- ALSYAVA - 10

2.2K 87 4
                                    

"Tapi aku bahagia kok sama kamu. "


***

Alsya berjalan gontai memasuki rumahnya, ia tadi diantarkan Renza sampai ke rumah. Bukannya mengucapkan terima kasih atau apa kepada Renza yang sudah mengantarnya, ia justru langsung mengusir Renza.

Bukannya Alsya tak tahu terima kasih, tapi ia terlanjur kesal kepada Renza karena Renza sengaja mencari kesempatan dalam kesempitan untuk di peluk oleh Alsya. Tadi saat perjalanan pulang, Renza sengaja memlajukan motornya di atas rata-rata, hal tersebut membuat Alsya terkejut dan reflek memeluk Renza. Sedangkan Renza hanya tertawa.

Alsya membuka pintu rumahnya dan memasuki rumah tersebut, ia ingin segera sampai di kamarnya dan tidur, karena ia sangatlah lelah.

"Alsya! " suara tersebut mengintruksikan Alsya untuk menghentikan langkahnya. Alsya mendengus lelah, tapi ia tetap berbalik dan menghampiri sang empuh suara yang memanggilnya.

"Iya ma, ada apa? " tanya Alsya saat sudah berhadapan dengan sang mama, ia mengulas senyum tipisnya, walau sulit.

"Ganti baju, habis itu beli bahan masakan. Kamu masak yang banyak, karena nanti malam teman saya akan datang ke sini. " pinta Vira kemudian ia berjalan menuju kamarnya tanpa menunggu jawaban dari Alsya.

"Ingat, kalau teman saya ke sini. Kamu jangan keluar kamar! " tambahnya tanpa menoleh sebelum ia memasuki kamarnya dan menutup pintu kamarnya.

Sedangkan Alsya menghembuskan napasnya yang sungguh sangat berat. Ia lelah, tapi bagaimana lagi, ia juga tak boleh membantah perintah mamanya kan? Meskipun lelah, ia akan melaksanakan perintah mamanya tersebut.

Alsya melanjutkan langkahnya menuju kamarnya, ia segera mandi dan berganti baju. Setelah itu ia keluar kamar untuk memenuhi perintah mamanya tadi. Pergi ke supermarket.

Alsya memakai celana jogger berwarna hitam dan kaos putih yang terdapat tulisan 'I'm Strong Girl' berwarna hitam di tengah-tengahnya.

Ia tak perlu manaiki kendaraan untuk menuju ke supermarket, karena supermarket itu terletak di depan komplek perumahannya. Hanya butuh berjalan seratus meter dari rumahnya, ia sudah sampai di sana.

Ia masuk ke dalam supermarket tersebut dan dengan cekatan ia mengambil beberapa bahan masakan dan buah-buahan yang diperlukan untuknya memasak. Tak usah di ragukan lagi, ia sangat ahli dalam bidang masak-memasak, karena mamanya yang mengajarkannya. Mama, ah, kata itu sepertinya tak pantas ia utarakan. Karena mungkin akan membuat orang-orang bingung.

Sebenarnya mamanya itu baik atau jahat? Perhatian atau cuek dengannya?

Menurut Alsya, mamanya itu baik, tapi bukan mama yang tinggal di rumahnya saat ini. Melainkan mama yang entah kemana perginya, ia merindukan sosok itu.

Alsya sudah mengambil semua bahan yang ia butuhkan, ia segera menuju kasir untuk membayar belanjaannya tersebut.

Setelah itu ia kembali berjalan kaki menuju ke rumahnya. Ia berkali-kali menghela napasnya lelah dan menyeka keringat yang menetes di pelipisnya.

Saat sampai di rumah, ia disuguhi oleh tatapan tajam sang mama. "Kenapa lama? Main dulu? " tanya sang mama dingin.

Alsya terkejut, 'Lama? ' perasaan ia keluar rumah baru tiga puluh menit yang lalu, kenapa mamanya bilang lama? Apa mamanya terlalu terburu-buru karena takut temannya keburu datang dan masakannya belum jadi? Tapi bukannya mamanya tadi yang bilang kalau temannya akan datang malam nanti, sekarang jam masih menunjukkan pukul empat sore, masih banyak waktu untuk mempersiapkan masakannya bukan?

ALSYAVA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang