13 Juli 2018

7 0 0
                                    

Aku adalah orang yang tak bisa —atau tak mau terlalu— akrab dengan orang lain. Sejak kecil, aku hanya bisa bertemandekat dengan beberapa orang saja. Aku pemalu, sekaligus pelupa —karibku yang kuingat namanya tak lebih dari sepuluh—. Selain faktor-faktor internal itu, ada beberapa hal luar yang mempengaruhi keenggananku untuk akrab dengan orang.

Salah satu dari beberapa faktor luar yang membuat aku enggan berakrab dengan orang lain ialah ketakutan terseret kepada kepemihakan yang terlalu. Meski aku paham bahwa tak mungkin seorang manusia ada dalam posisi yang sepenuhnya netral, namun setidaknya aku ingin agar hidupku tidak terlalu mengikuti satu sudut saja. Aku enggan menjadi kuda penarik kereta yang arah pandangnya dibatasi kacamata.

Memandang dengan satu kacamata saja, akan menjadikan manusia budak atas itu kacamata. Hal semacam itu, bagiku adalah dosa besar. Apalagi jika manusia telah terjerumus dan menjadi agen satu kacamata. Sesungguhnya manusia itu lebih rendah dari rendah itu sendiri.

Buku Harian EsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang