- ALSYAVA - 7

2.1K 78 2
                                    

Ting tung ting tung

Suara bel rumah membuyarkan lamunan Alsya. Dengan cepat Alsya bangkit dari tempat tidurnya dan segera turun ke bawah untuk membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.


Alsya membuka pintu, ia sedikit terkejut melihat siapa yang datang.

"Marsha?, " gumam Alsya.

Marsha hanya menampilkan deretan giginya yang membuat matanya menyipit, "Hai, Alsya. "

"Kok lo bisa tau rumah gue? " tanya Alsya bingung.

"Bisa dong, gue nggak disuruh masuk gitu? " tanya Marsha sambil memainkan alisnya.

"Sorry, ayo masuk! " ajak Alsya sambil sedikit menggeser posisinya agar Marsha bisa masuk.

Alsya mengajak Marsha ke ruang tamu dan Marsha hanya mengekori Alsya. Alsya mempersilahkan Marsha duduk di sofa ruang tamu, kemudian ia beranjak menuju dapur untuk membuatkan Marsha minum.

Sepeninggalan Alsya, Marsha duduk dan menyapukan pandangannya untuk melihat-lihat suasana di ruang tamu rumah temannya tersebut.

Pandangan Marsha terhenti di sebuah bingkai foto yang terletak di sebuah etalase di pojok ruang tamu. Marsha memicingkan matanya, ia bangkit dari duduknya kemudian berjalan mendekat ke arah etalase.

Saat sampai di etalase, Marsha meraih bingkai foto tersebut. Matanya melebar sempurna saat melihat foto itu, tangannya tiba-tiba gemetar, keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya. Tubuhnya mulai terasa lemah, bingkai foto yang berada di tangannya jatuh begitu saja dengan suara pecahan yang cukup keras.

Piar

Alsya yang berada di dapur segera menghampiri dimana suara pecahan itu berasal.

"Marsha lo nggak apa-apa? " tanya Alsya khawatir saat melihat wajah pucat Marsha dan bingkai foto keluarganya yang sudah tergeletak di lantai rumahnya dengan keadaan yang memprihatinkan.

Marsha tak menjawab, ia masih terdiam.

"Marsha, hei. Lo kenapa? " tanya Alsya lagi sambil menepuk pundak Marsha.

Marsha sedikit tersentak, kemudian ia menggelengkan kepalanya. "Eh iya, gue baik kok, Sya. Maaf, tadi gue nggak sengaja mecahin bingkai foto lo. " ucap Marsha.

Alsya tersenyum, "Nggak apa-apa kok. Tapi lo nggak luka kan? "

Marsha menggelengkan kepalanya, "Gue bersihin dulu ya, " ucap Marsha sembari hendak berjongkok untuk membersihkan pecahan bingkai foto tersebut.

Alsya yang melihat itu langsung menahannya, "Nggak usah, Sha. Biar gue aja, lo duduk aja ya, " ujar Alsya.

Marsha tersenyum, "Makasih, Sya. Kayaknya gue harus pulang dulu deh, ada urusan lain. Mungkin lain kali gue mampir ke sini lagi. Sekali lagi maaf ya soal bingkai foto lo. " ucap Marsha.

Alsya lagi-lagi hanya tersenyum, "Iya, santai aja. "

"Yaudah gue duluan ya, Sya. Assalammu'alaikum, " pamit Marsha sambil berjalan keluar rumah Alsya.

"Wa'alaikumsalam, " balas Alsya.

***

Seperti biasa, setiap hari Senin sudah menjadi kewajiban semua sekolah yang berada di Indonesia untuk mengadakan upacara bendera. Tak terkecuali SMA Garuda.

Sudah hampir setengah jam seluruh siswa-siswi dan guru berdiri di tengah lapangan dan ditemani oleh teriknya sinar mentari.

Dan sekarang saatnya penutupan upacara dan pembubaran pasukan upacara. Semua berbondong-bondong meninggalkan lapangan upacara menuju ke kelas mereka masing-masing.

Begitupula dengan Alsya dan Marsha, saat di tengah-tengah perjalanan menuju kelas, tiba-tiba Alsya memberhentikan langkahnya.

"Kenapa, Sya? " tanya Marsha yang ikut memberhentikan langkahnya.

"Lo duluan aja ya, gue mau ke toilet bentar. " ujar Alsya dan langsung berlari menuju ke toilet tanpa menunggu jawaban dari Marsha.

Saat sampai di toilet, Alsya segera masuk ke dalam toilet dan memenuhi panggilan alamnya. Setelah selesai, Alsya hendak keluar dari toilet, tapi ada satu masalah.

klek klek

"Lho, pintunya kok nggak bisa dibuka sih? " tanya Alsya pada dirinya sendiri.

Alsya tak menyerah, ia terus mencoba membuka pintu toiletnya.

Dok dok dok

"Apa ada orang di luar? Tolong buka pintunya! " teriak Alsya yang mulai panik.

Alsya terus berusaha, hampir setengah jam lamanya Alsya terjebak di dalam toilet itu. Alsya yang lelah terduduk di lantai toilet yang dingin.

"Aduh gimana nih? " panik Alsya dengan napas yang mulai tak teratur.

Pikirannya melayang ke kejadian beberapa tahun silam, keringat dingin tiba-tiba saja keluar dari tangan dan pelipisnya. Ia memejamkan matanya saat kepalanya mulai berdenyut.

"Papa, mama, tolongin Alsya ... Dia jahat sama Alsya ... " histeris Alsya kecil yang berumur sekitar tujuh tahun.

Lelaki berbadan kekar itu tersenyum yang membuat Alsya kecil semakin merasa takut.

"Alsya, Alsya nggak usah takut sama om. Om nggak bakal nyakitin Alsya kok, om cuma mau main aja sama Alsya. " ujar lelaki itu sembari melangkah lebih dekat ke arah Alsya kecil yang sedang meringkuk di pojok toilet sambil menangis.

"Nggak, om jahat sama Alsya. Om mau nyakitin Alsya. Alsya nggak mau main sama om, Alsya mau ketemu sama mama. " ucap Alsya kecil yang masih menangis.

Lelaki bertubuh kekar itu masih memasang senyumannya, ia mendekat dan semakin mendekat ke Alsya kecil. Saat ia sudah berada tepat di hadapan Alsya kecil, ia menjongkokkan tubuhnya.

Lelaki itu membelai pipi Alsya kecil yang basah dengan air mata, tangannya beralih menyingkirkan rambut Alsya kecil yang jatuh di pipinya dan menyelipkannya di belakang telinga Alsya.

"Alsya cantik, om mau main sama kamu sayang. Jangan nangis ya! " ujar lelaki tersebut.

"Jangan! " teriak Alsya histeris, air matanya terus mengalir tak terbendung lagi. Tubuhnya mulai melemah, ia menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan bayangan itu.

Alsya memegangi kepalanya yang semakin berdenyut. Tiba-tiba ada sebuah kotak berwarna hitam yang jatuh dari atas pintu yang sepertinya sengaja dilemparkan seseorang dari balik pintu melalui celah yang cukup besar di atas pintu.

Alsya membuka matanya saat mendengar suara benda terjatuh, ia melihat kotak hitam yang tergeletak di depannya. Dengan tangan bergemetar, Alsya mengambil kotak hitam tersebut. Ia membuka kotak hitam tersebut dengan pelan-pelan, dan...

"AAARRRRGGG!... "

============================================

Hai... Udah up nih. Telat ya? Maaf deh, hehe😅. Padahal rencananya chapter ini mau aku Up pada saat malam tahun baru, tapi nih tangan gatel banget pengin publish-in nih chapter. 

Semoga suka ya sama chapter ini. Jangan lupa vote dan commen ya.

see you next Chapter...
Follow my IG : @alungputri_06

HAPPY READING

ALSYAVA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang