Chapter Nine

13.9K 1.3K 78
                                    

sorry buat yang udah lama menunggu cerita ini... i love you guys





"Sepertinya ini ide bagus sekali. Bagaimana menurutmu?"

"Apa?"

Jisoo berdecak gemas menyadari Jennie yang sejak tadi tidak fokus mendengarkannya. Ia menyodorkan sebuah undangan yang tadi dikirimkan oleh driver Taehyung ke mansion Jennie. Jennie bahkan tidak membaca apa isinya.

"Kau belum membacanya, ya? Taehyung mengundang kita semua ke villa rental di Rainbow Falls, di Watkins Glen."

Jennie mengernyitkan kening. "Mengundang kita semua? Kapan?"

"Dua hari setelah pernikahan. Kau, aku, para bridesmaids serta pengiring pengantin pria. Sepertinya ia berniat memberi kita relaksasi setelah menjalani rutinitas menjelang hari pernikahan tiba. Apa kau berminat? Jujur saja, aku sangat menyukai ide ini. Sudah lama aku ingin ke air terjun itu, Jen."

Taehyung benar-benar bersemangat sepertinya. Jennie menatap kalender meja di tangannya. Sejak tadi ia menatap benda itu dengan tatapan putus asa. Hanya tinggal hitungan hari, mimpi buruknya akan terjadi.

"Jika kau menyukainya, kita pergi." Selama ada Lisa, aku akan ikut, tambah Jennie di dalam hati.

"Great! Aku akan memberitahu tim teman-teman kita secepatnya."

Jennie hanya mengangguk dan memperhatikan Jisoo mengetik pesan di ponselnya.

"Wah, mereka semua bersemangat. Terutama Lisa," ujar Jisoo beberapa menit kemudian. Jennie mengangkat kedua alisnya.

"Lisa bersemangat karena Taehyung mengundangnya?"

Jisoo tertawa. "Tentu saja bukan," sangkalnya. "Dia bersemangat karena bisa pergi berlibur denganmu, itu sudah jelas."

Jisoo tampak menyesal setelah mengucapkannya. Terutama setelah melihat perubahan di wajah Jennie.

"Maaf," ucap Jisoo lagi. Ia menyeruput minumannya dan tidak mendapat jawaban apa-apa dari Jennie. "Tidak, aku tidak perlu meminta maaf. Aku tahu aku tidak perlu mengucapkannya."

Jennie mengernyitkan kening. "Apa maksudmu?"

"Kau juga senang, bukan?" Jisoo bertanya tegas. Jennie memasang ekspresi datar.

"Aku tahu kau juga senang. Bagaimana jika aku mengatakan kalau Lisa tidak ikut pergi? Apa kau masih berminat untuk ikut?"

Jennie menghela napas. "Ya, aku senang Lisa juga ikut. Kau puas?"

Senyuman mengembang di bibir Jisoo. Ada sesuatu yang membuatnya senang namun Jennie tidak mengetahuinya sama sekali. Tapi Jisoo tidak ingin terlalu senang terlebih dahulu.

Ia hanya yakin bahwa sebentar lagi semuanya akan berakhir dan Jennie akan menemukan kebahagiaan sejatinya.

"Jennie?"

"Hmm?"

"Kau adalah sahabat terbaikku. Kau tak perlu sungkan berbicara denganku. Jangan ada rahasia di antara kita sebab aku sudah mengenalmu terlalu baik. Aku tahu...perasaanmu kepada Lisa belum pudar. Apa aku benar?"

Jennie POV

Aku menatap Jisoo cukup lama sebelum mengalihkan pandangan ke arah lain. Jisoo lebih lama berada di sampingku dibandingkan Lisa. Tentu saja ia mengenalku lebih baik. Ia juga mengetahui bagaimana teganya diriku ketika mempermalukan Lisa saat malam prom dulu. Itu kulakukan karena aku menyangkal perasaanku yang sebenarnya.

Namun aku membuat benteng dalam diriku agar Jisoo tidak mudah menebakku. Tapi Jisoo adalah seseorang yang dianugerahi indra keenam yang entah mengapa selalu menebak perasaanku dengan benar. Aku tidak bisa lari darinya.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang