Lagian pakek di pukul segala kepala akunya."

"Biar tau rasa, memang nya kamu kira Jiyeon pembantu mu, dia juga punya pekerjaan."

Jiyeon bersyukur karena ada Mas Roni yang masih pengertian dengan beban kerjaan yang tengah Jiyeon hadapi saat ini. Sedangkan Anna masih saja mengusap kepalanya yang berdenyut karena di pukul.

BUNDA UNTUK SENA  [OSH]-[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang