- PROLOG -

8.6K 187 1
                                    

Kau...

Kau yang selalu ku sayang,

Kau yang selalu ku cinta,
Kau yang selalu aku banggakan,

Dan

Kau... Yang ku anggap sebagai pahlawan.

Kau... Seperti matahari yang selalu menghangatkan.

Kau... Seperti pelangi yang selalu mewarnai hariku.

Kau... Seperti sang bulan yang selalu menemani malamku.

Kau... Seperti payung yang selalu melindungiku.

Dan kau juga seperti petir yang menyambar hatiku.

Kau...
Kau pergi,
Kau meninggalkanku,
Kau mengabaikanku,
Kau mencampakkanku,
Dan kau... Mengacuhkanku.

Aku...

Aku merasa seperti sebuah barang.
Yang selalu kau lindungi dan kau jaga saat barang itu masih baru.

Namun, akan kau buang saat barang itu mulai rapuh dan tak bermanfaat lagi bagimu.

Apakah kau menganggapku seperti barang itu?

Aku... Aku tak butuh jawabanmu. Aku hanya cukup tau.

Maaf bila selama ini ku menyulitkanmu. Tapi kau juga perlu tau, percayalah, bahwa karma itu ada. Dan akan datang saat waktunya telah tiba.

Terima kasih.

- Teruntuk kau yang pernah ku cinta, tapi buat ku kecewa (FAA) Dari ku yang kau beri luka (APR) -

[ALSYAVA]

==============================================


Di bawah rintikan hujan dan angin malam yang sangat dingin, seorang gadis sedang berteduh di halte bus seorang diri. Awalnya ia hanya ingin berjalan-jalan karena merasa bosan di rumah, namun saat di tengah jalan tiba-tiba hujan turun begitu saja membasahi bumi.

Ia berjalan cukup jauh dari rumahnya dan tak mungkin ia kembali ke rumah karena hujan yang semakin deras, sampai ia memutuskan tuk berteduh di halte bus itu.

Sudah setengah jam ia berteduh, namun hujan tak kunjung meredu. Ia menggosokkan kedua tangannya berharap bisa menghilangkan sedikit rasa dinginnya.

Ia tak tau harus berbuat apa, ia ingin kembali ke rumah, namun ia juga tak bisa menerobos hujan yang begitu deras. Hingga sebuah motor berhenti di depannya.

Sang empuh motor membuka helm fullface miliknya dan berlari meneduh di halte, tepatnya di samping gadis itu. Ia mengacak-acak rambutnya yang basah yang membuat ia terlihat lebih tampan. Karena ia terlalu sibuk mengeringkan rambutnya, ia tak menyadari keberadaan gadis tersebut.

Gadis itu hanya melirik sejenak, kemudian mengalihkan pandangannya kembali memandang rintikan hujan yang masih deras. Ia tak begitu peduli dengan orang yang berada di sampingnya itu, bahkan ia tak tertarik sama sekali dengan ketampanan yang dimiliki orang tersebut.

ALSYAVA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang